Bisnis.com, JAKARTA -- Tawaran kemitraan kuliner dengan model booth atau gerobak kini semakin beranekaragam sesuai dengan tren. Namun, calon pelaku usaha perlu berhati-hati dalam memilih tawaran kemitraan bisnis kuliner yang ada.
Rudy Handoko, Ketua Program Sarjana S1 Prasetiya Mulya mengungkapkan, sebelum memutuskan untuk menjadi franchisee dari suatu bisnis kuliner, calon pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa hal.
Pertama, jangan memilih hanya karena produk kuliner tersebut sedang tren. Perlu disadari bahwa life cycle kuliner jenis baru yang unik-unik biasanya tidak lebih dari 6 bulan. Lihat saja puding-puding, rainbow tart dan lain-lain tidak lama booming-nya dan digantikan produk yang lebih unik lagi.
Ini berarti kalau memutuskan menjadi pengusaha kuliner unik, pelaku usaha ini dituntut untuk terus berinovasi.
Lain halnya dengan produk kuliner konvensional seperti mie ayam, nasi uduk, nasi kebuli, nasi goreng dan lain-lain.
Untuk jenis ini, sepanjang mutunya dijaga, maka pelanggan akan setia.
Kedua, lihat model gerobaknya. Menjalankan usaha dengan konsep booth punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yakni kebutuhan finansial relatif kecil. Pelaku usaha juga lebih aktif mendatangi pelanggan sehingga omzet bisa dikejar bukan sekadar ditunggu.
Adapun kekurangannya, yakni ketika ada razia. Booth kerap dianggap usaha yang tak berizin. Oleh karena itu, model gerobak bermotor akan menjadi lebih fleksibel daripada gerobak jalan (dorong).
Ketiga, dalam menentukan kemitraan yang mau digeluti juga tidak hanya berbasis trust, pemasaran dan keuangan saja namun juga kemampuan menyesuaikan dengan perkembangan konsumen.
Kemitraan dalam kuliner dari sisi lokasi ada 2 yaitu fixed yang berupa toko, rèstoran atau warung yang menetap serta usaha kuliner mobile dalam arti dapat berpindah seperti gerobak. Namun lanskapnya kini berubah setelah ada ojek online.
Kemitraan yang bersifat fixed tidak lagi kalah omzetnya karena konsumen bisa pesan dan diambil oleh ojek online.
Jadi isunya tidak lagi hanya sebatas memilih antara model fixed atau mobile melainkan sejauh mana bisnis kuliner ini beradaptasi dengan perubahan teknologi yang terus menerus.