Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRIAN YAPUTRA: Filosofi Pohon Hayat

Nama Brian Yaputra identik dengan usaha seni kaca patri di Indonesia yang dipeloporinya. Dia adalah President Direktur Eztu Glass Art (EGA).

Nama Brian Yaputra identik dengan usaha seni kaca patri di Indonesia yang dipeloporinya. Dia adalah President Direktur Eztu Glass Art (EGA).

Karyanya telah menghiasi dunia karena banyak digunakan diberbagai negara baik di rumah, gedung perkantoran, hotel,tempat ibadah seperti gereja, mesjid,vihara hingga taman rekreasi sekaliberDisneyland Hong Kong.

Brian mengerjakan proyek kaca patri di taman hiburan itu tahun 2004 dan menjadi satu-satunya perusahaan dari luar Amerika Serikat yang diterima untuk mempercantik wahana hiburan  isneyland ini dengankaryanya yang penuh warna.

Selain Disneyland, jika Anda berkunjung ke Hong Kong, sempatkanlah diri ke Gereja Katedral St. John. Perhatikanlah baik-baik panil kaca patri yang ada di tempat tersebut karena mahakarya seni kaca patri pada bangunan tersebut adalah karyanya juga, putra Indonesia yang memperkenalkan ornamen arsitektur dari abad ke 11 itu ke Tanah Air sejak 1981.

Kerajinan kaca patri yang dibuatnya memang ada dimana-mana. Di Hongkong saja misalnya menghiasi mulai dari hotel, restoran, gereja, stasiun Kowloon, perkantoran, gedung pertemuan hingga rumah-rumah pribadi di kawasan eks koloni Inggris itu.

Uniknya, banyaknya order yang diperolehnya dari HongKong tidak lepas dari perkenalan singkat dengan Tao Ho, Ketua Asosiasi Arsitek Hong Kong dalam pesawat antara Shanghai- Hongkong yangditawarinya permen pastiles saat terbatukbatuk.

Tao seolah menjadi pembuka pintu karyanya diterima di bekas koloni itu, selanjutnya kualitas dan seni kaca patrinya yang tinggilah menjadi tolak ukur mengalirnya pesanan.

Memang bukan hanya Hongkong dan di tanah air keindahan lukisan dan ornamen kaca patrinya bisa ditemui, Istana Bukit Khayangan di Brunei Darussalam, gedung perkantoran dan hotel di Cina, Jepang dan negara-negara di kawasan regional hingga Timur Tengah juga menggunakan produknya sehingga seni Eztu Glass Art (EGA) itu ada dimana-mana.

Produknya telah memikat hati para pakar di negeri Paman Sam, Amerika Serikat yang menjadi kiblatnya manifestasi seni rupa unik dan estetik ini. Pasalnya bukan hanya unggul dalam hal teknikpembuatan yang halus dan pewarnaannya, tema gambarnya juga sarat dengan filosofi.

Brian kecil yang gemar nonton wayang memang besar dalam tata krama dan filosofi Jawa sehingga karyanya bertema Gunungan atau pohon hayat yang sarat filosofi keharmonisan hidup pemikiranJawa menarik hati Smith, pemilik museum stained glass, AS, untuk mengoleksinya.

“Bangga rasanya pada tahun 1996 itu karya saya juga sudah diperhitungkan dan terpampang di kitab stained glass edisi khusus memperingati 90 tahun berdirinya asosiasi stained glass Amerika.”

Meski menoreh prestasi internasional, Brian mengaku semangat berbaginya juga luar biasa sehingga tamu terus berdatangan ke pabriknya dari berbagai kampus dan organisasi dari dalam dan luar negri.

Es(z)tu

Tahu-tahu bisnis kaca patri menjadi marak bahkan kini mencapai 2000 an dan banyak di antaranya adalah mantan karyawannya sendiri yang ingin mandiri.

“Saya jadi seperti bapak asuh karena mereka membeli bahan bakunya juga dari saya dan produksi mereka menyebar ada yang di Batam, Bali dan kota-kota lainnya. Bagi kami bisnis ini tetap merupakan usaha kerajinan skala UKM yang mengedepankan reputasi estetik," kata Brian yang hidup dan besar dalam filosofi Jawa yang kental.

Simak saja nama perusahaannya yang mengambil nama dari bahasa Jawa yaitu Sa'estu (sungguh-sungguh) dan sae estu (benar-benar bagus). Agar lebih bagus terdengar, huruf S diganti Z sehingga Eztu. “Jadi Eztu Glass adalah benar-benar kaca," jelas bapak tiga anak ini.

Pria kelahiran Semarang, 12 Agustus 1947 ini mengembangkan usahanya  bersama Freddy Sudjadi, ahli kaca patri lainnya dan hingga saat ini keduanya tak pernah berhenti memperdalam teknik dan seni kaca patri ke berbagai negara.

Karya seni yang melibatkan sedikitnya 400 karyawan di pabriknya di Cikupa, Tangerang ini, saat ini menjadi salah satu produk ekspor penting kerajinan Indonesia yang kualitasnya tak terkalahkan di dunia.

"Untuk bisa mencapai prestasi itu kuncinya menurut saya adalah tekun dan punya komitmen yang tinggi untuk menghasilkan mahakarya. Sepanjang tujuan bisnisnya bagus percayalah banyakkeberuntungan dan kebetulan-kebetulan yang akan memandu kita meraih impian," ujarnya.

Dia meyakini kesuksesan berbisnis justru berawal dari niat baik dalam diri sendiri.

Nilai Perusahaan

Ada empat filosofi yang ditarapkan di perusahaannya, yakni pertama, jujur tidak menipu, termsuk tidak memberi informasi yg menyesatkan kepada pelanggan. Kedua, memberikan nilai lebih pada hasil karyanya terhadap uang jasa yang di terima.

Ketiga, memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggan, dan keempat, selalu kreatif membuat produk yang berbeda, dan tidak meniru karya orang lain.

Menurut dia, jika sekarang gaung entrepreneurship sudah begitu luas di tanah air, maka mereka yang memilih jalur wirausaha tekunilah bidang usaha yang disukai.

"Think Big meskipun mengawalinya dari usaha mikro sekalipun," tegas suami Flora Wijaya ini.

Bagi para pemula, Brian berpesan bangsa ini membutuhkan pengusaha yang berkarakter yaitu yang pantang menyerah kreatif, inovatif dan bisa menjadi panutan.

"Bisnis apapun yang kita tekuni ya harus tekun, punya komitmen menghasilkan yang terbaik jadi jangan berhenti belajar karena selama kita hidup ilmu ini juga terus berkembang. Dulu kaca patri dominan untuk rumah ibadah, sekarang gedung dengan desain modern maupun minimalispun kini banyak di hiasi kaca patri," kata Brian.

Anak ke-4 dari 9 bersaudara pasangan Yap Tek Liong dan Soana ini beruntung pendidikan moral yang  ditanamkan dari orangtua terutama ibu justru mengantarnya sukses memimpin keluarga dan mengelola usaha.

"Jangan mimpi memimpin usaha apalagi negara kalau belum sukses memimpin rumah tangga," tegasnya. ([email protected]) (sut)

*) Disadur dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 21 Oktober 2012 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : nurul
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper