Ada pertanyaan mendasar yang diarahkan kepada seorang entrepeneur. Seperti tertulis dalam buku the Ciputra's Way: Bakat entrepreneur bisa dikembangkan apa tidak? Boleh jadi, ini lantaran, orang sering beranggapan ...wah saya mana ada bakat dagang. Atau,"Waduh...Saya engga berbakat untuk itu..."
Ternyata, bakat entrepreneur itu, bisa dikembangkan oleh siapa saja. Engga percaya? "Entrepeneur adalah seorang yang inovatif dan mampu mewujudkan ide kreatifnya ke dunia nyata. Entrepreneur akan mampu mengubah padang ilalang menjadi kota baru atau mengubah empat pembuangan sampah menjadi resot yang indah..."
Terpenting, di dalam diri entrepreneur ada tiga ciri: Mampu melihat peluang bsnis yang tidak dilihat atau tidak diperhitungkan orang lain. Seorang entrepreneur adalah orang yang melakukan inovasi, mengubah keadaan yang tidak/kurang menyenangkan menjadi keadaan seperti yang ia inginkan. Seorang entrepreneur adalah pengambil risiko, baik yang bersifat finansial [rugi] muapun mental [dianggap gagal].
Namun, kata Ciputra, orang yang memiliki atau mengelola sebuah bisnis, belum tentu seorang entrepreneur. "Mereka bisa disebut sebagai pebisnis atau pengusaha, tapi saya kira bukan entrepreneur seperti yang saya maksud."
Entrepreneur adalah pebisnis dan pengusaha yang handal. Pebisnis atau pengusaha belum tentu bisa disebut sebagai entrepreneur.
Ciputra mengakui bakat --atau bawaan dari lahir-- salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan entrepreneur. Namun, harus ada cita-cita besar, visi dan keberanian mengambil risiko yang tidak dilakukan oleh keanyakan orang. Namun, satu hal yang tidak kalah penting, lingkungan. Sukses Ciputra dipengaruhi lingkungan yang kondusif dan kesempatan berlatih pada tahap-tahap berikutnya, sehingga bakat pun terasah.