Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Renyahnya Bisnis Kentang Ulir Kriuk, Balik Modal Maksimal 4 Bulan

Kentang goreng kini menjadi salah satu kudapan yang digemari masyarakat. Kian hari, bisnis kentang goreng pun makin berkembang. Pelaku usaha kuliner berlomba-lomba membuat kreasi kentang yang gurih dan nikmat. Tak jarang mereka menawarkan paket-paket kemitraan bagi investor yang berminat terjun ke bisnis ini.
/ilustrasi/bisnis.com
/ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, Jakarta - Kentang goreng kini menjadi salah satu kudapan yang digemari masyarakat. Kian hari, bisnis kentang goreng pun makin berkembang.

Pelaku usaha kuliner berlomba-lomba membuat kreasi kentang yang gurih dan nikmat. Tak jarang mereka menawarkan paket-paket kemitraan bagi investor yang berminat terjun ke bisnis ini.

Pemain lain yang turut memeriahkan pasar kudapan kentang goreng adalah Sulistyawatiningsih, 38. Bersama rekannya, Heru Ubaidilah, Sulis membuat produk Kentang Ulir Kriuk pada 2010. Sesuai namanya, olahan kentang ini berbentuk layaknya sebuah sekrup besar yang ditusuk bambu di bagian tengahnya.

Inspirasi awal Sulis membuat camilan dari kentang ini datang dari jenis kentang tornado yang sudah terkenal di luar negeri. Namun, dia tidak bisa langsung membuat produk karena tidak ada distributor yang menjual alat pemotong kentang khusus itu. Mereka pun membuat mesin potong sendiri.

“Setelah enam bulan, mesin pemotong kentang ulir akhirnya jadi. Kami sudah daftarkan mesin tersebut ke Dirjen HAKI, sedangkan untuk merek dagang kami adalah Ulir Kriuk,” ujarnya.

Sulis mengungkapkan ketebalan ulir kentang sangat tipis yaitu 1mm. Oleh karena itu, kentang goreng berbentuk spiral ini terasa renyah layaknya keripik kentang. “Renyahnya dijamin bikin ketagihan,” ungkapnya.

Untuk jenis kentang, dia merekomendasikan kentang Dieng dibandingkan dengan kentang lain yang ada di pasar. “Tekstur kentang dieng yang lebih padat membuat kentang tidak mudah pecah.”

Agar makin nikmat, Sulis juga menambahkan berbagai variasi rasa. Dia menyediakan sekitar 30 jenis bumbu kentang. Namun, dia hanya akan mengeluarkan 4—6 jenis bumbu dalam satu periode a.l. rasa jagung bakar, keju, balado, barbeque, pizza, dan lainnya.

Target pasar Kentang Ulir Kriuk adalah anak sekolah. Untuk itu, dia membuka cabang pertama di salah satu sekolah di bilangan Tangerang, Jawa Barat. Respon yang datang sungguh di luar dugaan. “Kentang Ulir Kriuk laris hingga 300—400 tusuk saat periode awal buka,” katanya.

Karena menyasar anak sekolah, Sulis tidak mematok harga yang mahal. Harga jual terendah dipatok Rp3.000 per tusuk. Meskipun murah, untung yang bisa diraih ternyata cukup besar. “Harga pokok produksinya hanya sekitar Rp1.000—Rp1.200 per tusuk,” ujarnya.

Untuk mengembangkan usahanya, Sulis menawarkan sistem kemitraan Ulir Kriuk sejak 2 tahun lalu. Ada tiga paket yang bisa dipilih oleh calon mitra yaitu paket minimalis Rp5 juta, paket hemat Rp7,5 juta, paket standar Rp10 juta, dan paket komplit Rp12,5 juta. “Perbedaan paket ada di fasilitas yang didapat. Namun, semua paket tersebut menjamin mitra untuk siap berjualan,” katanya.

Ketika ditanya soal balik modal, Sulis mengaku nilai investasi awal yang dikeluarkan akan kembali setelah 3—4 bulan beroperasi. Untuk mencapai target itu, dia berharap mitra bisa menjual hingga 100 tusuk setiap hari. Namun, apabila mitra ingin lebih cepat balik modal dia menyarakankan agar mitra mengaplikasikan sistem jemput bola yaitu berjualan keliling.

Agar mitra makin tertarik, Sulis tidak mengenakan biaya kemitraan (franchise fee) ataupun biaya royalti. Untuk bahan baku kentang, dia pun membebaskan mitra untuk memilih kentang sesuai keinginan. Sulis hanya menyuplai alat pemotong dan penggorengan khusus dan bumbu beraneka rasa.  

Seiring makin populernya Kentang Ulir Kriuk, jumlah mitra yang bergabung pun terus bertambah. Saat ini, Sulis memiliki 70 mitra yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. “Sampai saat ini paling banyak di pulau Jawa. Namun, mitra kita juga ada di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.”

Hingga kini, Sulis mengaku masih fokus pada olahan kentang karena pasar yang bisa digarap sangat besar. “Konsumen Indonesia sangat suka nyemil. Cemilan yang populer adalah keripik kentang. Makanya, saya masih ingin fokus di sini dulu. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan produk olahan kentang lainnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper