Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Polisi Berpangkat Kombes 'Nganggur,' Nggan Patroli

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Sutarman mengungkapkan banyak pengangguran pada pangkat tertentu, terutama komisaris besar (kombes).
Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman/JIBI
Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Sutarman mengungkapkan  banyak "pengangguran" pada pangkat tertentu, terutama komisaris besar (kombes).

"Banyak 'pengangguran' di pangkat tertentu, kalau dilihat dari persentasenya lebih besar setingkat kombes, tetapi jumlahnya tidak begitu besar,"  ujarnya usai memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Kompolnas dan Polri di Jakarta, Senin (25/11/2013) malam.

Sutarman menjelaskan bahwa "pengangguran" yang dimaksud bukanlah tidak bekerja, tetapi menunggu jabatan.

"Banyak kan yang sekolah lagi dan dia menunggu jabatan. Dan dia (anggota polri setingkat kombes) kerjanya menganalisa dan kebijakan bukan 'nganggur' tidak punya jabatan,"  tambahnya.

Pada kenyataannya, Sutarman mengakui bahwa anggota Polri setingkat kombes mulai tidak bersemangat apabila ditugaskan berpatroli ke lapangan. "Begitu sudah kombes, dia tidak mau patroli. Negara rugi menggaji jutaan, tetapi tidak dimanfaatkan."

Karena itu, jenderal polisi bintang empat ini meminta kepada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk mengawasi kinerja polri, baik dari segi sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana dan lainnya.

"Kita minta masukan berbagai pihak untuk merumuskan beban kerja Polri, berapa jumlah efektif yang seharusnya diawaki Polri apakah berlebihan atau tidak," tegasnya..

Dia berharap Kompolnas bisa memberikan kritik dan saran kepada kepolisian untuk mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri dan menyampaikannya kepada presiden.

Hal itu dilakukan, lanjut Sutarman, untuk mendeteksi secara dini penyimpangan-penyimpangan yang ada, terutama di internal Polri, sehingga mampu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.

"Kami siap diawasi, dikritik untuk melakukan langkah-langkah paling tepat untuk meraih kepercayaan masyarakat. Kalau dipercaya pasti akan dicinta,"  tegasnya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswires
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper