Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meneropong Peluang Bisnis Penyewaan Kendaraan

Kondisi perekonomian Indonesia pada 2014 masih menjadi tanda tanya. Sejumlah perusahaan mulai ancang-ancang mengencangkan ikat pinggang guna menghadapi ketidakpastian tersebut. Namun, beberapa lainnya melihat ini sebagai peluang.

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi perekonomian Indonesia pada 2014 masih menjadi tanda tanya. Sejumlah perusahaan mulai ancang-ancang mengencangkan ikat pinggang guna menghadapi ketidakpastian tersebut. Namun, beberapa lainnya melihat ini sebagai peluang.

Adalah bisnis penyewaan kendaraan yang digeluti PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) yang diproyeksi akan tetap menuai cuan di tengah kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi pada tahun depan.

Menghadapi kondisi tersebut, Prodjo Sunarjanto, Presiden Dirktur PT Adi Sarana Armada, memandang pelemahan ini justru akan menguntungkan bisnis penyewaan kendaraan, khususnya armada operasional bagi korporasi.

Menurut Prodjo, dengan perlambatan ekonomi, sejumlah perusahaan biasanya akan mengkaji untuk penundaan ekspansi dan pengetatan keuangan sehingga opsi menyewa kendaraan operasional lebih terbuka lebar dibandingkan membeli armada baru.

“Kami juga akan menyesuaikan biaya sewa jika terjadi perlambatan ekonomi. Kami bisa ambil kesempatan di tengah kondisi tersebut,” paparnya ketika berbincang dengan Bisnis beberapa waktu lalu.

Dalam kondisi ekonomi melambat, pihaknya memiliki kesempatan untuk menaikkan harga sewa karena kemungkinan besar harga mobil baru akan ikut naik, yang berarti akan dapat meningkatkan penerimaan.

Dia menuturkan pendapatan perseroan tidak hanya berasal dari bisnis penyewaan kendaraan, tetapi juga dari penjualan kembali kendaraan sewa yang telah memasuki usia batas pemakaian wajar.

Dari bisnis penjualan mobil bekas ini, pihaknya juga dapat meraup keuntungan lebih tinggi karena biasanya pada saat kondisi ekonomi melemah, harga mobil bekas justru melambung tinggi.

Kondisi ini dipicu oleh kecenderungan konsumen yang enggan membeli mobil baru karena meningkatnya bunga kredit akibat naiknya suku bunga acuan, serta dampak dari kenaikan harga jual mobil baru.

“Sebagai contoh, pada krisis 1998, harga mobil bekas itu naik gila-gilaan, bahkan sampai 300%,” paparnya.

Oleh karena itu, pihaknya saat ini terus berupaya menambah sejumlah armada baru dengan strategi khusus memilih kendaraan yang memiliki nilai jual kembali yang tinggi yakni jenis multipurpose vehicle (MPV).

Segmen Korporat

Direktur Keuangan Adi Sarana Armada Hindra Tanujaya menambahkan peluang rental kendaraan korporat untuk berkembang masih sangatlah  tinggi, meskipun sudah mulai banyak pemain baru yang merambah industri ini.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo), estimasi penjualan mobil pada tahun ini naik 10% dari 2012, yakni mencapai 1,1 juta unit dan sekitar 30% dari penjualan tersebut merupakan segmen untuk korporat.

“Jadi, sekitar 310.000 unit mobil yang dibutuhkan untuk pasar korporat,” ungkapnya.

Pihaknya kembali akan menambah armada baru sebanyak 4.000 unit pada 2014 dengan menganggarkan belanja modal senilai Rp800 miliar yang diperoleh dari pinjaman bank dan kas internal.

Kini total armada yang perseroan miliki mencapai 12.500 unit, sekitar 4% dari total pasar mobil korporasi. Dengan rencana tersebut, pihaknya akan memiliki armada sekitar 16.500 unit pada tahun depan.

“Bisnis ini juga disukai oleh bank, karena perputaran uang dan jaminannya jelas, yakni kendaraan itu sendiri,” ungkap Prodjo.

Sebagai informasi, saat ini perseroan tengah merampungkan proses untuk mendapatkan pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) senilai Rp400 miliar untuk menambah armada baru sebanyak 2.500 unit.

“Kami tidak memilih opsi penerbitan obligasi mengingat risiko yang tinggi karena adanya kemungkinan meningkatnya bunga yang harus dibayarkan seiring risiko inflasi,” katanya.

Bisnis sewa kendaraan tampaknya cukup tahan banting. Ini juga yang mendorong sejumlah perusahaan mulai menjajaki lini usaha tersebut. Sebut saja salah satunya PT Mitra Pinasthika Mulia  Tbk. (MPMX).

Mitra Pinasthika yang usaha dasarnya bergerak di bidang manufaktur otomotif, mulai dari penjualan sepeda motor, oli, pembiayaan otomotif, hingga penyaluran produk Nissan dan Datsun, serta bisnis penyewaan kendaraan.

Di bisnis sewa kendaraan, perseroan telah mengakuisisi  perusahaan penyewaan kendaraan PT Surya Anugrah Kencana untuk memperbesar armada dari bisnis sewa kendaraan perseroan senilai Rp220 miliar.

Melalui PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, perseroan menambah jumlah armadanya sebesar 85% menjadi 13.030 unit dan memberikan peningkatan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan induk dari 5% menjadi 6%.

Uniknya, Mitra Pinasthika dan Adi Sarana Armada punya kesamaan. Pertama, mereka sama-sama baru melepas sahamnya ke publik. Kedua, para petinggi di kedua perusahaan tersebut merupakan pentolan grup PT Astra International Tbk. (ASII).

Tossin Himawan yang menjabat komisaris Mitra Pinasthika memiliki pengalaman 40 tahun di dunia otomotif. Dia pernah bekerja di Astra selama 1972 – 2009 dan mengenyam sejumlah jabatan penting di grup otomotif terbesar nasional tersebut.

Sementara itu, Prodjo juga pernah bekerja di Astra sebagai Presiden Direktur PT Astra International - Toyota Sales Operation (Auto 2000) (2005-2010), Pengurus Koperasi Astra (2000-2010), Komisaris PT Serasi Autoraya (2006-2007), dan Presiden Direktur PT Serasi Autoraya (1994-2005).

Kedua mantan petinggi Astra tersebut tampaknya melihat setitik cahaya terang melalui bisnis penyewaan kendaraan di tengah mendung kelam yang saat ini sedang menggelayuti perekonomian Indonesia.

Dan satu lagi, jangan lupakan pergerakan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) yang melepas saham PT Indomobil Multi Jasa Tbk. ke publik guna mendanai ekspansi anak usaha tersebut yang salah satunya bergerak di bidang penyewaan kendaraan melalui Indorent.

Apalagi, persaingan di pasar mobil juga semakin ketat yang ditandai mulai melambatnya pertumbuhan grup Astra dan kinerja Indomobil yang kurang memuaskan. Menarik untuk disimak bagaimana kekuatan bisnis penyewaan kendaraan ini ke depannya. Apakah lini usaha ini mampu bertahan atau justru perlahan ikut memudar? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper