Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah ketidakpastian akibat Covid-19, pengangguran dan pengangguran terselubung (underemployment) menjadi perhatian utama para pemimpin bisnis pada tahun 2020, menurut survei terbaru.
Keresahan tentang penyakit menular juga bergabung dalam daftar hal-hal yang membuat mereka terjaga di malam hari, seperti dikutip melalui Entrepreneur, Jumat (16/10).
"Peta Interaktif Risiko Regional untuk Berbisnis" dari Forum Ekonomi Dunia, yang mensurvei lebih dari 12.000 pemimpin bisnis dari 128 negara, menemukan bahwa pengangguran dipandang sebagai masalah paling mendesak yang dapat dihadapi perusahaan pada tahun 2020.
Pada 2019 masalah pengangguran berada di posisi ketiga di setelah krisis fiskal dan serangan dunia maya.
Dalam survei yang dilakukan antara Januari dan Juli 2020, para pengusaha diminta untuk memilih, 5 dari 30 risiko paling mengkhawatirkan untuk berbisnis di negara mereka dalam 10 tahun ke depan.
Meskipun risiko teratas sebagian besar terkait dengan ekonomi, risiko terkait iklim menyebabkan keprihatinan yang lebih besar tahun ini, dengan bencana alam, peristiwa cuaca ekstrem, hilangnya keanekaragaman hayati dan runtuhnya ekosistem, serta kegagalan adaptasi perubahan iklim yang lebih menonjol.
Secara global, lima teratas adalah: pengangguran (34,5%); penyebaran penyakit menular (32%); krisis fiskal (26,5%); serangan cyber (26,1%); dan ketidakstabilan sosial yang mendalam (26,1%).
Sedangkan untuk Asia Timur dan Pasifik, penyebaran penyakit menular adalah risiko bisnis yang paling dirasakan di kawasan ini, diikuti oleh penggelembungan aset, bencana alam, konflik antar negara, dan serangan dunia maya.
Hasil survei Regional Risks tahun lalu mengungkapkan bencana alam, serangan dunia maya, dan konflik antarnegara bagian di antara kekhawatiran utama para pemimpin bisnis di wilayah tersebut.
Namun, karena krisis Covid-19 merusak mata pencaharian, bisnis, dan ekonomi secara umum - penyebaran penyakit menular telah mencapai puncak sebagai perhatian nomor satu di kawasan itu tahun ini.
Pola baru ini juga terlihat di kawasan seperti Eurasia dan Eropa di mana para pemimpin bisnis di sana juga menilai penyebaran penyakit menular seperti COVID-19 sebagai risiko utama bagi bisnis.
Adapun negara anggota Asean, menganggap gelembung aset sebagai risiko utama mereka dalam berbisnis seperti di Kamboja (32%) dan Thailand (44%). Sedangkan Indonesia (52%), Malaysia (45%) dan Vietnam (65%), memilih penyebaran penyakit menular sebagai perhatian utama mereka.
Menurut laporan WEF, lima risiko teratas yang dirasakan untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah penyebaran penyakit menular (52%), bencana alam (34%), krisis fiskal (30%), penggelembungan aset (27%) dan krisis pangan (27 %)
http://widgets.weforum.org/regionalrisks2020