Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanaman Hias Terrarium Mendulang Untung

-Membudidayakan tanaman hias adalah hobi yang digemari masyarakat Indonesia. Selain bisa memberi udara segar, aneka tanaman hias tersebut mampu mempercantik hunian. Kebiasaan menanam pohon makin populer seiring merebaknya gaya hidup alami.
Tanaman hias. Tanaman Terrarium mendulang Untung/Bisnis
Tanaman hias. Tanaman Terrarium mendulang Untung/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA --Membudidayakan tanaman hias adalah hobi yang digemari masyarakat Indonesia. Selain bisa memberi udara segar, aneka tanaman hias tersebut mampu mempercantik hunian. Kebiasaan menanam pohon makin populer seiring merebaknya gaya hidup alami.

Meski banyak manfaatnya, banyak masyarakat mengalami kesulitan. Semakin sempitnya lahan, khususnya di daerah perkotaan, membuat masyarakat tak lagi memiliki ruang terbuka di rumah. Masyarakat yang tinggal di atas lahan sempit atau apartemen harus berbesar hati karena tak memiliki taman.

Belum lagi masyarakat harus menyisihkan waktu untuk menyiram dan member pupuk agar tanaman tak mati. Padahal, sebagian besar masyarakat modern menyisihkan waktu untuk beraktivitas di luar rumah.    

Permasalahan ini ternyata dimanfaatkan sebagai peluang bisnis oleh beberapa pelaku usaha. Mereka menawarkan alternatif tanaman dengan bentuk yang unik, yaitu terrarium. Seni dekorasi tanaman yang berasal dari Inggris ini terlihat seperti akuarium berisi aneka jenis tanaman. Peminat produk terrarium pun terus meningkat lantaran berbentuk unik, tak memakan tempat, mudah dirawat. Bisnis ini diklaim makin subur karena masih sepi pesaing.

Ani Kristiani adalah salah satu pelopor bisnis terrarium di Indonesia. Dia merintis bisnis ini sejak 1995. Menurut dia, alasan terjun memproduksi terrium tak lain karena ingin membuat variasi tanaman hias.

“Rata-rata tanaman hias yang dijual di pasar ditanam menggunakan tanah dan pot. Saya ingin membuat sesuatu yang beda dan menemukan jenis terrarium. Sebelum memulai bisnis, saya belajar dan banyak berlatih,” ujar sarjana pertanian dari Institut Pertanian Bogor ini.

Terrarium, menurut Ani, biasanya diletakkan di dalam ruangan. Dia menempatkan tanaman di dalam wadah yang terbuat dari kaca. Lantaran luasnya terbatas, dia memilih tanaman yang bisa tahan di dalam ruangan dan pertumbuhannya lambat.  

“Terrarium sangat cocok di letakkan di dalam ruangan. Selain menjadi elemen percantikan, tanaman hias ini juga mampu memasok udara bersih,” ujar pemilik Cristata Puri Bunga ini.

Rata-rata pihak yang tertarik membeli terrarium adalah perempuan atau ibu rumah tangga. Namun demikian, menurut dia, pasar terrarium sebenarnya terbilang luas. Banyak bapak-bapak atau anak muda yang membeli akuarium tanaman ini sebagai hadiah bagi keluarga atau teman.

Ani memasarkan produk terrarium melalui berbagai cara. Selain membuka lapak di pameran pertanian (agrobisnis), dia juga mempromosikan produk buatannya melalui akun jejaring sosial di dunia maya. “Saya juga sering datang ke beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan. Di samping mengajarkan cara membuatnya, saya juga menjual terrarium yang sudah jadi,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, terrarium buatan Ani makin dikenal masyarakat. Selain banyaknya model terrarium yang sudah dibuat, permintaan masyarakat pun terus meningkat. Dia bisa membuat 50—100 terrarium setiap bulan. Jumlah tersebut disesuaikan  dengan jumlah pesanan konsumen.

Dia membanderol terrarium mulai dari Rp50.000—Rp2 juta per buah. Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran, jenis tanaman, dan tingkat kerumitannya. Dari bisnis ini, Ani bisa meraup margin keuntungan hingga 100%.

Selain menjual untuk konsumen (end user), dia juga menyewakan terrarium miliknya ke perusahaan. Syaratnya, perusahaan minimal menyewa 3 terrarium dalam jangka waktu paling cepat 6 bulan. “Harga sewa terrarium mulai dari Rp180.000 per unit setiap bulan,” katanya.

Ani mengakui bagi pelaku usaha yang ingin terjun ke bisnis ini harus memiliki pengetahuan tentang tanaman dan estetika. Selain cermat memilih tanaman yang cocok dibudidayakan di dalam wadah kaca, pengusaha juga harus bisa menata aneka tanaman dan media tanam agar terlihat apik.

“Membuat terrarium dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian. Selayaknya membuat karya seni. Kadang kalau saya merasa tidak sreg dengan desainnya, saya akan membongkar ulang dan memulai dari awal,” ujar Ani. Ani mengaku mampu menyelesaikan sebuah terrarium dalam waktu 30 menit—1 jam.

Dia membuat dua jenis terrarium, yaitu basah dan kering. Perbedaan dua jenis ini terletak dari pemilihan tanaman. Untuk terrarium basah, Ani memanfaatkan tanaman berdaun, misalnya palem mini dan siri gading. Di sisi lain, dia menggunakan kaktus, succulent, sansiviera, dan bambu jepang untuk terrarium kering.

Kendati memiliki prospek cerah, Ani tak menampik bahwa bisnis tanaman hias memiliki tren tertentu. “Bisnis tanaman hias memang naik turun. Agar stabil, pelaku usaha harus mampu membaca selera pasar dan mengasah kreativitas. Semakin unik produk yang kita tawarkan, semakin besar juga peluang konsumen ingin memiliki produk kita untuk diletakkan di rumah mereka,” kata Ani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper