Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis buku catatan (notes) tak lekang dimakan waktu. Pelaku usaha di bidang ini pun berlomba-lomba menawarkan jurnal harian dengan desain dan tema-tema nan unik.
Salah satu pelaku usaha yang berhasil memproduksi buku catatan berdesain menarik adalah Cicilia. Perempuan berusia 24 tahun ini sukses merintis bisnis notes yang diberi nama Peek My Book pada 2011.
Senada dengan Pia, latar belakang Cicilia memulai bisnis ini bermula dari hobinya mengoleksi buku harian. Dari situ, dia mencoba membuat buku catatan dengan gayanya sendiri. “Kebetulan saya hobi menggambar kartun. Saya coba bikin notesbergambar. Ternyata, banyak teman-teman yang suka,” kata perempuan yang tinggal di Jakarta Utara ini.
Dia menggunakan software komputer untuk menghasilkan desain-desain kartun yang lucu dan unik. Desain tersebut lantas di cetak di atas kertas tebal berjenis Samson yang biasa digunakan di sampul buku.
Cicilia menuturkan, dia tak hanya merancang desain sampul buku catatan. Lebih dari itu, dia juga menambahkan desain-desain nan lucu di bagian dalam buku. Hal ini membedakan produk Peek My Book dengan buku catatan lain yang dijual di pasaran. “Setiap buku memiliki desain kertas isi yang berbeda satu sama lain,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga memproduksi buku-buku bertema khusus yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Beberapa varian buku catatan yang dibuat a.l. buku jalan-jalan (travel journal), buku memasak (cooking book), buku gambar (sketch book), hingga buku untuk pasangan (game of love book). Cicilia mengaku seri game of love menjadi produk paling diminati konsumen.
Cicilia memfokuskan pemasaran produk Peek My Book di dunia maya lewat situswww.peekmybook.com. Selain penjualan via websites, dia juga memasarkan produknya di forum online dan bazaar kerajinan tangan.
Produk Peek My Book dibanderol mulai dari Rp25.000—Rp109.000 per buah. Harga tersebut tergantung dari ukuran dan desain buku. Dari bisnis ini, Cicilia bisa memeroleh keuntungan hingga 100%.
Produk notes yang dijual di pasar sangat banyak. Kendati memiliki model beragam, produk massal tidak memiliki keistimewaan tersendiri. Kesan ini tentu jauh berbeda dengan buku catatan buatan tangan. Sentuhan manusia di produk buku handmade,membuat alas tulisan terkesan eksklusif.
Kesan esklusif inilah yang ingin ditampilkan oleh Cicilia. Bermodalkan kreativitas, dia ini menciptakan berbagai desain sampul dan isi buku spesial bagi para konsumen. Uniknya, mereka memulai membuat buku catatan dari kamar tidur.
Seiring berjalannya waktu, bisnis Peek My Book terus meningkat. Kendati demikian, perempuan yang pernah bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta ini menjalankan semua proses produksi seorang diri. Modal yang dia butuhkan tak banyak, yaitu komputer, printer, mesin pemotong kertas, dan kertas jenis Samson serta HVS.
Dia tak menampik dirinya kini mulai bekerja sama dengan pihak percetakan. “Jika pesanan banyak, saya mengalihkan proses produksi ke salah satu percetakan. Namun, saya masih mengerjakan desain sendiri,” ujarnya.
Kerja keras Cicilia berbuah manis. Jika dulu dia hanya bisa menghasilkan 20—30 buku, kini dia sukses memproduksi 300-an buku setiap bulan.
Soal peluang, Cicilia menilai bisnis buku catatan berdesain menarik ini sangat potensial. Meskipun saat ini banyak dijual produk gadget nan canggih, masih banyak konsumen memilih buku sebagai media untuk mencatat berbagai hal.
“Setiap orang memiliki kedekatan personal dengan buku yang mereka punya. Makanya, kami tawarkan buku-buku bertema dan berdesain khusus. Konsumen bisa menggunakan sendiri atau diberikan ke orang terdekat sebagai hadiah,” kata Cicilia.
