Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Godfather of AI, Geoffrey Hinton Bongkar Alasan Hengkang dari Google

Geoffrey Hinton pilih meninggalkan posisinya dari Google dan paparkan sejumlah ancaman yang ditimbulkan AI
Geoffrey Hinton/bloomberg
Geoffrey Hinton/bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Geoffrey Hinton, yang dianggap sebagai ‘Godfather’ alias bapak pendiri kecerdasan buatan, telah mengungkapkan kekhawatirannya soal teknologi ini.

Meskipun dia telah mengabdikan sebagian besar karirnya untuk mengembangkan teknologi AI, namun saat ini dirinya mulai memperingatkan tentang potensi bahaya yang mungkin terjadi jika teknologi ini jatuh ke tangan yang salah.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Hinton menjelaskan mengapa dia memutuskan untuk meninggalkan Google, di mana sosoknya menjadi salah satu pendiri Google Brain sebuah tim peneliti yang fokus pada pengembangan sistem kecerdasan buatan. 

"Sulit untuk melihat bagaimana Anda dapat mencegah aktor jahat menggunakannya untuk hal-hal buruk," katanya dikutip dari Entrepreneur, Selasa (2/5/2023).

1. Menyebarkan informasi yang salah

Geoffrey Hinton memiliki kekhawatiran yang besar tentang pengaruh buruk yang dapat diakibatkan oleh kecerdasan buatan, terutama terkait dengan penyebaran informasi yang salah. 

Dengan adanya teknologi deepfake dan bot yang didukung oleh AI, internet saat ini penuh dengan foto, video, dan cerita palsu yang dapat menyesatkan dan memperdaya orang. 

Bahkan baru-baru ini, sebuah lagu palsu dari Drake yang dibuat oleh AI dengan sangat baik harus ditarik oleh Universal Music karena banyak orang yang salah mengira bahwa lagu itu adalah nyata.

Hinton mengkhawatirkan bahwa ketidakjelasan antara realitas dan konten yang dibuat oleh AI akan menghasilkan kebingungan dalam masyarakat sehingga orang tidak dapat lagi membedakan apa yang benar dan apa yang palsu. 

Hal ini dapat membahayakan kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan dan mendorong masyarakat untuk mengambil tindakan yang salah atau bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain. 

Oleh karena itu, Hinton menekankan pentingnya untuk mengembangkan teknologi AI dengan tanggung jawab dan mempertimbangkan dampak sosialnya.

2. Perubahan yang terlalu cepat

Seperti para ilmuwan dan pemimpin pemikiran yang menandatangani surat terbuka untuk menyerukan penundaan pengembangan sistem AI yang lebih maju.

Pasalnya, Hinton prihatin dengan persaingan antara perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft untuk mencapai dominasi AI akan mendorong pengembangan teknologi AI yang terlalu cepat.

“Kecepatan pengembangan teknologi AI yang terlalu cepat dapat berdampak negatif pada kehidupan manusia jika tidak diimbangi dengan pengembangan teknologi yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kepentingan manusia dan masyarakat secara keseluruhan,” katanya. 

3. Menjadi lebih pintar dari manusia

Hinton merupakan pelopor kecerdasan buatan mengembangkan jenis pembelajaran mesin yang menggunakan jaringan syaraf tiruan, yang bekerja dengan cara mirip dengan otak manusia. 

Dirinya berpikir AI akan menjadi lebih maju daripada otak manusia, dan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi AI yang mengancam peradaban manusia.

Namun, menurutnya gagasan AI akan menjadi lebih pintar daripada manusia tidak akan terjadi dalam waktu dekat. 

“Kemungkinan ini akan memakan waktu 30 hingga 50 tahun atau bahkan lebih lama lagi,” ungkapnya. 

Ketika ditanya apakah dia merasa bersalah tentang kontribusinya dalam membawa teknologi ini ke dunia, Hinton menyatakan sejauh ini dia berusaha menghibur dirinya dengan alasan jika dia tidak melakukannya, maka orang lain pasti akan melakukannya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper