Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tips UKM Bertahan Selama Pandemi Virus Corona

Ada pengeluaran rutin setiap bulannya. Namun, apabila tidak didukung dengan pemasukan yang sepadan, akan semakin banyak usaha lokal yang terancam gulung tikar.
Perajin memproduksi batik di Kampung Batik Kauman, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (27/9/2018)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Perajin memproduksi batik di Kampung Batik Kauman, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (27/9/2018)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan teknologi finansial penyelenggara pembiayaan proyek industri kreatif dan gaya hidup PT Likuid Jaya Inovasi mengumumkan keterlibatannya dalam gerakan wirausaha sosial #SupportLocalBrandsID yang digagas oleh TADA, Customer Retention Platform (CRP) berbasis teknologi.

CEO dan Founder Likuid Kenneth Tali menjelaskan, gerakan gagasan TADA ini memberikan solusi bagaimana bisnis meretensi pelanggannya dengan fitur membership, subscription, referral, dan digital voucher.

Program dalam gerakan ini memungkinkan kolaborator Likuid Projects yakni pihak yang memberikan pembiayaan pada platform Likuid Projects, untuk memiliki voucher belanja dari beberapa merek lokal di berbagai bidang usaha, mulai dari kuliner, hotel, sampai kesehatan yang disponsori oleh Likuid Projects.

“Voucher ini dapat dipakai oleh kolaborator dalam jangka waktu tertentu ketika ekonomi sudah mulai membaik,” ujar Kenneth dikutip dari siaran pers, Senin (20/4/2020).

Gerakan ini diyakini bisa membantu kelangsungan usaha merek-merek lokal yang bisnisnya tergerus oleh perlambatan ekonomi karena penyebaran virus Covid-19. Apalagi, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung setidaknya hampir tiga bulan ini diproyeksi menjadi bencana finansial besar bagi brand lokal yang mayoritas bergerak di industri kreatif.

Oleh karena itu Likuid Projects akan membeli sejumlah voucher belanja yang ada di dalam platform #SupportLocalBrandsID untuk dibagikan kepada kolaborator yang menempatkan pembiayaan di platform Likuid Projects.

Kenneth menilai, selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan banyak merek lokal yang sebelumnya laris-manis mengalami penurunan omset penjualan akibat merosotnya daya beli dan volume transaksi oleh masyarakat. Penurunan aktivitas transaksi konsumen selama pandemi pun tercermin dalam survei Bank Indonesia (BI) pada indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Februari 2020.

Survei ini menunjukkan penurunan sebesar 0,4 poin dari bulan sebelumnya yang sebesar 121,7 poin menjadi posisi 117,7 poin. Sementara itu, Pusat Penelitian Ekonomi LIPI (P2E LIPI) memproyeksikan bahwa unit usaha makanan dan minuman akan mengalami penurunan setidaknya sebesar 27 persen.

“Melalui keterlibatan kami di gerakan #SupportLocalBrandsID, Likuid Projects ingin menunjukkan kepedulian kami lewat inisiatif nyata melalui gerakan #LikuidBeliDuluan dengan memberikan tambahan cashflow kepada merek-merek yang harus mempertahankan usahanya selama pandemi,” sambung Kenneth.

Kenneth menambahkan beberapa voucher yang sudah dibeli misalnya HONU, Puyo, dan Ann’s Bakehouse. Voucher ini akan diberikan sebagai perks atau keuntungan tambahan kepada kolaborator yang melakukan transaksi pembiayaan perdananya di platform Likuid Projects.

“Harapannya, pembelian voucher ini bisa memberikan tambahan modal bagi pelaku bisnis agar mereka mampu beroperasi seperti biasa di tengah situasi sulit ini,” jelasnya.

Managing Director dan Founder TADA Antonius Taufan menyampaikan, melalui gerakan ini konsumen dan pemilik bisnis sama-sama memperoleh manfaat. Konsumen dapat membeli lebih awal kupon dari ratusan merek lokal. Kupon ini nantinya bisa digunakan saat layanan tersedia atau bisnis buka kembali. Sementara itu, para pemilik bisnis dapat mempertahankan usahanya dengan adanya pemasukan dari hasil penjualan kupon ini.

Bagaimanapun juga, sambung Antonius, ada pengeluaran rutin yang harus tetap dijalankan misalnya membayar sewa tempat, gaji karyawan, dan stok bahan baku. Apabila tidak didukung dengan pemasukan yang sepadan, akan semakin banyak usaha lokal yang terancam gulung tikar.

“Padahal di situasi normal, merek-merek ini boleh jadi memiliki basis konsumen yang kuat,” kata Antonius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper