Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Perabotan Dapur Handmade Prospektif

Peluang bisnis perabot dapur --termasuk handmade- terbuka lebar lantara adanya perubahan paradigma dapur. Kini, dalam konsep dapur modern, area itu berubah fungsi menjadi ruang makan bahkan ruang keluarga. Peralihan fungsi ini juga menuntut perubahan tampilan dapur.

Bisnis.com, JAKARTA -Peluang bisnis perabot dapur --termasuk handmade- terbuka lebar lantara adanya perubahan paradigma dapur. Kini,  dalam konsep dapur modern, area itu berubah fungsi menjadi ruang makan bahkan ruang keluarga. Peralihan fungsi ini juga menuntut perubahan tampilan dapur. 

Karena dibuat dengan teknik handmade, tampilan produk-produk tersebut terlihat berbeda dengan perabot lain di pasaran. Tak heran, perlengkapan dapur handmadeini semakin diburu oleh ibu-ibu rumah tangga.

Salah satu pelaku usaha yang memproduksi perlengkapan dapur handmade adalah Retno Hastuti. Bersama sang suami, Hery Budiyanto, Retno merintis bisnis perabotan dapur yang diberi nama GSW Woodcraft sejak 1992. “Karena hobi menata rumah, saya berniat membuat perabotan rumah tangga,” katanya.

Setelah mulai berjualan, Retno mendapat masukan dari teman dan pelanggan tentang produk-produk yang laku di pasaran. Tahun 1995, Retno dan Hary menambahkan desain buah stroberi, bunga matahari, bunga tulip, hingga aneka binatang nan lucu. Tak disangka, berkat inovasi desain tersebut penjualan GSW Woodcraft terus meningkat.

“Ada beraneka ragam jenis perabotan rumah tangga yang dijual di pasar. Namun, banyak ibu-ibu yang ingin memiliki satu set perlengkapan dengan desain cerah dan menarik. Saya coba memenuhi permintaan merek,” ujar Retno.

Harga perlengkapan dapur buatan Retno dibanderol mulai dari Rp20.000—Rp550.000 per buah. Margin keuntungan yang didapat dari bisnis ini pun terbilang besar. “Labanya berkisar antara 35—100%.”

Homaedy adalah pelaku usaha yang menjalankan bisnis serupa. Pria asal Sumenep, Madura, ini memulai bisnis pembuatan perabotan rumah tangga yang dinamakan Akar Dewa Jati sejak 1995.

Perabotan dapur lumrahnya terbuat dari kayu, plastik, atau besi. Berkat kejeliannya memanfaatkan material, Homaedy bisa mengubah ‘sampah’ akar jati jadi produk-produk fungsional. “Modal saya saat itu hanya Rp600.000,” kenangnya.

Selain ingin memanfaatkan material yang ada, Homaedy menganggap akar pohon jati memiliki bentuk unik, tetapi kuat dan kokoh. Cabang-cabang akar tak beraturan tersebut dimanfaatkan  menjadi perabotan dapur antara lain mangkuk buah, gelas minum, talenan, nampan, hingga sendok nasi. Di samping pernak-pernik pengisi dapur, dia juga memproduksi benda berukuran besar misalnya meja, vas bunga, dan kursi kecil.

Berbeda dengan perabotan dapur lain yang tampil modern, produk Akar Dewa Jati justru kental dengan nuansa etnik dan kesan natural. Harga produk kerajinan akar kayu dijual mulai dari Rp25.000—Rp500.000. Harga tersebut disesuaikan dengan model dan ukuran perabot. Sedangkan margin keuntungan yang dia dapat dari bisnis ini mencapai 3—4 kali lipat. “Omzet per bulan sekitar Rp100 juta,” ujar Homaedy.

Kala ditanya soal peluang, Retno mengaku bisnis perabotan dapur handmadeterbilang potensial. Menurut Retno usaha ini bisa berkembang pesat asalkan pelaku usaha bisa mengusung konsep produk yang berbeda. “Tantangan berbasis kerajinan tangan adalah kreativitas. Makanya, produk kita harus memiliki ciri khas dan beda dibanding yang lain,” tutup Retno.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper