Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OBITUARI: Om Liem dan First Pacific Company

Tak ada yang meragukan, Om Liem adalah konglomerat papan atas di Indonesia yang sukses hingga kini. Itu berkat keuletannya dan selalu bekerja keras.

Tak ada yang meragukan, Om Liem adalah konglomerat papan atas di Indonesia yang sukses hingga kini. Itu berkat keuletannya dan selalu bekerja keras.

 

Hingga Om Liem meninggal pada Minggu (11/6) di Singapura, beliau masih tercatat sebagai penasihat First Pacific. Pebisnis kelahiran China itu menduduki posisi Chairman First Pacific dari 1981 hingga Februari 1999.

 

Bahkan, tentakel kerajaan bisnisnya, di bawah perusahaan induk First Pacific Company Limited yang tercatat di Hong Kong Stock Exchange dan kini dikendalikan oleh putranya, Anthoni Salim,  memiliki aset US$7,88 miliar pada akhir 2011 (setelah 30 tahun) dibandingkan dengan US$1,29 miliar pada 2003.

 

Grup Salim dengan asetnya di bawah kendali First Pacific merupakan salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

 

Om Liem mendirikan First Pacific, yang pada awalnya bernama Overseas Union Finance Limited, pada 1981 di Hong Kong. Semula, First Pacific merupakan perusahaan penyedia jasa keuangan dengan modal disetor hanya US$0,9 juta dan enam orang staf di sebuah kantor seluas 50 meter persegi d Hong Kong.

 

Dalam 6 tahun setelah didirikan, First Pacific langsung meluaskan ekspansinya dengan mengakuisisi Hibernia Bank di San Francisco, berinvestasi di Berli Jucker di Thailand, United Savings Bank di California, Hong Nin Bank di Hong Kong, dan mendirikan Metro Pacific Corporation di Filipina.

 

Pada 1988, First Pacific Holdings dan First Pacific International merger dan membentuk First Pacific Company dan backdoor listing ke perusahaan cangkang Shanghai Land milik keluarga Kadoorie. Investasi pertama kali di sektor telekomunikasi dilakukan dengan mengakuisisi 50% saham Pacific Link, Hong Kong, yang disusul dengan akuisisi Dragon Seed Department Store di Hong Kong.

 

Pada periode 1989-1996, First Pacific kembali lagi melaksanakan serangkaian akuisisi untuk memperluas bisnisnya, sehingga pertumbuhan bisnisnya melesat. Untuk pertama kalinya, pada 1996 saham First Pacific menjadi konstituen dalam perhitungan indeks Hang Seng di Hong Kong.

 

Saat krisis ekonomi dan perbankan melanda Asia dan Indonesia pada 1997-1998, Om Liem justru tak surut langkah. First Pacific malah mengakuisisi Philippine Long Distance Telephone Company (PLDT) di Filipina dan Indofood di Indonesia.

 

10 Tahun kemudian, melalui Indofood, Om Liem, Anthoni Salim, dan First Pacific secara tidak langsung mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja, pengendali PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk.

 

Saat itu, keluarga Salim juga menyepakati transaksi tukar guling dengan keluarga Sariaatmadja di mana PT Indosiar Karya Media Tbk, perusahaan induk stasiun televisiIndosiar, dilepas ke keluarga Sariaatmadja. Pelepasan kendali dari keluarga Salim atas Indosiar Karya Media baru terjadi belum lama ini ke keluarga Sariaatmadja.

 

Dirut PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja sempat berinteraksi dengan Om Liem pada awal era 90-an, meskipun sang taipan waktu itu jarang berkunjung ke kantor BCA,  karena menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada anaknya.

 

"Pada 1990 hingga 1992, sesekali Om Liem masih datang ke BCA. Ketika itu di lantai 7 Wisma BCA lama. Saat itu beliau sudah tidak terlalu aktif secara langsung. Namun, melalui putranya, Andree Halim, yang saat itu jadi Wapresdir BCA," ujarnya, Senin, (11/6).

 

Menurutnya, Om Liem merupakan sosok pengusaha yang sederhana. Dia sejak dulu mengharapkan agar tabungan Tahapan BCA bisa memasyarakat di samping usahanya membuka bisnis baru utk menciptakan lapangan pekerjaan.

 

Apakah ada kata-kata yang dikenang saat Om Liem memberikan nasehat kepada karyawan, Jahja mengaku waktu isu masih pejabat level bawah. Om Liem, sambungnya, sering melakukan rapat dengan direksi, tetapi memakai bahasa Jawa.

 

“Waktu itu sering rapat dengan direksi. Saat itu saya masih kroco. Advise-nya dalam bahasa jawa lagi, jadi saya nggak mudeng. Beliau sangat fasih bahasa Jawa dan Mandarin. Kalau bahasa Indonesia kurang terlalu lancar,” ungkapnya.

 

Bacelius Ruru, mantan Sekretaris Kementerian BUMN dan juga pejabat Kementerian Keuangan, mengatakan Om Liem adalah sosok pebisnis yang ulet dan pekerja keras.

 

“Saya kira yang membuat bisnis keluarga Salim menjadi seperti sekarang ini adalah keuletan, di samping relasi yang bagus,” ujarnya.

 

Bermain di basic needs

 

First Pacific kini memiliki portofolio investasi di sektor telekomunikasi, infrastruktur, barang konsumsi, dan sumber daya alam. Sektor bisnis itu merupakan segmen yang menarik di Indonesia, mengingat berhubungan erat dengan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 245 juta jiwa.

 

Satu bankir investasi senior di bank asing mengungkapkan gaya Om Liem dalam berbisnis mirip dengan Eka TJipta Widjaja dengan perusahan induknya Asia Pulp & Paper Ltd, Asia Food & Properties, dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk.

 

“Om Liem melihat jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan segmen yang menarik, sehingga mayoritas portofolio bisnisnya di basic needs, mirip dengan yang dilakukan oleh Eka Tjipta dengan Grup Sinar Mas.

 

Menurut dia, aset terbesar Grup Salim adalah di bawah kendali First Pacific dan semuanya itu di segmen bisnis yang menyediakan barang dan jasa kebutuhan pokok orang banyak.

 

Om Liem dikenal sebagai sosok yang sederhana. Itu pula yang terlihat dari gaya Grup Salim dalam berbisnis.

 

“Grup Salim cukup konservatif dan konvensional bila dibandingkan dengan Grup Bakrie. Negosiasi fee financing dengan Grup Salim juga tough.”   

 

Kini First Pacific memiliki 25,8% saham PLDT, operator telepon di Filipina yang sahamnya tercatat di bursa Filipina dan New York Stock Exchange.

 

First Pacific juga mengendalikan 59,1% saham Metro Pacific Investments Corporation, perusahaan terbuka yang bergerak di segmen infrastruktur.

 

Di PT Indofood Sukses Makmur Tbk, First Pacific memiliki 50,1% saham. Indofood memiliki anak perusahaan yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Salim Ivomas Pramata Tbk (SIMP), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Di sektor tambang, First Pacific memiliki 31,3% saham Philex Mining Corporation.

 

Berdasarkan UBS Investment Research, di luar First Pacific, Grup Salim memiliki PT Indomobil Sukses International Tbk, PT Unggul Indah Cahaya Tbk, dan investasi lainnya di luar negeri seperti QAF Singapore, Jurong Cement Singapore, Sembawang Resources Singapore, dan kepemilikan minoritas di PT Bank Central Asia Tbk (1,77%) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (13,03%).

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Hendri T. Asworo & Wisnu Wijaya

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper