Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah ketidakpastian akibat pandemi dan resesi ekonomi yang terjadi saat ini, banyak masyarakat yang harus kehilangan pendapatan.
Financial Trainer QM Financial Emiralda Noviarti mengatakan dalam kondisi ini biasanya masyarakat hanya dapat bertahan 1 hingga 3 bulan dengan memanfaakan dana simpanan atau dana darurat tersebut karena semakin lama pengeluaran terus bertambah sedangkan tidak ada pemasukan.
Lantas, dalam kondisi seperti ini apa yang harus dilakukan?
“Berutang biasanya menjadi solusi jangka pendek tapi apakah utang ini akan menyelesaikan masalah? Jelas tidak karena kita tidak memiliki pemasukan sama sekali lalu harus bayar utang dengan apa? Semakin lama tidak dibayar yang ada hutang akan semakin menumpuk dan justru akan menjadi masalah baru, ujarnya dalam konferensi pers virtual QM Financial, Senin (9/11/2020).
Menurutnya, cara paling baik yang dapat dilakukan dalam kondisi ini adalah dengan mencari penghasilan tambahan. Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan berdagang, menjadi seorang freelancer, atau mencari pekerjaan dari hobi seperti fotografer, blogger, dan lainnya.
Bagi yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan berbisnis, maka perlu memperhatikan empat perubahan perilaku masyarakat selama pandemi seperti riset Inventure Knowledge yang dapat dimanfaatkan untuk mencari peluang bisnis,
Pertama, stay at home lifestyle. Pada masa ini banyak masyarakat yang menghabiskan banyak waktunya di rumah. Dari situ banyak yang menjalankan hobi barunya seperti memasak, berkebun, menghias rumah, dan lainnya.
Dalam kondisi inilah Anda bisa mencari peluang dengan menjual berbagi hal yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya menjual frozen food atau peralatan memasak, tanam hias, bahkan ikan cupang yang saat ini telah menjadi hobi baru masyarakat.
“Saat di rumah masyarakat banyak yang ingin membeli barang-barang baru. Di sinilah kesempatan kita untuk menawarkan yang mereka butuhkan saat di rumah saja,” ujarnya.
Kedua, perubahan perilaku masyarakat yang kembali pada kebutuhan dasar. Pada saat ini, masyarakat membutuhkan makanan, produk groceries, produk kesehatan yang di masa pandemi ini juga telah menjadi kebutuhan mendasar, termasuk masker, disinfektan, hand saitizer, hingga jamu-jamuan dan empon-empon.
“Pada masa pandemi ini, masyarakat lebih fokus pada kebutuhan mendasar. Ini juga bisa menjadi peluang yang menjanjikan,” tuturnya.
Ketiga, perubahan perilaku masyarakat yang beralih ke digital sehingga penggunaan teknologi sangat terdongkrak. Dalam kondisi ini, para pelaku usaha harus dapat segera memanfaatkan teknologi digital dengan menjual produknya secara onlne melalui website atau media sosial.
Tidak hanya berupa produk, teknologi juga bisa digunakan untuk menawarkan jasa seperti halnya QM Financial yang menggunakan teknologi untuk memberikan pelatihan dan konsultasi.
Keempat, perubahan prilaku masyarakat yang lebih empati kepada sesama sehingga jiwa tolong menolongnya sangat tinggi. Pada kondisi ini, pelaku usaha bisa memanfaatkan emphaty society dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19. Selain beramal, cara ini juga bisa dilakukan untuk lebih menarik empati masyarakat.
Sementara itu, Lead Financial Traier QM Financial Ligwina Hananto mengatakan pebisis harus dapat mempertimbangkan empat perubahan perilaku tersebut sehingga dapat terus bertahan dalam masa resesi saat ini.
“Banyak pelaku usaha yang bisa survive karena cepat beradatasi, terutama industri kuliner karena memang mereka cepat beradaptasi dengan membuat frozen food atau minuman literan, dan dipasarkan juga secara online,” tuturnya.
Selain itu, cara yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha agar cashflow nya dapat tetap berjalan di masa pandemi ini adalah dengan terus melakukan pengecekan dan memastikan keuangan perusahaan bisa tetap bertahan untuk tiga bulan ke depan.