Bisnis.com, JAKARTA - Memulai bisnis memang memerlukan persiapan. Namun demikian, hal yang lebih penting adalah menjalankannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Virgie Nania. Berawal dari keinginan untuk membuatkan anaknya baju dari kain batik, Nania justru terpikir untuk memproduksi dan memasarkan pakaian anak-anak.
Namun demikian, dia mendapatkan kendala di tengah jalan. Selain dana yang terbatas, dia juga tak memiliki keahlian menjahit baju.
“Saya punya banyak ide untuk model baju, tetapi tak bisa menjahit. Saya sudah coba mencari-cari karyawan, tapi tak semudah yang dipikirkan,” ujar Nania yang juga berprofesi sebagai penyiar di salah satu radio swasta di Jakarta ini.
Akhirnya, ibu satu anak ini mendapat ide untuk memuluskan proses produksi baju anak yang diberi nama I Love Batik. Dia menyerahkan proses produksi jahit kepada salah satu penyedia jasa konveksi yang ada di dekat rumahnya. Kendati menyerahkan proses produksi kepada pihak lain, Nania tetap mendesain dan memilih bahan baku.
Menurut Nania, cara ini adalah solusi yang efektif dan efisien. “Dengan menyerahkan jahitan ke konveksi, saya tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli mesin jahit atau mencari tenaga kerja. Saya hanya bayar ongkos jahit saya,” katanya.
Keadaan yang dialami Nania juga dirasakan oleh banyak pelaku-pelaku usaha, khususnya mereka yang baru merintis bisnis. Minimnya modal dan tak kunjung mendapat tenaga kerja yang handal adalah masalah klasik yang sering ditemui.
Namun, Anda tak perlu khawatir. Senada dengan penjelasan Nania, saat ini banyak ditemui pelaku usaha yang menawarkan jasa untuk mengurus proses produksi. Prosesnya dikenal dengan istilah cut make trim (CMT) atau skema maklun.
Salah satu pelaku usaha yang menawarkan jasa maklun jahit adalah Basuki. Pria asli Madiun, Jawa Timur ini, membuka bisnis konveksi yang diberi nama Abe Clothing sejak 1988. “Skema CMT atau maklun bisa diartikan sebagai jasa pembuatan produk garmen mulai dari proses memotong kain, menjahit, hingga mengepak produk yang dilakukan oleh penyedia jasa,” kata Basuki.