Bisnis.com, PEKANBARU—Urung menjadi dokter, perempuan berdarah asli Minang ini malah keasyikan berkarir di bidang perhotelan. Tidak terasa sudah 18 tahun Lusiyanti—demikian nama lengkapnya, meniti karir di perhotelan. Kini ia dipercaya menjadi General Manager Grand Elite Hotel Pekanbaru, sebuah hotel bintang empat di jantung Kota Pekanbaru.
“Background saya sebenarnya ekonomi, awalnya ngga ada niat masuk perhotelan. Cita-cita saya malah pengen jadi dokter karena ibu saya orang kesehatan,” ujarnya bercerita ketika ditemui di tempat kerjanya belum lama ini.
Usai tamat kuliah di Universitas Riau, Lusi mengaku ingin berkarir di bank. Namun ternyata nasib berkehendak lain. Ia mengawali karirnya menjadi bagian accounting di Hotel Mutiara Merdeka (dulunya Hotel Panghegar) di Kota Pekanbaru sejak 1995.
Berbagai level manajemen sudah pernah dijajalnya, mulai dari Sales & Marketing Secretary, Guest Relation Officer, Sales Executive, hingga Banquet Sales Manager. Baru pada 2005, Lusi pindah ke Quality Hotel Pekanbaru menjadi Sales Manager, dan terus naik karirnya menjadi Sales Marketing Manager, hingga Director of Sales Marketing.
“Tidak seperti hotelier [eksekutif di bidang perhotelan] pada umumnya yang suka pindah dari satu hotel ke hotel lain, saya hanya di dua hotel. Grand Elite ini dulunya namanya Quality Hotel. Owner kemudian mempercayakan me-manage hotel ini ke saya sejak pertengahan 2011,” jelasnya.
Karir Lusi di perhotelan bukannya tanpa tantangan. Lusi mengakui sejak PON digelar di Riau pada 2012 lalu, hotel di Pekanbaru terus tumbuh. Untuk menyikapi persaingan, ia terus melakukan inovasi-inovasi baru agar Grand Elite tidak kehilangan pesonanya. Demi meningkatkan pelayanan terhadap tamu, pihaknya menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan terhadap staf, baik dengan trainer dari internal mau pun mendatangkan expert dari luar negeri seperti dari Belanda.
Selain peningkatan SDM, perbaikan juga dilakukan terhadap produk sendiri seperti penggantian tempat tidur dan karpet, serta lebih detail dalam hal kebersihan dan kenyamanan. Sementara dari sisi makanan, pihaknya juga tidak henti melakukan inovasi agar tamu tidak bosan dengan variasi makanan yang itu-itu saja. Perbaikan demi perbaikan itu pelan-pelan membuahkan hasil.
Kini Grand Elite tetap menjadi pilihan utama peristirahatan para ekspatriat yang datang ke Pekanbaru, baik domestik maupun asing. Segmen bisnis merupakan segmen terbesar, di samping segmen pemerintah dan travel agent.
“Bulan September ini kami akan kedatangan pilot-pilot angkatan udara dari Republic Singapore Air Force. Mereka pesan 30 kamar, jadi mungkin yang datang sekitar 100 orang. Kami juga pernah kedatangan tamu dari Royal Thai Air Force saat mereka ada latihan terbang di Indonesia, khususnya di Pekanbaru,” ujarnya.
Kini setelah mencapai level GM, tidak banyak yang ingin dilakukan Lusi. Ibu empat anak berusia 43 tahun ini tengah merintis bisnis travel agent yang akan dibinanya sendiri, dengan support penuh dari sang suami. “Jadi masih ada kaitannya dengan hotel, hehe..,” ujarnya berseri-seri.
Kecintaannya pada hotel pelan-pelan merasuk dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan saat travel ke luar negeri pun, ia kerap memotret furniture, makanan, atau hal-hal menarik lainnya yang ada di hotel tempat dia menginap. Lusi hobi travelling tidak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri mulai dari negara tetangga sampai ke Eropa. Studi banding sekalian ya bu?
“Hehe..Saya suka foto-foto. Kalau kita travel itu kan positifnya adalah ada hal-hal kecil yang saya anggap menarik, itu saya foto dan saya implementasikan di tempat saya bekerja,” ujarnya.
