Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ankiti Bose, Angkat Fashion Via Teknologi

Kesuksesan Ankiti Bos membawa Zilingo mendunia, membuktikan perempuan mampu mendunia dengan passionnya.
Ankiti Bose, CEO Zilingo/Bloomberg
Ankiti Bose, CEO Zilingo/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Cantik, pintar, berwibawa dan sukses. Mungkin itulah kata yang bisa mendeskripsikan Ankiti Bose, CEO dari Zilingo.

Kesuksesannya membawa Zilingo mendunia, membuktikan perempuan mampu mendunia dengan passionnya.

Zilingo adalah platform B2B yang menyatukan pedagang dan pedagang grosir fesyen dalam satu platform untuk mempermudah penjualan Platform dimulai dengan 1.500 pedagang, dan sekarang memiliki lebih dari 10.000 penjual, dan lebih dari tujuh juta pembeli aktif, menurut data dari situs webnya.

Berawal dari belanja ke pasar

Bose menemukan ide ketika dia berbelanja di pasar akhir pekan yang populer di Thailand, yang memiliki hampir 25.000 pedagang menjual barang dagangan mereka, tetapi dalam skala yang sangat kecil.

Dari situlah dia berpikir bahwa omzet dan keuntungan pedagang tersebut bisa naik berlipat-lipat jika mereka memasarkannya dalam skala yang lebih besar.

Tapi, masalah utama dari pedagang kecil ini menurutnya adalah keberadaan konglomerat besar yang bisa mematikan bisnis mereka, jika tidak dimanage dengan baik.

Menurutnya, ada beberapa tantangan yang dihadapi para pedagang kecil itu. Pertama adalah akses ke pabrik, atau kain, kedua akses ke pembiayaan, dan yang ketiga ketidaktahuan mereka bagaimana mendorong produk di saluran digital.

“Di era digitalisasi yang super cepat ini pedagang kecil akan lenyap jika tidak mampu bertahan," ujar Bose seperti dikutip dari entrepreneur.

Gandeng tetangga

Bersama tetangganya, Dhruv Kapoor, kemudian dia membuat Zilingo yang diambil dari sebuah nama permainan 'zillion' pada tahun 2015 lalu.

Awalnya, platform perusahaan hanya menampilkan produk yang dijual oleh pedagang kecil di Thailand dan Singapura, tetapi hari ini, Zilingo telah tumbuh menjadi penyedia layanan bisnis suite lengkap, yang membantu pedagang mengakses layanan keuangan, teknologi manajemen inventaris, analisis data, seperti serta memberi mereka kemampuan untuk skala operasi.

Penjualpun mulai merambah ke perdagangan mulai dari pakaian, aksesori, dan barang-barang perabotan rumah tangga, hingga barang elektronik, make-up, dan produk mandi dan tubuh.

Saat itu, Zilingo berupaya menjadi mediator. “Bisnis B2B Zilingo menghubungkan merek dengan pemasok, seperti pabrik kain dan pabrik, secara global di seluruh rantai pasokan mode. Kami membantu membuka efisiensi 30-70 persen untuk pedagang dan konsumen dan mengoptimalkan rantai pasokan melalui berbagai layanan seperti pembiayaan dan kredit untuk produsen, perangkat lunak untuk kontrol kualitas, dan peramalan tren, ”kata Bose seperti dikutip Forbes.

Berjuang di Pertempuran

Di era start up dan ecommerce yang membooming, Bose harus kerja ekstra keras dalam persaingan. Belum lagi soal gender yang harus berjuang dengan kaum pria membuatnya harus bertempur.

Bahkan, Bose mengaku sempat dianggap sebagai seorang sekretaris ketika menemui pedagang atau mitra bisnis.

"Saya ingat suatu kali ketika saya memberi tahu seseorang bahwa saya adalah CEO perusahaan, dia mengatakan kepada saya bahwa dia pikir saya ada di sana untuk membuat model pakaian. Itu adalah stereotip yang harus dihadapi wanita setiap hari, ”kata Bose.

Namun, hal itu tidak menghentikannya untuk berjuang. Dia juga mengatakan perempuan memiliki kelebihan dalam bisnis, yakni dia dapat memahami seluk-beluk pegawai di tempat kerja, dan untuk benar-benar menciptakan kesetaraan, menurutnya lebih banyak wanita perlu menduduki posisi kepemimpinan.

Raih kesuksesan

Saat ini, platform teknologi Zilingo secara vertikal mengintegrasikan berbagai tahapan rantai pasokan mode, menganalisis ribuan titik data untuk permintaan agregat, mengoptimalkan kinerja produksi, jadwal, dan memungkinkan sumber beragam dengan 6.000 pemasok di 17 negara.

Keyakinan Bose dan Kapoor dalam model bisnis tidak salah tempat. Sejumlah investor tenda telah membeli visi mereka. Sequoia Capital, Temasek, EDBI, Investasi Pokok Burda, dan Sofina bersama-sama menginvestasikan sekitar US$308 juta di perusahaan itu dalam berbagai putaran pendanaan. Hal tersebut membuat nilai perusahaan naik menjadi US$970 juta tahun lalu.

Setidaknya saat ini mereka memiliki sekitar 75.000 pebisnis yang menggunakan platform Zilingo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler