Bisnis.com, JAKARTA - RSUD Zainoel Abidin kini memiliki kamar bedah jantung hybrid pertama berteknologi FlexMove di Indonesia, yang merupakan bantuan dari PT Philips Indonesia.
Kamar bedah inovatif ini dilengkapi dengan solusi pemandu citra langsung yang canggih, untuk memandu bedah kardiovaskular, juga dilengkapi dengan berbagai teknologi inovatif Philips lainnya.
Berdasarkan data yang dirilis Organisasi Kesehatan dunia (World’s Health Organization /WHO) pada 2011, penyakit jantung koroner (PJK) adalah pembunuh nomor satu di Indonesia. Angka kematian karena PJK mencapai 243.048 atau 17,05% dari total kematian di negeri ini.
Salah satu solusi untuk meringankan beban para penderita PJK adalah dengan tindakan bedah jantung minimal invasif. Kamar bedah hybrid baru ini akan mendukung berbagai macam bedah minimal invasif.
“Philips berdedikasi untuk menciptakan masa depan layanan kesehatan, dengan membawa berbagai solusi inovatif yang menjawab berbagai tantangan utama dalam layanan kesehatan, seperti meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskular. Kami bangga telah membawa solusi teknologi hybrid untuk RSUD Zainoel Abidin, yang telah menjadi fasilitas Hybrid pertama di Aceh dan Sumatra,” kata Teguh Purwanto, Sales Director PT Philips Indonesia, Healthcare Division, dalam siaran pers, Kamis (27/2/2014).
Teguh menuturkan peralatan medis Philips yang dipasang di dalam kamar bedah hybrid di rumah sakit ternama di Banda Aceh ini juga menyederhanakan alur kerja.
Dilengkapi dengan peralatan intervensional terbaru dari Philips, seperti Allura Xper FD20 system dengan FlexMove untuk mengakses tampilan citra dengan resolusi tinggi. Selain itu, alat navigasi HeartNavigator untuk mendukung berbagai prosedur bedah minimal invasif.
Hal itu meliputi perbaikan penyumbatan (stenoses) atau ballooning(aneurysms) dalam pembuluh darah, serta penggantian katup jantung minimal invasif (Transcatheter Aortic Valve Implantation/TAVI).
“Intervensi hybrid dalam operasi jantung diasosiasikan dengan trauma yang minimal bagi pasien, dan memberikan hasil positif pada 95% sampai 97% dari prosedur. Sayatan yang lebih kecil juga berarti lebih sedikit eksposur, dan penanganan jaringan, yang bisa menurunkan kemungkinan infeksi,” kata Direktur RSUD Zainoel Abidin dokter Syahrul.
Menurut Syahrul, hasilnya sangat luar biasa. Masa penyembuhan pasien lebih cepat, dan mereka bisa keluar RS dalam waktu yang cukup sebentar.
