Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi bisnis coklat.
CEO Cau Chocolate, Kadek Surya Prasetya menjelaskan akibat pandemi Covid-19, 98% bisnis di Bali terganggu, begitupun dengan penjualan Cau Chocolate.
Adapun dampak terbesar kata Kadek dirasakan bisnis hotel, hingga membuat 30% pelaku usaha sektor hospitality ini gulung tikar.
Cau Chocolate memproduksi beragam jenis coklat yang menjadi produk andalan misalnya; cookies barong dan roti BO. Beberapa produk lain; Cocoa Bean Roasted, Cocoa NIBs, Cocoa Powder, Cocoa Butter, dan Dark Chocolate dengan beragam variasi dan kemasan.
Cau Chocolate Bali juga sudah memiliki 400 outlet di Indonesia maupun di luar negeri terkena dampaknya. Sampai 2019, ada 4 negara yang membuka outlet Cau Chocolate yakni di Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Australia.
Per 2020, Cau Chocolate pun melesat membuka outlet di Amerika Serikat dan Jepang. Namun akibat pandemi Covid-19 dan penerapan lockdown, ekspor coklat menuju dua negara ini pun terhambat.
“Dampak yang dirasakan kami dan petani sangat besar. Stok kami pun mulai menumpuk. Penjualan sulit, apalagi coklat ini bukan kebutuhan pokok," jelas Kadek kepada Bisnis beberapa waktu yang lalu.
Dia menyebut, seiring dengan pembukaan kembali bandara internasional dia berharap penjualan Cau Chocolate akan membaik sehingga bisa mengerek keuntungan bagi petani asal Tabanan.
"Karena biasanya outlet kami ramai di bandara, coklat selalu jadi incaran oleh-oleh. Akibat pandemi bandara pun tutup, coklat kami banyak yang tidak terjual,” paparnya.
Sejumlah langkah mitigasi pun sudah disiapkan Kadek, salah satunya adalah bekerjasama dengan bank BUMN untuk kredit kemitraan.
Selain itu, koperasi yang berjalan selama ini memiliki dana talangan yang cukup besar untuk mendorong kegiatan bisnis coklat ke depan.
Dia memerinci pendanaan dari eksternal sudah banyak penopangnya. Kini perusahaan tinggal melakukan adaptasi dan mengurus manajemen internal menyambut normal baru alias new normal.
"Kami perlu penyelarasa terutama menyambut panen saat masa normal baru nanti, dan pembukaan bandara, sehingga marketing juga harus dipersiapkan,” kata Kadek.