Bisnis.com, JAKARTA--Malang melintang di dunia fesyen selama lebih dari 26 tahun dengan torehan segudang prestasi tidak mengubah karakter Anne Avantie menjadi tinggi hati. Justru, dia mengaku tidak pernah memperhitungkan materi yang dia raup dari segala bisnis yang dijalankannya.
Maestro kebaya kontemporer kebanggaan Indonesia itu baru-baru ini mulai merambah lini bisnis desain perhiasan. Tidak tanggung-tanggung, karya-karya perdananya dipinang oleh perusahaan perhiasan kelas atas PT Central Mega Kencana.
Perusahaan tersebut merupakan korporasi yang membawahi label-label jewelry berkelas seperti Frank & Co., Mondial Jeweler, dan Miss Mondial. Adapun, buah tangan Anne Avantie digaet oleh The Palace, produsen aksesori untuk kalangan jetset.
Pada koleksi perdananya, perancang 61 tahun itu langsung meluncurkan enam pasang cincin pernikahan dengan desain anggun yang terinspirasi oleh motif batik tradisional Jawa. Seluruhnya terbuat dari rose gold 18 karat dengan sentuhan berlian bertaraf F-VVS.
Uniknya, Anne sendiri mengaku sudah berhenti mengoleksi dan menggunakan perhiasan emas sejak 12 tahun sila. Dia menyimpan alasan pribadi mengapa dirinya enggan mengenakan aksesori pelengkap busana yang identik dengan kemewahan itu.
“Selama ini saya tidak pakai perhiasan. Ada alasan mengapa saya tidak mau. Tapi, segala kemungkinan bisa terjadi. Ketika saya memutuskan melepaskan semuanya, saya berikan perhiasan saya kepada ibu untuk disimpan, sekaligus bukti bahwa saya pernah memiliki.”
Baginya, berkalung rosario saja sudah cukup mempermanis penampilan. Jika terpaksa menyematkan aksesori, dia lebih memilih koleksi lamanya yang dibeli bersama ibundanya, yaitu sepasang anting perak bakar beraksen bunga-bunga yang kala itu didapatnya seharga Rp13.000 saja.
Ditemui seusai peluncuran koleksi Cincin Kekaseh rancangannya di Jakarta baru-baru ini, Anne juga bercerita pada awalnya dia ragu terjun ke bisnis perhiasan. Dia tidak langsung menerima tawaran untuk merancang sesuatu yang bukan merupakan spesialisasinya.
Namun, tokoh kelahiran Semarang itu langsung berubah pikiran saat mengetahui dirinya dapat mengeksplorasi dan menuangkan inspirasi yang dia dapatkan ke dalam karya-karyanya, yaitu mengenai hubungan yang harmonis antara manusia, Tuhan, dan alam semesta.
“Jadi itulah yang memotivasi saya untuk mengambil penawaran menjadi perancang perhiasan, bukan karena nilai uangnya. Saya tidak melihat tawaran ini sebagai sebuah peluang bisnis, karena saya mendapatkan sesuatu yang lebih besar dari bisnis itu sendiri.”
Wanita berperangai lembut yang akrab disapa bunda itu pun telah mengantongi kontrak eksklusif selama 3 tahun. Kendati demikian, sampai saat ini dia belum berencana menekuni bisnis perhiasan lebih lanjut dengan menerbitkan karya-karya baru.
“Saya tertarik sekali dengan penawaran ini, karena saya merasa tidak merasa berjualan cincin. Saya menggambar desainnya dengan tangan, tidak pakai komputer. Biar saja bentuknya tidak sempurna, karena bulat atau lonjong itu dibentuk oleh pikiran kita sendiri.”
Dalam berbisnis, Anne mengaku selalu mengutamakan inspirasi. Bagi pemilik butik Roémah Pengantén itu, inspirasi akan melahirkan filosofi untuk direalisasikan. “Sehingga, sedikit tidak akan kurang, banyak tidak kelebihan. Kalau terlalu banyak, orang malah bingung.”
MENGEMAS KECANTIKAN
Seperti diketahui, Anne adalah pioner dalam industri kebaya modern di Tanah Air. Karya-karyanya telah dikenakan oleh begitu banyak selebriti papan atas dari dalam dan bahkan luar negeri.
Dari sekian banyak klien, salah satu yang disebutnya cukup dekat secara pribadi adalah artis Julia Perez. Dalam waktu dekat, dia pun akan merancang busana pernikahan untuk aktris dan penyanyi 35 tahun yang akrab disapa Jupe itu.
“Ibu saya divonis kanker pada 1996, dan itu mengubah hidup saya. Akhirnya, saya bekerja untuk kemanusiaan. Saya merasa hidup ini harus saya bagikan apa yang baik. Ketika Jupe berkata dia terkena kanker, kami pun saling menguatkan dan menjadi dekat.”
Dalam merancang busana bagi kliennya, Anne selalu memperhatikan estetika yang lebih menonjolkan kecantikan dari dalam. Untuk Jupe, misalnya, dia mengaku tidak akan menonjolkan kesan seksi melalui bentuk tubuhnya.
“Stigma seseorang dari penampilannya sangat tergantung pada bagaimana pengemasan desainernya. Ketika Anda menonjolkan bentuk tubuh, yang dihasilkan adalah kesan ‘jorok’. Namun, ketika Anda memancarkan pribadinya, auranya yang akan menjadi kekuatannya.”
Prinsip itulah yang selalu menjadi moto hidupnya dalam berkarier dan berkeluarga. Itu pula yang menjadi alasan mengapa dia sangat tidak suka ke salon atau bergonta-ganti aksesori nan glamor. “Saya merasa hidup saya ini saja sudah merupakan sebuah hadiah.”
Sianne Avantie
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 20 Mei 1954
Karier dan prestasi :
- Memulai debut sebagai perancang busana pada 1989 bermodalkan dua mesin jahit
- Membuka ‘Griya Busana Permatasari’ pada tahun yang sama
- Awalnya, dia hanya mendesain kostum penari dengan aksen manik-manik
- Saat ini, dia sudah memiliki 2 butik di Mall Kelapa Gading dan 1 Roemah Penganten di Grand Indoensia
- Dia juga memiliki satu gerai bernama ‘Pendopo’ yang khusus menjual produk seni buatan UKM