Keadaan yang sama juga saya alami saat remaja. Saya terbiasa berburu di hutan dengan anjing-anjing pemburu yang terlatih untuk mendapatkan daging hewan buruan untuk bisa dijadikan bahan makanan untuk bertahan hidup. Inilah kemandirian yang saya pelajari sejak usia muda.
Sementara itu, China mendominasi di cabang-cabang olahraga seperti loncat indah, badminton. Rata-rata cabang olahraga yang mereka menangi ialah yang membutuhkan "sense of arts and skills” yang tinggi. Ini juga yang saya temukan dalam tulisan dan kaligrafi Cina, yang sarat dengan pesan dan rumit.
Apa yang bangsa Indonesia menangi di olimpiade lalu? Angkat besi. Atlet kita meraih medali perak di cabang olahraga angkat besi.
Kemudian saya mencoba menarik kesimpulan dengan menghubungkan semua fakta-fakta tersebut dengan suatu pernyataan menarik yang saya masih ingat dari Bung Karno, proklamator kita,” Indonesia…the land of kuli.” Kuli adalah pekerjaan yang identik dengan angkat mengangkat barang. Dan apakah ini bisa kita hubungkan dengan kemenangan kita dalam angkat besi?
Pernyataan Presiden pertama kita sangat menggelitik saya karena ini menjadi sebuah pelatuk yang seolah memicu pikiran saya untuk menyimpulkan bahwa kita perlu melakukan upaya untuk memperbaiki kondisi mental dan mindset bangsa Indonesia yang masih kurang pro-entrepreneurship ini.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menanggapi otokritik dari bapak pendiri bangsa ini? Mari kita bekerja bahu-membahu memajukan bangsa ini dengan entrepreneurship, agar bangsa ini tak melulu harus menjadi kuli di negerinya sendiri.