Bisnis.com, JAKARTA - Cookies atau kue kering adalah salah satu camilan yang harus selalu tersedia di atas meja ketika menyambut sanak saudara dan kerabat yang datang bersilaturahmi pada Lebaran. Namun, tidak semua orang sempat membuatnya.
Selain keterbatasan waktu, masyarakat kini lebih menyukai kepraktisan. Pilihannya adalah membeli kue kering di toko kue. Kondisi tersebut menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha yang memproduksi kue kering.
Seperti yang dirasakan oleh Tania Davina, pemilik Nuna’s Koekjes yang mengaku selalu kebanjiran orderan, bahkan permintaan telah melebihi kapasitas produksi.
Menjelang Lebaran, Davina yang biasanya dibantu oleh tiga orang pegawai, harus menambah jumlah karyawan hingga 15 orang. Maklum, kapasitas produksi meningkat hingga 120 kaleng per hari.
“Kalau hari-hari biasa permintaan hanya berdasarkan pesanan saja, tapi pada Lebaran ini per hari ka mi bisa produksi 120 kaleng,” ucapnya ditemui Bisnis di sela acara Wanita Wirausaha, Minggu (28/7/2013).
Permintaan mulai banyak terutama minggu kedua menjelang Lebaran. Namun, untuk mempersiapkan stok, pihaknya sudah mulai memproduksi sejak awal Ramadan.
Berbeda dengan kue kering lainnya yang hanya dikemas dalam toples, Tania mengemas kue-kue keringnya tersebut dalam kaleng berwarna ungu sehingga terlihat cantik dan elegan. Dia memang sengaja mengemas kue tersebut sedemikian rupa sehingga memiliki nilai lebih dibandingkan dengan kue-kue kering sejenis.
Selain dari sisi pengemasan, kue kering yang dipro duksinya tersebut merupakan resep turun-temurun dari ibu mertua yang memang memulai usaha ini lebih dulu sebagai bisnis rumahan. Oleh anakanak dan menantu, termasuk Tania, sejak 6 tahun yang lalu, kue kering tersebut berubah wujud dengan konsep dan kemasan baru yang lebih eksklusif.
“Jadi kami tidak hanya menjual kue kering saja tetapi juga packaging dan branding-nya juga kami kuatkan,” tuturnya.
Terdapat empat kategori dari Nuna’s Koekjes dari 30 rasa yang dimiliki yakni Classic Cookies yang biasanya selalu ada selama Lebaran antara lain kastangels, nastar, cheese sagu, serta putri salju.
Selain itu, dia memproduksi kue yang khusus menggunakan bahan baku keju atau kelompok Cheese Cookies, Chocolate Cookies kue yang dibuat dengan kombinasi cokelat, serta kue kering yang menggunakan bahan dasar buah-buahan atau yang disebut fruity cookies.
Harga yang dibanderol mulai dari Rp70.000—Rp115.000 per kaleng, sedangkan yang berukuran besar dibanderol mulai dari Rp85.000—Rp140.000 per kaleng.
Selain menjual dalam bentuk kaleng, Nuna’s Koekjes juga menjual kue-kue kering tersebut dalam kemasan box set yang dihias dengan beraneka bunga dan pitapita untuk mempercantik tampilannya.
“Dengan kemasan-kemasan yang cantik ini, kue kering tersebut juga bisa dijadikan sebagai parsel atau kado untuk orangorang tercinta. Kami juga menyasar kalangan perusahaan yang biasanya memberikan parsel kepada para klien,” ucapnya.
Sementara itu, Claudia Syanny Latif, pemilik Margueritte Premium Nougat & Cookies, awalnya memulai usaha dengan membuat nougat serupa permen susu isi kacang yang merupakan camilan dari Prancis.
Semakin lama, dia ingin mengembangkan usahanya sehingga mulai memproduksi cookies pada 2012. Untuk membuat cookies buatannya menjadi istimewa, Claudia mengemas setiap satu cookies-nya dengan kantong masing-masing sehingga lebih higienis.
Untuk cookies, dia menjualnya dalam bentuk kantong cokelat yang telah didesain menjadi lebih menarik. Setiap kantong terdiri dari 12 hingga 15 item cookies yang dibanderol mulai dari Rp30.000 hingga Rp60.000.
Menjelang Lebaran ini, dia pun mengaku kebanjiran orderan, produksinya meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari-hari biasa, permintaan mulai mengalir sejak minggu kedua puasa.
Melalui penjualan secara online, cookies dan nougat buatannya tersebut telah di kirim ke berbagai kota bahkan hingga ke Singapura. “Sekarang ini setiap hari permintaan terus masuk, kami pun memproduksinya tiga kali lipat. Untuk itu saya menambah tiga orang karyawan lagi dari yang saat ini ada tujuh orang karyawan.”
Dia pun mengklaim bahwa cookies buat annya tersebut memiliki keistimewaan yang tidak pasaran atau eksklusif karena pangsa pasar yang dituju kalangan menengah atas.
Pemain lain yang sudah lama berkecimpung di bisnis kue kering ialah Rosidah W. Utami yang sudah lebih dari 15 tahun memproduksi kue kering dan aneka camil an di bawah usaha DKU Cookies.
DKU Cookies ini dijual dalam bentuk paketan berisi enam buah toples kue kering dengan ukuran 250 gram. Harga yang dibanderol mulai dari Rp110.000-Rp220.000 per paket. Pada Lebaran kali ini, Rosidah menawarkan 13 varian paket kue kering dengan menambah kue kering berkarakter dan bermotif eksklusif.
“Jika 2012 kami menghadirkan 10 macam varian paket kue Lebaran, tahun ini lebih variatif apalagi dengan varian aneka kue kering motif emoticon,” tuturnya.
Untuk memenuhi permintaan yang membeludak, DKU Cookies menambah kapasitas produksi kue kering berkarakter dan bermotif eksklusif sebanyak 200.000 toples.