Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duthree Gigih Belatma, dari Pelatih Badminton jadi Suplier Bulu Bebek

Industri shuttlecock kini menjadi incaran bisnis mantan pelatih badminton Duthree Gigih Belatma.
Bisnis bulu bebek untuk shuttlecock
Bisnis bulu bebek untuk shuttlecock

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan atlit badminton, Duthree Gigih Belatma, banting setir dan mencoba peruntungan menjadi suplier dan distributor bulu bebek untuk bahan baku pembuatan kok badminton se-Indonesia.

Gigih, rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pelatih badminton di India, dan fokus mensuplai serta memproduksi shuttlecock guna memenuhi kebutuhan kok badminton secara nasional.

Awalnya, dia merasa bimbang melepas pekerjaannya sebagai pelatih badminton yang telah berjalan selama 3 tahun.

“Gaji yang saya terima sebagai pelatih badminton di India cukup lumayan, tapi bisnis yang saya jalani sebagai sampingan juga mulai membesar. Ini buat saya dilema,” katanya.

Namun setelah kontrak kerja berakhir, pria kelahiran Bandung ini nekat untuk tidak memperpanjang kontraknya. 

“Ya, ketika bisnis sudah berjalan baik, dan laba yang diterima meningkat berkali-kali lipat dibandingkan dengan gaji yang diterima sebagai pelatih, ya akhirnya saya putuskan untuk pulang saja,” sambungnya.

Dia mengatakan keyakinannya dalam bisnis ini karena bulu tangkis di Indonesia merupakan salah satu olahraga favorit seperti sepak bola.

Sehingga, menurut Gigih industri shuttlecock tumbuh dengan menjanjikan omset hingga dua triliun rupiah setiap tahunnya.

Sayangnya, kuantitas dan kualitas bulu bebek lokal untuk mensuplai semua kebutuhan industri shuttlecock di Indonesia kurang terpenuhi.

Seperti provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai sentral dari industri kok bulu tangkis di Indonesia ini, menurut data dari KPPU menyebutkan bahwa 90% kebutuhan bulunya disuplai dari luar negeri (impor).

Mengimpor bulu bebek, lanjutnya, bukan karena kekurangan suplai dari dalam negeri, tapi juga karena kualitas bulu bebek lokal dinilai tidak cukup baik sehingga hanya dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan.

Pria berusia 28 tahun inipun terjun ke industri shuttlecock di bawah naungan CV GD Feather, salah satu importir dan distributor bulu bebek di Indonesia.

Gigih juga mulai memproduksi brand shuttlecook-nya sendiri bernama Belkhoin dan MP.

Menurutnya, shuttlecock badminton dari kedua bermerek itu sudah berhasil ia ekspor ke Arab Saudi.

“April kemarin kita baru saja mengekspor Belkhoin dan MP ke Arab Saudi. Harapannya tentu produk lokal ini bisa diterima dengan baik, dan mereka melakukan repeat order.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper