Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Manajemen: Apakah Anda Bekerja di “Jalan” Anda?

--- Pekerjaan yang terbaik sesungguhnya adalah kalau kita melakukan pekerjaan sesuai dengan jalur kita, orbit kita, potensi spesifik kita itu. Inilah definisi saya mengenai jalan hidup.

Bisnis.com, JAKARTA -  Dalam sebuah penerbangan ke luar kota saya berbincang-bincang dengan seorang pengamat ekonomi terkenal. Awalnya, suasana perbincangan hangat dan akrab, sampai akhirnya kami membicarakan seorang teman yang kini menjadi menteri di kabinet yang sekarang.

Mengetahui bahwa menteri tersebut adalah kawan baik saya semasa kuliah dulu, tanpa diduga-duga si pengamat mengatakan, “Hebat ya teman Anda itu, nasib dia sekarang jauh lebih baik daripada Anda.”

Saya terkesiap, berusaha mencerna apa maksud kata-katanya itu. Sesungguhnya tak ada yang perlu dicerna lagi karena kata-katanya itu cukup jelas dan gamblang. Saya hanya tidak siap mendapatkan “serangan” mendadak seperti itu. Setelah terdiam beberapa saat saya kemudian mengatakan pelan-pelan, “Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Kita tak dapat membuat perbandingan sesederhana itu.”

Apa yang dilontarkan pengamat ekonomi itu sesungguhnya adalah paradigma kebanyakan orang mengenai pekerjaan. Bahwa di dunia ini memang ada pekerjaan yang lebih tinggi, lebih mulia, lebih hebat, dan lebih terhormat dari pekerjaan yang lain.

Kita menganggap hebat pekerjaan sebagai pejabat pemerintah, anggota DPR, juga orang-orang yang sering muncul di media massa. Sebagian orang merasa bahwa pekerjaan sebagai pegawai negeri lebih baik, sebagian lagi menganggap karyawan swastalah yang lebih baik dan lebih profesional.

Ada yang beranggapan menjadi wirausaha jauh lebih baik dan lebih membanggakan, ada lagi yang merasa lebih bergengsi bila menjadi manager di perusahaan besar. Padahal sesungguhnya semua pekerjaan yang baik adalah baik, tidak ada pekerjaan yang lebih tinggi daripada pekerjaan yang lain.

TEMUKAN JALAN ANDA SENDIRI

Apakah benar semua pekerjaan itu sama baiknya?  Tentu saja, tetapi hal ini dimulai dengan catatan awal bahwa pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan di jalan kebaikan. Semua pekerjaan di jalan kebaikan adalah pekerjaan yang baik. Semua pekerjaan diluar jalan kebaikan bukanlah pekerjaan yang baik walaupun dilakukan dengan sangat baik.

Yang perlu digarisbawahi adalah tidak setiap pekerjaan itu cocok untuk siapa saja. Pekerjaan itu hanya cocok bagi orang-orang tertentu. Setiap orang pada dasarnya lahir ke dunia ini karena ada sebuah pekerjaan yang menantinya di ujung sana. Bukankah kita diutus Tuhan ke dunia ini dengan sebuah misi khusus, sebuah misi yang memang diperuntukkan bagi kita?

Tugas kita di dunia ini sesungguhnya adalah mengenali diri kita semaksimal mungkin dan menemukan apa manfaat yang sangat khusus dan spesifik yang dititipkan Tuhan kepada kita. Manfaat setiap diri kita itu sangat spesifik, dan hanya pas bagi kita dan orang-orang yang memiliki potensi serupa dengan kita.

Karena itu pekerjaan yang terbaik sesungguhnya adalah kalau kita melakukan pekerjaan sesuai dengan jalur kita, orbit kita, potensi spesifik kita itu. Inilah definisi saya mengenai jalan hidup. Jalan hidup setiap orang itu sesungguhnya sudah digariskan Tuhan dalam bentuk potensi, kemampuan dan passion masing-masing orang. Menjalani hidup sesuai dengan jalan Tuhan adalah menjalani hidup yang terbaik, termulia dan terhormat.

Melihat potensinya di masa lalu, teman saya yang kini menjadi menteri itu memang menjalani “takdir” yang digariskan Tuhan kepadanya. Sejak dulu ia memang dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi, serta memiliki kemampuan yang sangat baik di bidangnya. Sebelum menjabat menteri ia juga adalah seorang ilmuwan, peneliti dan konsultan ternama di bidangnya. Jabatan menteri baginya sesungguhnya hanyalah kelanjutan karirnya ke posisi dan tanggung jawab yang lebih besar.

Saya sendiri tak pernah bercita-cita menjadi pejabat yang mengurusi kebijakan dan masalah-masalah publik. Saya tidak menyukai pekerjaan semacam itu dan memang tidak punya passion disana. Sedari dulu saya menyukai pekerjaan sebagai guru yang mencerahkan.

Saya senang kalau bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain melalui tulisan dan buku-buku, juga melalui talkshow saya di radio dan televisi. Intinya saya benar-benat menikmati apa yang saya lakukan saat ini dan bangga digelari sebagai sang pencerah.

BEKERJA BUKAN PADA JALANNYA

Kalau setiap orang menemukan “jalan hidupnya” sendiri dan memberikan dirinya yang terbaik maka semua harapan orang di dunia ini akan terkabul dengan baik dan semua orang akan bahagia karena semua masalah akan ditangani oleh orang-orang yang tepat. Kekacauan di dunia ini terjadi karena masalah ditangani oleh orang yang salah yaitu orang-orang yang tidak bekerja di “jalan yang benar”.

Ambil sebuah contoh sederhana, misalnya mengenai fenomena berbondong-bondongnya artis memasuki dunia politik.  Mungkin saja ada satu atau dua artis yang memiliki potensi di dunia politik, tetapi secara keseluruhan fenomena seperti ini merugikan masyarakat.

Pertama, dunia politik kita akan dipenuhi orang-orang yang tidak paham masalah dan falsafah perpolitikan dan apa sesungguhnya perjuangan terpenting di dunia politik. Kedua, masuknya para artis ke dunia politik sudah tentu mengurangi kesempatan kader-kader partai politik yang sudah bertahun-tahun bekerja keras untuk partai.

Mereka ini sesungguhnya lebih paham mengenai masalah masyarakat dan konstituennya, serta mempunyai passion dan potensi di bidang politik, tetapi mereka jadi tergusur karena kalah popularitas dibandingkan dengan para artis.

Ketiga, masyarakat juga akan dirugikan karena kehilangan bintang-bintang pujaan mereka yang sesungguhnya mempunyai bakat yang luar biasa di bidang seni. Para artis itu sesungguhnya akan lebih bermanfaat bila bisa menghibur masyarakat dan mengisi kebutuhan masyarakat akan seni.

Untuk itu maka pemahaman kita haruslah diubah. Pekerjaan yang terbaik bagi kita adalah pekerjaan yang memang ditakdirkan Tuhan untuk kita lakukan. Itulah pekerjaan yang mulia, terbaik, dan terhormat. Seorang artis sama mulianya dengan seorang politisi bila mereka melakukan yang baik untuk melayani orang lain.

Bukankah tugas seorang penjaga pintu kereta api sama mulianya dengan seorang dokter yang menyelamatkan nyawa orang lain? Ukuran nilai pekerjaan bukanlah pada pekerjaannya tetapi pada manfaatnya bagi orang lain.

Ini penting kita garis bawahi karena ada banyak profesi yang dianggap mulia tetapi disalahgunakan orang seperti profesi hakim, polisi, jaksa, politisi, menteri, ulama dan sebagainya. Bukankah banyak tersangka korupsi yang berasal dari profesi tersebut? Jadi bukan profesinya yang membuat martabat orang itu tinggi tetapi manfaatnya bagi kebaikan orang banyak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Arvan Pradiansyah, Penulis Buku I Love Monday & Managing Director ILM
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper