Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Kreatif Mobile Games, Omset capai Ratusan Juta Rupiah

Telepon pintar dan gadget sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat modern.
Beberapa permainan games. Omset bisnis mobile games capai ratusan juta rupiah
Beberapa permainan games. Omset bisnis mobile games capai ratusan juta rupiah

Bisnis.com, JAKARTA -- Telepon pintar dan gadget sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat modern. Dengan adanya fitur-fitur canggih di perangkat bergerak tersebut, masyarakat kini bisa melakukan semua hal hanya dalam genggaman tangan. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain mengirim pesan, membaca berita, menggunggah foto ke media sosial, hingga memainkan game.

Seiring berjalannya waktu, jumlah konsumen yang memainkan game di telepon selular terus meningkat. Peminatnya bukan cuma konsumen dalam negeri, melainkan pengguna telepon pintar dan gadget di seluruh dunia. Tingginya permintaan konsumen dan luasnya pangsa pasar tersebut tak pelak melahirkan peluang bisnis nan potensial, yaitu bisnis pengembangan aplikasi game.

Fenonena tersebut tentu menarik perhatian para pengembang (developer) aplikasigame di tanah air. Pemainnya tak hanya pengembang besar yang telah eksis, para pengembang pemula pun beramai-ramai menawarkan beragam jenis permainan menarik nan atraktif.

Salah satu pelaku usaha yang berhasil memanfaatkan peluang menggiurkan tersebut adalah Muhammad Ajie. Di bawah bendera Tinker Games, dia dan tiga orang rekannya merintis bisnis pembuatan game untuk telepon genggam (mobile games) sejak 2011.

Ajie bercerita, dia dan teman-temannya tertarik terjun ke bisnis ini karena melihat potensi di industri kreatif, khususnya ranah digital.  Tim Tinker Games makin yakin untuk terjun memproduksi beragam permainan karena kesamaan hobi yaitu memaikan video game.

Selain besarnya peluang yang bisa digarap, dia menuturkan tujuan utama dari pembentukan Tinker Games adalah meningkatkan standar kualitas game lokal. “Banyak orang-orang  menganggap remeh produk dalam negeri. Padahal potensi pengembang game di Indonesia tak kalah dengan pengembang dari luar negeri,” ujar lulusan Institut Teknologi Bandung ini.

Dari awal terbentuk di tahun 2011 hingga saat ini sudah ada sepuluh mobile gameyang kami buat. Lima di antaranya sudah bisa dimainkan, yaitu Backyard Madness (Ovi Store), Pig Rider (Ovi Store), Soccer Girl Adventure (App Store & Windows Store), Paws!! Cat Attack (App Store), dan INheritage: Boundary of Existence (App Store).

Ajie menambahkan, game pertama Tinker Games dirilis di Ovi Store di tahun 2012.Game tersebut, yaitu Pig Rider, hingga saat ini telah diunduh lebih dari 80.000 pengguna. Banyaknya jumlah konsumen yang mengunduh permainan tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa permainan tersebut diterima pasar. “Jika ditotal, jumlah pengguna yang mengunduh permainan Tinker Games sudah di atas 150.000 orang,” katanya.

Soal tarif, masing-masing permainan dibanderol mulai dari US$1—US$3. Dari bisnis tersebut, Tinker Games berhasil membukukan omzet sekitar Rp100 juta setiap bulan.

Tinker Games bukanlah satu-satunya pelaku usaha yang berhasil memasarkanmobile games. Pengembang lain yang merasakan manisnya bisnis ini adalah Solite Studio. Perusahaan pengembang game yang dipimpin oleh Asadullohil Ghalib Kubat ini berhasil mencuri perhatian pecinta game di dunia lewat permainan Save the Hamster.

Awalnya, Solite Studio dibentuk karena proyek iseng-iseng belaka. “Waktu itu saya dan beberapa teman di kampus ingin mengikuti kompetisi sebuah kompetisi gamepada 2012. Tak disangka, waktu itu kami keluar sebagai juara,” ucap pria yang akrab disapa Ghalib ini. Dari situ, Ghalib dan teman-temannya mencium potensi bisnis nan menggiurkan. Setelah melalui berbagai diskusi, Solite Studio baru terbentuk  sebagai perusahaan pada 2013.

Ghalib mengaku dia dan teman-temannya memilih bidang mobile game bukan tanpa alasan. Menurutnya, tren penjualan mobile games lebih laris dibanding dengan aplikasi lain. Bahkan, dia memprediksi tren tersebut masih akan berlangsung di masa depan.

Solite Studio memang sudah memproduksi beberapa permainan. Namun demikian, baru game Save the Hamster yang dilepas ke pasaran. Permainan tersebut hingga saat ini masih di pasarkan untuk perangkat berbasis Windows Phone. “Kami berencana untuk memasarkan Save the Hamster ke perangkat berbasis Android bulan depan,” ucap lulusan jurusan Teknik Informatika Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur ini.

Kendati baru dirilis di Windows Phone, Save the Hamster sudah menorehkan prestasi luar biasa. Dari awal dilepas ke pasar hingga saat ini, jumlah penggunan yang mengunduh permainan yang mengasah otak ini sudah mencapai 500.000 orang.

Ghalib menuturkan, harga permainan Save the Hamster rata-rata berkisar antara US$1—US$2. Sayangnya, dia menutup mulut rapat-rapat ketika ditanya soal omzet. “Pokoknya cukuplah untuk menutup biaya produksi perusahaan setiap bulan,” ujarrunner up kompetisi Imagine Cup 2013 ini.

Soal peluang bisnis mobile games, Ghalib menuturkan pintu untuk meraih kesuksesan di bidang ini terbuka lebar dengan adanya bermacam-macam pasar (store) aplikasi di tiap-tiap basis  sistem (operation sistem atau OS). Dulu sebelum ada pasar-pasar tersebut, penyedia layanan game harus menjual game satu per satu.

“Dengan adanya application store, pengembang bisa fokus memikirkan bagaimana menghasilkan game berkualitas. Kalau game-nya bagus, nanti konsumen akan mengunduh dengan sendirinya,” kata Ghalib.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper