Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Hal Penting Buat Meningkatkan Kinerja Karyawan

Work-life balance merupakan sebuah konsep yang digadang-gadang sebagai penyeimbang antara pekerjaan (karir dan ambisi) dan gaya hidup (kesehatan, hiburan, waktu luang, waktu keluarga dan meditasi spiritual).nn
Karyawan sekarang tidak mau waktunya digerogoti oleh perusahaan. /bisnis.com
Karyawan sekarang tidak mau waktunya digerogoti oleh perusahaan. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Work-life balance merupakan sebuah konsep yang digadang-gadang sebagai penyeimbang antara pekerjaan (karir dan ambisi) dan gaya hidup (kesehatan, hiburan, waktu luang, waktu keluarga dan meditasi spiritual).

Kini konsep tersebut telah diadaptasi oleh beberapa perusahaan besar di kota-kota besar seperti Jakarta.

Perusahaan-perusahaan yang cenderung sudah ternama memiliki alokasi dana khusus untuk memberikan karyawan fasilitas ekstrakurikuler di dalam kantor yang menjawab eksistensi konsep work-life balance.

Fasilitas tersebut dapat berupa tempat fitness, tempat spa dan salon, tempat karaoke, taman bermain, tempat laktasi bagi ibu menyusui dan kelas yoga.

Tak hanya itu, perusahaan juga menyediakan member card grartis di tempat-tempat fitness di luar kantor jika perusahaan tidak memungkinkan membangun tempat fitness di dalam kantor.

Bagi perusahaan, fasilitas ekstrakurikuler tersebut adalah investasi  jangka panjang yang akan dipetik hasilnya melalui kinerja karyawan.

Lantas apa keuntungan fasilitas pendukung dalam konsep work-life balance bagi kinerja karyawan dan perusahaan itu sendiri?

Staf Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Indonesia Adih Respati menjelaskan bahwa perusahaan hanya bisa memberikan performa baik dan menghasilkan profit tinggi jika kinerja karyawan juga baik.

Perusahaan dibantu oleh bagian Sumber Daya Manusia (SDM) merancang sedemikian rupa agar karyawan betah dalam iklim kerja perusahaan.

“Karyawan masuk ke dalam sebuah perusahaan karena mereka memiliki minat tinggi terhadap pekerjaan yang ditawarkan, ketika mereka diterima kemudian tugas perusahaan lah yang membuat mereka bertahan,” kata Adih kepada Bisnis.

Hal ini dikarenakan proses rekrutmen calon pekerja memakan biaya banyak. Karyawan baru belum mampu menghasilkan profit bagi perusahaan dalam 6 bulan pertama mereka bekerja.

“Jadi selama 6 bulan pascarekrutmen perusahaan hanya bakar uang saja,” tambahnya.

Setelah tenggak waktu 6 bulan, perusahaan sebisa mungkin berupaya agar para karyawan mampu bekerja di bawah iklim perusahan sehingga dpat memberikan performa yang baik dari segi kuantitas (produktivitas) maupun kualitas.

Di sinilah peran perusahaan untuk memberikan benefit bagi karyawan dengan fasilitas ekstrakurikuler. Pekerja menahun atau yang seperempat hidupnya diabdikan kepada perusahaan, mereka akan terjebak dalam kebosanan. Hal ini dapat menyebabkan mereka tidak termotivasi dan memperburuk mood sehingga akan menurunkan performa.

“Karyawan sekarang tidak mau waktunya digerogoti oleh perusahaan. Perusahaan harus memberikan mereka timbal balik yang setimpal atas kerja keras mereka,” imbuhnya.

“Gratifikasi” yang diberikan oleh perusahan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Fasilitas wellness seperti tempat fitness, salon, tempat spa dan sauna dberikan kepada karyawan agar mereka tetap sehat dan bugar. Jika badan sehat, psikologi pun agar terpacu sehat dan otomatis dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

Fasilitas hiburan, tambahnya, seperti  tempat karaoke dan fasilitas nonton bareng diberikan kepada karyawan agar mereka terangsang dan terinspirasi dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka.

Tak hanya itu, fasilitas hiburan juga diyakini mampu mempererat hubungan si bos dan karyawan. Hal ini mampu memberikan atmosfer positif bagi  interaksi seluruh karyawan di perusahaan. Jika hubungan karyawan dengan atasan dan karyawan lainnya baik-baik saja, maka mereka berada dalam ikilim kerja yang cair, kerjasama terjalin dan produktivitas mereka semakin baik.

“Fasilitas hiburan merupakan ajang pelicin bagi karyawan dan si bos untuk menciptakan chemistry informal. Karena salah satu alasan utama karyawan meninggalkan perkerjaan adalah isu atasan. Atasan yang kaku, tidak melibatkan karyawan dalam tim atau pengambilan keputusan akan membuat karyawan tidak nyaman dan memutuskan keluar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper