Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CHAIRUL TANJUNG, Anak Wartawan & Miliuner yang Jadi Menko Perekonomian

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi telah menunjuk pengusaha Chairul Tanjung atau yang akrab dipanggil CT sebagai Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa, yang telah mengundurkan diri karena maju sebagai calok wakil presiden dari calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Bos CT Group Chairul Tanjung. Ditunjuk Menjadi Menko Perekonomian gantikan Hatta Rajasa/Bisnis
Bos CT Group Chairul Tanjung. Ditunjuk Menjadi Menko Perekonomian gantikan Hatta Rajasa/Bisnis

Bisnis.com,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi telah menunjuk pengusaha Chairul Tanjung atau yang akrab dipanggil CT sebagai Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa, yang telah mengundurkan diri karena maju sebagai calok wakil presiden  dari calon presiden  dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Saya telah mengambil keputusan mengangkat Saudara Chairul Tanjung menjadi menko perekonomian yang baru,” kata SBY kepada wartawan di kantor presiden, Jakarta, Jumat (16/5/2014) siang seperti diumuat situs resmi Setkab.

Menurut rencana pelantikan CT sebagai Menko Perekonomian akan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (19/5/2014) mendatang.

REKAM JEJAK

Siapa Chairul Tanjung? CT  tercatat di majalah Forbes sebagai orang terkaya ketiga atau 375 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan senilai US$4 miliar atau sekitar Rp46 triliun. Ayah CT adalah A.G. Tanjung, wartawan Orde Lama yang dulu pernah menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil.

Pekerjaan yang dilakukan CT berbeda jauh dengan disiplin ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah. Ketika menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi UI tahun 1981, CT mengalami kesulitan finansial untuk biaya kuliah. Saat itulah kemampuannya berbisnis diasah, dengan berbisnis kecil-kecilan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan sebagainya.

Kemudian dia memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, namun mengalami kebangkrutan.

Setelah itu, dia mencoba membuka usaha kontraktor tetapi kurang berhasil sehingga dia bekerja di perusahaan baja. Selanjutnya CT pindah ke perusahaan rotan di mana dia bertemu dengan tiga orang rekan dan mendirikan Pt Pariarti Shindutama.

Perusahaan tersebut memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor, dan CT beruntung usahanya kali ini menuai untung besar karena perusahaannya mendapat pesanan 160.000 pasang sepatu anak-anak dari Italia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya CT memutuskan untuk berkarya sendiri karena terjadi perbedaan paham dengan rekan-rekannya.

Lepas dari bisnis sepatu ekspor, CT mengarahkan usahanya ke konglomerasi dengan tiga bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multi media. Di bidang keuangan, dia mengambil alih Bank Tugu yang sekarang menjadi Bank Mega yang kini merangkak naik menjadi bank kelas atas.

Dia juga merambah ke bisnis sekuritas, asuransi jiwa, dan asuransi kerugian. Pada sektor sekuritas, CT memiliki perusahaan real estate dan membangun Bandung Supermall pada 1999.

Saat ini, CT berkecimpung di bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi Trans TV dan Trans 7. Walaupun persaingan di industri pertelevisian semakin ketat, namun CT yakin Trans TV bisa terus berkembang melihat bahwa belanja TV nasional telah mencapai angka Rp6 triliun per tahun dan 70% di antaranya akan diambil oleh televisi.

Selain Trans Corp., CT memiliki Para Group yang mengayomi 5.000 karyawan dengan Para Inti Holdindo sebagai kepala industri yang memiliki tiga anak perusahaan, yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

CT melebarkan sayapnya di dunia bisnis dengan menggunakan Trans Corp untuk mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia senilai Rp3 triliun melalui PT Trans Ritel. Setelah memiliki 40% saham Carrefour, dia kini menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S.Bimantoro (mantan petinggi Polri) sebagai komisaris.

Setelah akuisisi oleh Trans Corp, komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%. (Berbagai sumber)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper