Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOMY WINATA (4): Saya Rada Klenik

Membesarkan grup usaha hingga menjadi berkembang menjadi Artha Graha Network yang meliputi aneka sektor jelas membutuhkan kemampuan perhitungan dan manajemen yang sangat matang. Dalam dunia modern saat ini, manajemen ala Barat dianggap lebih mumpuni

Membesarkan grup usaha hingga menjadi berkembang menjadi Artha Graha Network yang meliputi aneka sektor jelas membutuhkan kemampuan perhitungan dan manajemen yang sangat matang. Dalam dunia modern saat ini, manajemen ala Barat dianggap lebih mumpuni ketimbang perhitungan Timur, yang seringkali dinilai tidak rasional. Berikut pandangan Tomy Winata

Bapak percaya aneka perhitungan ala Timur?

Bukan [hanya] percaya, saya rada klenik kalau soal gitu. Selama saya bisa ngitung, bisa jangkau, akan saya ikuti dan pakai semuanya. Nggak apa-apa kalau orang bilang saya ini tahyul. Saya bangun tempat dimana, bangun kantor dimana ada perhitungannya juga. Selama mampu ngikutin sepatuh-patuhnya. Terkecuali yang ngasih ilmunya mentok, saya inisiatif sendiri pakai sixth sense. Dan di Tambling ini saya yakin ada kekuatan super yang tidak terjangkau oleh akal sehat kita. Saya ngalamin banyak sekali peristiwa aneh di sini.

Kemampuan itu given atau nglakoni?

Kombinasi, waktu saya susah punya orang tua angkat jadi sebelum ke Kalimantan umur 8 tahun saya punya orangtua asuh namanya Bisri Artawinata. Beliau lurah Desa Takokak, Jampang Tengah, Cianjur Selatan. Orang situ menganggap saya anak Takokak,  anak Jampang. Di desa itu saya banyak mengalami dan belajar, sebagai anak angkat pak lurah, di setiap pertemuan sungai diceburin, di setiap gua disuruh semedi. Ajaran dari agama Budha saya pun saya jalankan.

Sekarang masih rajin nglakoni?

Iya. Saya nggak khusus melakoni, tetapi secara insting saya jalankan semua. Pelajaran yang pernah saya dapat yang harus saya tekunin selama masih memungkinkan tetap dijalankan. Kemana saya pergi, permisi kepada Tuhan, permisi kepada penunggu alam setempat.

Perhitungan seperti itu dilakukan juga dalam kegiatan usaha?

Kalau masuk dalam hitungan, ya saya pakai. Nggak cocok, ya enggak. Saya itu kan cuma minta kepada Yang Maha Kuasa, tolong hukum saya kalau memakai rejeki pribadi lebih dari 40%.  Jadi yang 60% itu harus saya kembalikan sebagai sistem untuk kepentingan orang lain, public utility. Dan saya berani ngucap Pak, kalau ada musibah, pertama-tama saya bilang ada kelebihan pakai nggak nih? Saya periksa dulu, jadi jangan buruk muka cermin dipecah.

Sekarang di sini tenang-tenang aja tuh, masyarakat sini juga nggak ada masalah. Dulu di sini ribuan keluarga. Setiap kali mau ada kejadian ada firasat diberi tahu dulu. Ingat, kalau alam berubah jadi di luar kebiasaan, pasti ada sesuatunya.

Orang sekarang kurang memahami alam ya?

Bukan lemah. Maaf saya juga belum bersih, tetapi kalau keserakahan itu menguasai nurani dia, membuatnya tidak tajam. Orang harus belajar ikhlas atau ngikhlasin, karena kalau serakah ‘aku’ nya kegedean, jadi mata batin indera keenamnya tertutup.

Kan kita ada hati kecil, hati kecilnya tertutup oleh ‘aku’ nya. Insting nggak jalan. Itu saja kita lihat, bikin common sense aja. Kalau kejawen mengajarkan, setiap orang kan ada pengawal. Pengawal itu adalah hati kecil, karena kita konyol dan serakah kita salahkan hati kecil itu.

Jadi kita ini lahir sudah dilengkapin dengan hati kecil. Itu jimat yang ada di relung hati paling dalam. Kalau mau lebih manjur lagi,  lu sungkem sama ibu, cuci kaki ibu lu, mandi pakai air cuci kaki ibu lu. Itu jimat yang paling manjur.

Nah, kenapa bangsa ini banyak cobaan. Karena anak bangsa ini banyak yang jadi Malin Kundang. Kaya raya dari hasil hutan, dari tambang, dia kaya dari fasilitas negara. Begitu negaranya, Ibu Pertiwi lagi sakit duitnya dibawa pergi keluar negeri. Maka alam jadi marah.

Alam ini membiarkan kita mengambil hasil alam, kalau untung berlebih ya gunakan menolong yang lain. Ini [malah] ditaruh di negara asing, gimana alam nggak marah?

Pewawancara: Y. Bayu Widagdo/Akhirul Anwar

Wawancara sebelumnya: 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Y. Bayu Widagdo
Editor : Y. Bayu Widagdo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper