Bisnis.com, JAKARTA -- Plaza Semanggi, salah satu mal yang berada di pusat kota Jakarta kehilangan gairahnya. Berada di jantung kota Jakarta tak menjamin mal bisa ramai pengunjung.
Kini, mal milik PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) itu terpantau sepi, banyak tenant yang tutup dan hanya beberapa saja yang masih buka.
Pasca-pandemi Covid-19, mal sempat sepi, dan mal yang sering disebut Plangi itu nampak belum mendapatkan kekuatannya lagi untuk bangkit.
Meski demikian Lippo tetap optimistis bahwa Plaza Semanggi akan kembali pulih tahun depan, seiring dengan upaya Perseroan untuk melakukan renovasi.
Sempat ramai di awal, mal ini beroperasi sejak 2004. Dikutip dari situs Lippo Malls, Plaza Semanggi memiliki 8 lantai utama dengan luas lahan kotor 91.232 meter persegi dan luas bangunan sebesar 57.917 meter persegi.
Di dalamnya juga ada 13 tingkat kantor dan tempat parkir yang luas. Lokasinyapun strategis berada di dalam Segitiga Emas Jakarta, di simpang susun Semanggi, yang merupakan persimpangan yang menyalurkan lalu lintas Utara-Selatan dan Timur-Barat melintasi Jakarta Pusat.
Baca Juga
Bangunan mal ini juga terletak di antara banyak bangunan komersial dan berdekatan dengan Universitas Atmajaya, salah satu universitas terkemuka di Jakarta.
Adapun, salah satu ikon yang melegenda di sekitar mal ini adalah Auditorium Balai Sarbini beratap kubah dan Gedung Veteran yang bersebelahan, juga disebut menara Graha Purna Yudha.
Kedua gedung tersebut dibangun oleh Presiden Soekarno pada 1965 untuk menjaga kepentingan para veteran yang telah berjuang melawan agresi asing untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Namun, karena sempat mengalami kekurangan dana, pembangunannya tidak selesai, sampai pada 1973 pembangunan dilanjutkan dan kedua gedung tersebut dibuka oleh Presiden Suharto.
Pada awal 2000-an, Plaza Semanggi dibangun di sekitar Balai Sarbini dan Gedung Veteran yang telah direnovasi. Plaza Semanggi secara resmi dibuka oleh putri Soekarno, Presiden Megawati Soekarnoputri, pada 2004.
Adapun, konstruksinya dilakukan oleh Pembangunan Perumahan dan Total Bangun Persada dengan lama pembangunan sejak tahun 2001-2004.
Pusat perbelanjaan ini disebut menghabiskan dana Rp400 miliar sepanjang pembangunannya pada 2003, dan ditaksirbernilai hingga Rp1,01 triliun saat ini.
Mal itu memiliki konsep Downtown Sensation memberikan pengalaman mulai dari pusat jajanan serba ada, acara kebudayaan, busana, hiburan, alat elektronik, taman bermain, dan lainnya.