Bisnis.com, JAKARTA -- Dunia pendidikan terus mengalami evolusi seiring dengan tuntutan perkembangan zaman. Saat ini, pendidikan di Indonesia telah diarahkan untuk mencetak lulusan yang berkualitas. Salah satunya, melalui SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) maupun Pendidikan Tinggi Vokasi.
Masyarakat pun tampaknya kini semakin tertarik dengan pendidikan vokasi. Ini terlihat dari hasil riset yang dilakukan oleh MarkPlus, Inc. bertajuk Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi.
Dari survei tersebut ditemukan bahwa mayoritas responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK (82,05 persen) dan Pendidikan Tinggi Vokasi (78,6 persen). Faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus (57,8 persen) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95 persen).
Taufik Deputy Chairman MarkPlus, Inc mengatakan dari sisi awareness, mayoritas responden mengaku aware dengan pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi. Sebanyak 92,3 persen responden mengetahui informasi seputar SMK, sedangkan 70,6 persem responden mengetahui informasi mengenai Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Dari hasil survei, tingkat pengetahuan sejumlah responden terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi masih berada dibawah SMK. Namun, mayoritas responden mengaku aware dengan Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dimana sumber informasi terbesar adalah melalui teman,” ujarnya.
Menurutnya, survei kali ini tidak hanya melibatkan para siswa, tetapi juga orang tua untuk melihat persepsi orang tua terhadap jenjang pendidikan. Keseluruhan responden berjumlah 890 orang, di mana dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi. Riset dilakukan di 10 wilayah di Indonesia dengan mempertimbangkan jumlah siswa-siswa terbanyak.
Baca Juga
Dalam riset tersebut juga ditemukan bahwa faktor ketertarikan terbesar terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi dipengaruhi oleh prospek kerja yang bagus (68,7 persen), studi yang singkat (46,1 persen), dan dinilai dapat langsung bekerja setelah lulus (41,7 persen).
Ketertarikan responden terhadap pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi juga dipengaruhi oleh cita-cita responden yang mayoritas menjadi pengusaha (20,2 persen). Selain itu, ada pula yang ingin bekerja di bidang Desainer Fashion dan Desain Grafis, di mana kedua pekerjaan tersebut dapat ditunjang pada jurusan yang ada di pendidikan SMK maupun pendidikan tinggi vokasi.
Di sisi lain, responden dengan kategori Orangtua siswa SMK, ingin agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Tinggi pada Fakultas Vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan (37,9 persen).
Berbeda dengan responden dari kategori orangtua siswa SMA, yangingin agar anaknya memilih Pendidikan Tinggi Fakultas Non Vokasi dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi (41,3 persen).
“Jika dilihat dari responden siswa SMA dan SMK, kedua kategori ini lebih memilih Universitas Negeri dengan Fakultas Non Vokasi. Alasannya adalah kualitas dan reputasi dengan angka 36,6% untuk responden siswa SMK dan 40,4% untuk responden siswa SMA,” ujarnya.
Sementara itu, Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc., mengatakan dari hasil survei tersebut diperlukan adanya peningkatan awareness terhadap pendidikan vokasi untuk dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat.
“Setelah awareness dari pendidikan vokasi meningkat, bisa dilanjutkan untuk melakukan komunikasi terhadap kualitas dari SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dan akhirnya melakukan pendekatan entrepreneurial marketing untuk pendidikan vokasi, khususnya kepada siswa SMK dan mahasiswa D3,” ujarnya.
Sementara itu, Jacky Mussry CEO dan Dean MarkPlus Institute mengatakan, survei ini diharapkan dapat menjadi pacuan bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi vokasi untuk terus meningkatkan awareness dan mengkomunikasi kualitas dan reputasi dari vokasi.
“Karena, pada dasarnya pendidikan itu hanya sebagai katalis, semuanya balik ke individu masing-masing. Masa depan itu harus diciptakan sendiri tidak bergantung dari faktor lain, tetapi dari orang itu sendiri,” tutupnya.