Bisnis.com, JAKARTA - Prospek bisnis pakaian dan perlengkapan bayi di Indonesia masih sangat menjanjikan seiring dengan tingkat kelahiran di Indonesia yang terbilang cukup tinggi. Tak hanya untuk kebutuhan bayi dan anak-anak, termasuk juga di dalamnya kebutuhan untuk ibu hamil dan melahirkan.
Bahkan untuk mengembangkan bisnis kebutuhan perlengkapan ibu dan anak, seseorang tidak harus memiliki produk sendiri karena bisa menggandeng para produsen atau pelaku UMKM dan menjadi distributor produk dari sebuah brand.
Hal inilah yang dilakukan oleh Farica Edgina Yosafat melalui toko Berry Baby yang dia luncurkan sejak 2016 lalu. Mulanya, wanita yang akrab disapa Rica ini merupakan seorang dosen Fisika di salah satu universitas ternama di Kota Bandung.
Namun, dia sempat pindah ke luar negeri dan resign dari pekerjaannya sebagai dosen. Beberapa tahun kemudian dia kembali ke Indonesia dengan kondisi tidak memiliki pekerjaan, ingin melamar kembali sebagai dosen Fisika tetapi tidak banyak kampus yang membuka lowongan tersebut.
Hingga akhirnya dia terpikir untuk berjualan secara online kebutuhan dan perlengkapan bayi dengan menjadi dropshipper dari beberapa supplier yang dia temukan di instagram dan ecommerce. Dia pun rutin memposting berbagai produk di IG.
“Waktu itu tahun 2016 awal, saya coba berjualan melalui IG dengan ngepost barang-barang kebutuhan bayi, belum nyetok barang masih jualin barang-barang orang. Ternyata ada saja yang nanya dan beli,” ujarnya.
Saat berjualan melalui instagram menurutnya banyak konsumen yang tidak hanya menanyakan spesifikasi produk tetapi lebih ke arah curhat mengenai kondisi baby nya dan kondisinya sebagai ibu baru. Misalnya, sulit menyusui karena ASI tidak keluar atau anaknya memiliki kulit yang sensitif. Sebagai penjual, Rica pasti akan mendengarkan keluh kesah mereka dan merekomendasikan produk yang cocok.
Makin lama banyak pelanggan yang nyaman dan menjadi teman sehingga ikut mendongkrak penjualan. Namun ketika pesanan mulai bertambah banyak, dia mulai kesulitan untuk menjawab chat dan menghitung secara manual satu persatu ongkos kirim, hingga akhirnya dia pun beralih berjualan melalui marketplace pada 2017.
“Saat jualan di marketplace aku sama sekali buta karena beda dengan di IG. Akhirnya aku masuk ke komunitas yang ada di marketplace ini dan ketemu teman-teman di sana, belajar banyak cara berjualan yang baik, strategi marketing dan lainnya sehingga lama-lama penjualan di toko ku lumayan meningkat,” kisahnya.
Selain itu, dia juga mulai menyetok barang-barang dagangan, tidak seperti di IG yang bisa menjadi dropshipper tanpa harus memiliki barang. Adapun produk yang dia sediakan di Berry Baby sebagian berasal dari brand-brand ternama yang memang tidak bisa diproduksi sendiri tetapi tidak sedikit pula yang diproduksi oleh para pelaku umkm di kota Bandung yang banyak diantaranya adalah para ibu-ibu.
“Kami memberdayakan juga para ibu-ibu untuk mendesain dan memproduksi produk Berry Baby seperti tas, kaus kaki, dan gendongan bayi,” ujarnya.
Lama kelamaan penjualannya pun terus meningkat. Apalagi di masa pandemi ini ketika banyak orang yang enggan berbelanja ke luar rumah terutama ibu-ibu yang baru melahirkan sehingga mereka pun memilih untuk berbelanja secara online.
Selain lebih memudahkan dan memiliki banyak pilihan, berbelanja secara online melalui marketplace juga dianggap cukup menguntungkan karena banyak promosi dan kampanye, termasuk adanya fitur gratis ongkis kirim.
Sebagai penjualan di marketplace, Rica pun sangat aktif mengikuti berbagai program kampanye yang disediakan oleh sejumlah marketplace tersebut sehingga dapat menarik para pelanggan. Selain itu, dia juga terbilang rajin mempelajari berbagai fitur yang ada di sejumlah ecommerce dan marketplace seperti tokopedia, shopee, dan Lazada untuk mendongkrak penjualan.
“Saat jualan di marketplace ini kita harus bisa membuat toko kita semenarik mungkin dengan membuat foto produk yang bagus, buat deskripsi yang menarik, jangan copy paste. Kumpulin ulasan-ulasan yang bagus supaya konsumen makin percaya. Rajin-ajin juga eksis dengan ikut kampanye, kasih diskon, broadcast dan lain sebagainya sehingga konsumen akan mengenal toko kita,” terangnya.
Tidak hanya membuat toko lebih menarik, Rica juga benar-benar mengkurasi barang yang akan dijual bahwa semua brand atau produk yang mereka tawarkan aman untuk ibu dan bayi. Dia pun memiliki layanan customer service yang sangat baik, cepat menjawab chat dan jika ada barang yang rusak bisa segera diganti.
Dengan berbagai strategi promosi dan branding yang dia lakukan, penjualan di Berry Baby pun terus meningkat, saat in pun dia telah dibantu oleh 6 orang pegawai.
Bahkan pada Agustus 2017, wanita berusia 36 tahun ini didapuk sebagai City Leader dari komunitas penjual Lazada Club di Bandung yang hingga kini memiliki lebih dari 3.000 anggota. Sebagai seorang city leader, Rica banyak mengadakan kegiatan dan sesi berbagi untuk memperkaya penjual-penjual baru di Lazada.
Dia juga terus mencari cara memotivasi rekan sesama penjual untuk terus mempelajari wawasan dan tren eCommerce dan bisnis. Tidak sia-sia, banyak diantara anggotanya yang kemudian mampu menjadi top seller dari yang awalnya tidak bisa berjualan melalui ecommerce dan marketplace kini sukses dan telah memiliki rumah hingga mobil.
Sukses berjualan sekaligus membantu para pengusaha perempuan lainnya untuk maju dan berkembang, membuat Rica mendapatkan apresiasi sebagai Pemenang Lazada Forward Women of the Year Award 2022 dari Indonesia.