Bisnis.com, JAKARA - Salah satu faktor yang melatarbelakangi dibutuhkannya orang luar dalam perusahaan keluarga adalah seringnya terjadi ketidaksepakatan di antara anggota keluarga lantaran faktor emosi. Oleh karena itu pula, Brunata merekrut Michael Staal untuk menjabat sebagai CEO.
Brunata, perusahaan keluarga asal Denmark penyedia sistem pengukuran penggunaan energi bagi rumah dan bangunan, yang didirikan oleh Jens Peter Fischer Hansen.
Sayangnya, tidak semua perusahaan siap menerima eksekutif non keluarga. Alasannya bias bermacam-macam.
Salah satunya lantaran keengganan untuk membuka diri, terutama berkaitan dengan informasi tentang kondisi perusahaannya. Mereka tidak mau pesaing mengambil keuntungan terkait kondisi internal perusahaan.
Mereka juga khawatir karyawan akan hengkang bila mendapati kondisi perusahaan ternyata memprihatinkan. Atau mungkin juga pemilik perusahaan keluarga merasa bersalah karena menumpuk-numpuk kekayaan, sementara pada saat yang sama karyawan tidak mendapat konpensasi yang layak.
Apapun alasannya, eksekutif non keluarga tidakakan merasa nyaman bekerja di perusahaan keluarga yang tidak transparan. Kebanyakan eksekutif keluarga adalah orang-orang cerdas, profesional, serta memiliki idealisme yang tinggi. Mereka bersedia berbuat yang terbaik, baik demi diri maupun demi perusahaan tempat mereka bekerja.
Ketidaktransparanan tentu akan menghalangi para profesional berbuat yang terbaik lantaran kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Oleh karenanya, wajib hukumnya bagi perusahaan keluarga untuk menyadari pentingnya transparasi. Tujuannya agar semua pihak merasa nyaman lantaran masing-masing memiliki ekspektasi yang jelas.
*) Patricia Susanto, CEO of The Jakarta Consulting Group