Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Koperasi Nasari Perbesar Aset hingga Rp1,5 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA — Luar Biasa. Koperasi Simpan Pinjam Nasari Semarang, Jawa Tengah menargetkan posisi aktiva atau asetnya naik mencapai Rp1,5 triliun hingga Desember tahun ini dari poisisi Rp1 triliun yang tercatat hingga per 31 Agustus 2013.

Bisnis.com, JAKARTA — Luar Biasa. Koperasi Simpan Pinjam Nasari Semarang, Jawa Tengah menargetkan posisi aktiva atau asetnya naik mencapai Rp1,5 triliun hingga Desember tahun ini dari poisisi Rp1 triliun yang tercatat hingga per 31 Agustus 2013. Bagaimana caranya?

Chandra Vokav Saritua, Direktur Utama Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari,  mengatakan  untuk menunjang pencapaian target kinerja tersebut, pihaknya terus mengembangkan sistem informasi dan teknologi terkini.

”Selain itu meningkatkan kemampuan personal melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, sehingga seluruh pengelola dari tingkat manajer dan direksi,” katanya kepada Bisnis, Kamis (12/9/2013).

KSP Nasari saat ini memiliki sertifikasi kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Kementrian Koperasi dan UKM, Bapepam-LK, Bank Indonesia yang bermuara pada tata-kelola koperasi yang prudent dan profesional.

Sertifikasi tersebut setara dengan yang dimiliki perbankan serta mampu mengikuti kondisi perubahan usaha yang berkembang sangat pesat, sehingga harus mampu menangkap peluang bisnis yang semakin berkembang.

Menurut Chandra, KSP Nasari juga terus memperluas kerja sama di bidang pembiayaan maupun pendanaan dengan menggandeng perusahaan-perusahaan terkemuka seperti perbankan nasional dan PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan mengedepankan prinsip win-win profit dan win-win solution terhadap mitra kerjanya, dan telah menghasilkan sinergi positif yang berdampak pada kinerja koperasi yang saat ini memiliki 35 kantor cabang di seluruh Indonesia.

Jumlah pinjaman bermasalah atau NPL yang terjadi di Nasari sangat kecil, yakni 0,02 % pada posisi 31 Desember 2012. Ini membuktikan pengelolaan KSP Nasari sangat prudent dengan prinsip kehati-hatian dan profesional.

Ketua KSP Nasari, Sahala Panggabean, menjelaskan di tengah-tengah keprihatinan hegemoni asing yang menguasai berbagai bidang usaha seperti telekomunikasi, pertambangan, energi,  perdagangan ritel termasuk sektor financial atau perbankan, telah menyedot kekayaan bangsa Indonesia.

”Hal ini menyebabkan semakin terpuruknya kondisi perekonomian masyarakat secara luas serta mengancam kedaulatan negara Indonesia. Dampaknya juga terjadi pada kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu kenaikan harga seluruh barang dan menyebabkan peningkatan inflasi,” paparnya.

Sahala Panggabean yang juga Ketua Forum Komunikasi Koperasi Jasa Keuangan/Jasa Keuangan Syariah mengajak mitra kerjanya dan masyarakat semakin berperan aktif mendukung usaha perkoperasian. Ini harus dilakukan dalam upaya mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper