Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MICHAEL C. ELLIS: Ada Ledakan Pencurian Digital di Internet

JAKARTA: Aksi pembajakan ternyata tidak hanya menjadi mimpi buruk bagi industri musik Indonesia, industri film dunia, termasuk Hollywood pun mengalami dengan banyaknya pengunduh film via Internet. 

JAKARTA: Aksi pembajakan ternyata tidak hanya menjadi mimpi buruk bagi industri musik Indonesia, industri film dunia, termasuk Hollywood pun mengalami dengan banyaknya pengunduh film via Internet. 

 
Michael C. Ellis, Presiden dan Direktur Utama Motion Picture Association (MPA) dan Motion Picture Association International (MPA-I) kawasan Asia Pasifik, sejak 1999 bekerja sama melalui kemitraan dengan komunitas film lokal, pemerintah, dan lembaga penegak hukum untuk mempromosikan dan melindungi konten pada era digital. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai upaya yang dilakukan, berikut petikan wawancaranya dengan Bisnis.
 
Bagaimana MPA melaksanakan inisiatif edukasi untuk meningkatkan kesadaran perlindungan konten?
 
Selama bertahun-tahun kami terus melakukan kerja sama dengan pelaku industri kreatif lokal di tiap negara dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran terhadap nilai dari sebuah karya dan bagaimana para pelaku industri kreatif menggantungkan hidupnya dari sebuah film, bukan hanya aktor, ada penulis naskah, kameramen, hingga penata lampu.
 
Pada awal 2008, kami memperluas kerja sama dengan mitra lokal dalam kampanye kesadaran publik melalui sebuah trailer bertema What are You Really Burning? yang diproduksi bersama komunitas film lokal.
 
Debutnya selama 5 hari di pemutaran perdana film di China, Hong Kong, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan dan Thailand, di mana 250 orang termasuk diplomat dan wakil pemerintah, akademisi, dan mahasiswa, berkumpul untuk menghadiri peluncuran. Dalam waktu 2 minggu, diperkirakan 10 juta pemirsa di China telah melihat trailer.
 
Kampanye What Are You Really Burning? dirancang untuk membawa pentingnya perlindungan hak cipta untuk hidup dengan menampilkan wajah-wajah lokal konten dan lokal dan suara artis lokal.
 
Pada 2010 bersama komunitas film Taiwan kami meluncurkan kampanye regional pertama bertajuk Thank You yang merupakan cara industri menghargai dukungan dari penggemar film dan mengakui kontribusi mereka terhadap pertumbuhan dan semangat industri.
 
Video kampanye Thank You diluncurkan pada Agustus 2010 di Taiwan. Pada April 2011 Deputi Menteri Perdagangan Thailand membantu kami meluncurkan sebuah trailer yang sama. Pada Juli 2011 proyek serupa digulirkan di Malaysia.
 
Untuk Asia, di negara mana saja MPA telah berhasil meningkatkan kesadaran terhadap perlindungan konten?
 
MPA telah mendukung beberapa kampanye sukses dan pendidikan publik di beberapa negara, seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, China, Thailand, dan Selandia Baru. Kampanye ini telah menyebabkan kesadaran dan penegakan hukum meningkat.
 
Apakah Anda berencana melakukan kampanye sejenis di Indonesia?
 
Kami telah menjangkau komunitas lokal di Indonesia dan melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya tantangan yang dihadapi oleh industri di seluruh dunia.
 
Kami telah mengundang beberapa pembuat film Indonesia untuk bergabung dalam berbagai kegiatan seperti MPA Cicé Workshop dan APSA-MPA Film Festival Fund.
 
Sejauh ini respons memang masih lambat. Namun, kami berniat untuk terus mempromosikan inisiatif di Indonesia untuk mendukung perlindungan kekayaan intelektual. Pada waktunya kami akan melakukan kerja sama dengan komunitas kreatif di Indonesia.
 
Salah satu contoh kontribusi MPA untuk mendukung pengembangan industri film Indonesia dalam sebuah lokakarya film di Jakarta pada 2010 serta berpartisipasi dalam Festival Film Internasional Balinale 2010.
 
Lokakarya bertajuk Balinale Film Forum Industri dan Lokakarya Mahasiswa, dibuka oleh Menteri Mari Elka Pangestu, saat itu Menteri Perdagangan. Beberapa artis yang terlibat dalam festival pra event yang terlibat seperti Eross Djarot, Christine Hakim, Garin Nugroho, Rima Melati, Jajang C Noer serta pemerintah.
 
Bisakah Anda memberikan gambaran seberapa besar masalah proteksi konten di Internet?
 
Pada Januari 2011 terdapat beberapa laporan mengidentifikasi jumlah besar konten ilegal yang tersedia di dunia maya. Salah satunya laporan MarkMoniter memperkirakan bahwa volume lalu lintas ke sekitar 100 situs yang diyakini menjual dan mendistribusikan barang palsu dan bajakan. Mereka memperoleh lebih dari 53 miliar kunjungan per tahun, sebagian besar ke situs yang menyediakan konten digital curian.
 
Intinya adalah bahwa hampir seperempat dari lalu lintas di Internet melibatkan distribusi yang tidak sah copyrighted material seperti film, acara TV, musik dan video game. Hal-hal yang biasa disebut pembajakan, pencurian digital, download ilegal atau streaming yang tidak sah. Hal itu mencuri karya kreatif orang lain.
 
Para korban yang sebenarnya adalah semua jutaan orang yang bekerja di film dan televisi, yang mata pencahariannya bergantung pada penciptaan, penjualan dan distribusi materi berhak cipta.
 
Kami tidak menoleransi situasi di mana seperempat dari semua lalu lintas masuk dan keluar dari bisnis yang sah [supermarket, department store, gerai ritel] melibatkan barang curian, dan dengan demikian semua pihak harus tidak mentolerir ledakan besar pencurian digital di Internet. (LN)
 
Pewawancara: Fita indah Maulani
Bisnis Indonesia

 

SITE MAP:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper