Bisnis.com, JAKARTA—Selama ini banyak perusahaan di Asia yang beranggapan manajemen dan budaya kerja yang baik saja cukup untuk membuat para karyawannya loyal. Ternyata, hal tersebut tidak sepenuhnya akurat.
Ada banyak hal yang lebih penting dari sekadar budaya yang sehat untuk membuat karyawan loyal pada perusahaan. Berdasarkan survei JobStreetterhadap karyawan di beberapa negara Asia, terungkap bahwa loyalitas karyawan di Asia lebih dipengaruhi oleh faktor gaji.
Hal tersebut dibuktikan oleh Google Inc. Dalam sebuah laporan oleh Business Insider terungkap bahwa 86% karyawan Google mengaku sangat puas dan cukup puas dengan pekerjaan mereka.
Faktor yang membuat mereka puas adalah banyaknya aspek yang disukai para karyawan dari perusahaan mereka; termasuk bonus dan gaji yang tinggi, misi perusahaan yang penuh makna, fleksibilitas untuk bekerja dalam proyek yang diminati, dan lain sebagainya.
“Google bisa menjadi seperti sekarang ini karena budaya dan prioritas perusahaannya yang tepat, sehingga para pekerjanya tergerak untuk peduli pada perusahaannya. Google juga mempunya kekayaan lebih untuk memberikan para pekerjanya berbagai bonus mewah,” tutur Campus and Institutional Event Executive JobStreet Indonesia Satya Sultanudin.
Dalam survei Indeks Kebahagiaan Pekerja 2016 yang dilakukan JobStreet dan JobsDB,lebih dari 50.000 responden di Indonesia, Filipina, Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam diminta menentukan faktor-faktor yang meningkatkan kepuasan kerja mereka selama 6 bulan kedepan.
Hasil survei tersebut menunjukkan ‘kenaikan gaji’ dan ‘pekerjaan baru’ muncul sebagai dua faktor tertinggi yang memengaruhi loyalitas pekerja di Asia. Ironisnya, hal itu menunjukkan fakta bahwa kebanyakan pegawai di Asia kecewa dengan pekerjaan mereka saat ini.
Jawaban mereka menyiratkan bahwa perusahan adalah solusi utama untuk mendapatkan kembali kepuasan bekerja. Salah satu caranya adalah dengan menaikkan gaji. Namun, berapakah kenaikan gaji yang cukup untuk ‘membeli’ loyalitas pekerja di Asia?
Sebuah studi bertajuk 2016 Salary Increase Trends for Employees in Asia Pacific membantah bahwa kenaikan gaji tidak sinkron dengan inflasi, terutama untuk pasar-pasar yang dinamis dengan tekanan inflasi yang berkelanjutan.
“Hal seperti ini menjadi masa-masa berat bagi semuanya. Akan tetapi, hal ini juga merupakan waktu yang paling penting bagi perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan bakat-bakat terbaik mereka,” papar Satya dalam siaran pers Jobstreet Indonesia.
Lalu, mengapa tingkat gaji seseorang sangatlah penting? Memang, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan apresiasi terhadap kinerja pegawai. Misalnya, dengan promosi jabatan, budaya kerja fleksibel, pujian terbuka, dan masih banyak lagi.
“Namun, jika kita mendalami lebih jauh lagi, gaji yang bersaing merupakan bentuk apresiasi fundamental yang sangat diharapkan sebagian besar pekerja. Menurut Forbes, 79% karyawan melaporkan kurangnya apresiasi sebagai alasan kunci meninggalkan perusahaan mereka.”
Jadi, meskipun saat ini sebagian besar bisnis di Asia sedang mengalami tekanan besar di tengah kompetisi terbuka yang kian sengit, penting untuk diingat bahwa kelestarian pekerja adalah hal yang lebih penting untuk diutamakan para pemangku kepentingan.
Sebuah studi Deloitte yang berjudul South East Asia Human Capital Trends Survey menggarisbawahi bahwa kemampuan perusahaan dalam menarik, meimpin, memotivasi, dan mengembangkan bakat-bakat sangatlah penting bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa pekerja bukan sekadar pekerja. Mereka adalah pelanggan dan rekan perusahaan. Jadi, untuk berhasil dalam dunia kerja baru, organisasi-organisasi harus menciptakan suatu budaya yang menginspirasi para pekerjanya untuk tetap tinggal dan menjadi kontributor yang proaktif bagi keberhasilan perusahaan.
“Jadi, memang benar bahwa masih banyak faktor lain yang berperan dalam menjaga loyalitas pegawai. Namun, gaji yang kompetitif adalah bentuk yang paling mendasar dari apresiasi yang diharapkan oleh pekerja, dan memang benar seperti itu adanya,” tutup Satya.