Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik Skype, Platform yang Tutup Setelah 23 Tahun Berdiri

Sosok di balik Skype, sempat menjadi salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia.
Ilustrasi migrasi Skype ke Teams
Ilustrasi migrasi Skype ke Teams

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah 23 tahun berdiri, menjadi salah satu pionir di dunia komunikasi berbasis internet, Skype resmi berhenti beroperasi sepenuhnya bagi para penggunanya pada 5 Mei (2025). 

Microsoft, yang mengakuisisi Skype pada 2011, telah menghentikan penggunaan platform tersebut dan mendorong para penggunanya untuk beralih ke Microsoft Teams, sebuah platform yang disebut-sebut lebih sesuai dengan kebutuhan komunikasi masa kini.

Skype diluncurkan pertama kali pada 2003, dan dalam waktu singkat, aplikasi ini menjadi pilihan utama untuk panggilan video dan suara gratis. 

Popularitasnya meroket selama 2000-an, membuat komunikasi jarak jauh menjadi mudah dan terjangkau. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, munculnya aplikasi dan platform konferensi video lainnya seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, beserta platform lainnya, telah muncul, yang mengalahkan Skype.

Kini, Microsoft telah mengonfirmasi bahwa mereka akan menghentikan Skype dan menggantinya dengan Teams, yang telah berkembang pesat, terutama selama maraknya kerja jarak jauh selama pandemi.

Pendiri Skype

Meskipun sudah sepenuhnya menjadi milik Microsoft, aplikasi panggilan video jarak jauh ini didirikan oleh Niklas Zennström seorang pengusaha e-commerce Swedia yang bersama Janus Friis menciptakan berbagai bisnis internet, terutama KaZaA, Skype, dan Joost.

Mengutip Britannica, pria kelahiran Swedia, 16 Februari 1966 itu memperoleh gelar sarjana dalam administrasi bisnis dan gelar master dalam bidang teknik fisika dan ilmu komputer dari Uppsala University di Swedia. 

Pada 1991, dia mulai bekerja di Tele2, sebuah perusahaan telekomunikasi Swedia, dan pada 1997, dia mempekerjakan Janus Friis untuk mengepalai layanan pelanggan di cabang Tele2 Denmark yang dikelola Zennström saat itu. 

Pasangan ini kemudian mulai berkolaborasi dalam usaha bisnis mereka sendiri, dimulai dengan ISP Get2Net dan portal web, Everyday.com.

Kolaborasi keduanya terus berlanjut, diawali pada 2000, ketika Zennström dan Friis menciptakan KaZaA, aplikasi berbagi berkas peer-to-peer (P2P) generasi kedua yang mereka distribusikan secara gratis. 

Meskipun aplikasi itu terkenal sarat dengan adware atau iklan-iklan pop-up, spyware, dan aplikasi malware lainnya yang diam-diam diinstal di komputer pengguna, KaZaA masih berusaha mencapai popularitas Napster, aplikasi berbagi berkas P2P generasi pertama yang pada 2001. 

Meskipun Zennström dan Friis berharap dapat menghindari masalah yang dihadapi oleh Napster, yang harus tutup adanya gugatan hukum di Amerika Serikat yang khawatir perangkat lunak itu digunakan untuk pembajakan komputer, sayangnya KaZaA juga segera dituntut di pengadilan Belanda karena pelanggaran hak cipta.  

Pada November 2001, perusahaan itu diminta untuk memastikan bahwa tidak ada materi berhak cipta yang dibagikan menggunakan KaZaA. Perusahaan tersebut kemudian dijual cepat ke berbagai pihak, termasuk perusahaan Australia Sharman Networks. 

Gugatan hukum berikutnya di Amerika Serikat dan Australia menghasilkan penyelesaian lebih dari US$100 juta yang harus dibayarkan oleh Zennström, dan Friis.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper