Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berniat Bisnis Waralaba Makanan, Simak Tips Ini

Bisnis makanan adalah usaha yang tak pernah habis dimakan zaman. Salah satunya adalah makanan atau minuman ringan ala gerobak atau stan (booth)
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, Jakarta - Bisnis makanan adalah usaha yang tak pernah habis dimakan zaman. Salah satunya adalah makanan atau minuman ringan ala gerobak atau stan (booth). Meskipun modalnya terbilang kecil, untung yang didapat dari usaha jenis ini ternyata cukup besar yakni berkisar 30—50%. Hal inilah yang membuat masyarakat terpikat untuk menggeluti bisnis makanan ringan.

Tak heran, banyak pelaku usaha di bidang makanan ringan yang menawarkan skema kemitraan. Biasanya mereka membuka peluang kerja sama setelah bisnisnya sukses di pasaran. Mereka pun berlomba-lomba memberikan berbagai promosi untuk menggaet perhatian calon mitra diantaranya nilai investasi yang kecil, periode balik modal cepat, persiapan bisnis mudah, hingga minim biaya operasional.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), mengungkapkan perkembangan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) di bidang kuliner sangat pesat.

“Perbandingan persentase antara bisnis makanan dan non-makanan adalah 60:40. Saat ini, pola kemitraan di bidang kuliner sedang naik daun,” ujarnya (10/2/2014).

Kendati memiliki prospek yang cerah, calon mitra harus tetap memperhatikan beragam aspek dan risiko bisnis sebelum memutuskan bergabung dengan salah satu merek franchise. Jika tak hati-hati, calon investor bisa jadi malah merugi.

Hal utama yang harus diperhatikan oleh calon mitra adalah melihat peluang bisnis makanan yang ingin dibidik. Amir menuturkan, calon mitra harus memperhatikan jenis makanan yang sedang digemari masyarakat. Pastikan pasar belum jenuh dengan makanan ringan tersebut.

Selain melihat kondisi pasar, calon mitra juga bisa melakukan investigasi sederhana.

“Kunjungi booth yang kita lirik pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin. Di samping mencoba rasa makanannya, lihat juga jumlah konsumen yang datang. Kalau pengunjung cukup banyak, berarti bisnis ini potensial.”

Lebih lanjut, masyarakat juga jangan terbuai oleh periode balik modal yang cukup cepat. Hitung dengan seksama biaya investasi yang akan dikeluarkan, termasuk biaya sewa tempat dan gaji pegawai. Lalu, bandingkan dengan perkiraan pendapatan yang akan diterima.

Amir menuturkan calon investor juga harus memperhatikan citra dan seluk-beluk perusahaan. Caranya adalah dengan mencari tahu rekam jejak dan managemen perusahaan. Kalau ternyata managemen tak profesional, lebih baik urungkan niat Anda untuk bekerja sama.

Singkat kata, sebaiknya pelajari terlebih dahulu semua penawaran yang Anda dapatkan dari para pemberi franchise.

“Bisnis itu harus dijalani dengan penuh perhitungan. Makanya, calon investor juga harus teliti sebelum berinvestasi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper