Bisnis.com, JAKARTA – Satya Nadella adalah warga Amerika Serikat berdarah India, yang menjabat sebagai CEO Microsoft saat ini. Latar belakang pendidikan Satya tidak diragukan lagi memainkan peran besar dalam kepemimpinannya.
Seperti dikutip thefamouspeople.com, kehidupan Satya berubah total setelah dia bergabung dengan raksasa IT Microsoft. Perlahan tapi pasti dia mengambil peluang lebih besar di perusahaan dan melanjutkan untuk mengelola beberapa divisi perusahaan.
Salah satu pencapaian terobosan Satya dalam perusahaan adalah membuka jalan bagi teknologi komputasi awan (cloud computing), yang saat ini sedang tumbuh dengan pesat.
Satya bahkan menjadi pemangku kepentingan utama di perusahaan dan memiliki saham senilai jutaan dolar serta memperoleh gaji yang tinggi, jauh lebih tinggi daripada banyak insinyur sejenisnya.
Masa Kecil dan Pendidikan
Satya Nadella lahir pada 19 Agustus 1967 di Hyderabad, India. Ayahnya merupakan staf Layanan Pemerintahan India.
Dia mengejar pendidikan dasarnya di Sekolah Umum Hyderabad, yang terletak di wilayah Begumpet. Saat beranjak dewasa, Satya pindah ke kota Manipal, Karnataka, dan melanjutkan pendidikan ke Manipal Institute of Technology, salah satu perguruan tinggi bergengsi di India.
Pada 1988, Satya lulus dan berpikir untuk pindah ke luar negeri untuk melanjutkan studinya yang lebih tinggi. Dia kemudian diterima di University of Wisconsin-Milwaukee di Amerika Serikat untuk mengejar gelar 'Master of Science' (M.S). Ia kemudian lulus pada tahun 1990.
Keinginannya untuk unggul dalam dunia usaha juga termotivasi Nadella untuk menempuh pendidikan ke salah satu sekolah bisnis terbaik di dunia, ‘Booth School of Business’ yang berafiliasi dengan ‘University of Chicago. Ia mendapat gelar 'Magister Administrasi Bisnis' (MBA) dari lembaga bergengsi ini.
Awal Karir Hingga Menjadi CEO Microsoft
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Satya bergabung dengan Sun Microsystems. Dia bekerja di perusahaan ini untuk waktu yang singkat dan kemudian pindah ke raksasa Silicon Valley, Microsoft, pada tahun 1992.
Karir Satya mulai beranjak naik saat bekerja di Microsoft. Dia kemudian melanjutkan untuk membuat keputusan penting demi kepentingan perusahaan.
Dia adalah salah satu dari sedikit karyawan yang menyarankan konsep cloud computing ke perusahaan. Akhirnya perusahaan mengerahkan banyak waktu dan sumber dayanya untuk pengembangan teknologi ini.
Hasilnya dari upaya ini adalah salah satu entitas berbasis cloud terbesar di dunia, bernama Microsoft Azure.
Satya kemudian diberi tanggung jawab untuk mengontrol departemen Penelitian & Pengembangan, yang termasuk dalam Divisi Layanan Online dan ditunjuk sebagai wakil presiden senior Microsoft Business Solution. Dia bergabung dengan departemen ini pada tahun 2007 dan terus bekerja di dalamnya selama empat tahun.
Dalam perkembangan karirnya di Microsoft, Nadella mendirikan dan memimpin Microsoft Central, yang merupakan kelompok layanan bisnis online kecil. Dia juga menjadi manajer umum grup platform perdagangan perusahaan dan bertanggung jawab untuk memimpin pengembangan departemen Microsoft Commerce Server, BizTalk Server, dan Office Small Business.
Selain itu, Satya memainkan peran penting di Microsoft dalam pengembangan teknologi seperti manajemen hak digital (Digital Rights Management/DRM) dan televisi interaktif.
Melalui posisinya sebagai kepala divisi Cloud dan Enterprise, Satya mengawasi jalannya Office 365, mesin pencari Bing, layanan penyimpanan SkyDrive, Xbox Live, Skype dan Dynamics, dan menjadikan dia berperan penting dalam transformasi Microsoft dari penyedia perangkat lunak menjadi perusahaan perangkat dan layanan.
Pada 4 Februari 2014, Satya diangkat CEO Microsoft yang baru, menggantikan CEO sebelumnya, Steve Ballmer dan menjadi CEO ketiga dalam sejarah perusahaan.
"Peluang ke depan untuk Microsoft sangat luas, tetapi untuk meraihnya, kita harus bergerak lebih cepat, mendorong lebih keras dan terus berubah," ungkap Nadella, seperti dikutip blog resmi Microsot.
Nadella mengubah arah perusahaan setelah menjadi CEO. Di masa jabatanya, dia menekankan keterbukaan untuk bekerja dengan perusahaan dan teknologi yang juga bersaing dengan Microsoft.
Berbeda dengan kampanye Microsoft sebelumnya terhadap sistem operasi Linux, Satya mengatakan slogan yang tidak biasa, yaitu ‘Microsoft Loves Linux’, dan pada tahun 2016, Microsoft bergabung dengan Linux Foundation sebagai anggota Platinum.