Bisnis.com, JAKARTA - Rotan merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia. Dengan keahlian menganyam, para perajin rotan menyulap material alami tersebut menjadi furnitur, wadah fungsional, hingga aksesori.
Ada bermacam-macam produk kerajinan rotan yang dijual di pasar. Produk tersebut dibiarkan ‘polos’ dengan warna natural. Hasil kerajinan rotan yang dihasilkan oleh beberapa produsen terlihat serupa. Padahal, jika diolah dengan baik, produk rotan bisa memiliki nilai jual di mata konsumen.
Salah satu pelaku usaha yang sukses memproduksi bermacam-macam keranjang rotan adalah Ester Ningsih. Perempuan berusia 43 tahun ini menggeluti usaha yang dinamakan The Storage Shoppe sejak 10 tahun silam.
Ketertarikan Ester memproduksi produk rotan bermula dari pengalaman pribadi. Dia mengaku kesulitan mencari produk rotan berkualitas. Apalagi wadah yang dijual di toko rata-rata terbuat dari plastik atau kertas.
“Wadah rotan yang dijual di pinggir jalan banyak, tetapi tampilannya tak menarik. Saya terpikir mengubah tampilan produk rotan tersebut,” ujarnya.
Berbekal kreativitas, Ester memoles anyaman rotan dengan cat warna pastel. Keranjang rotan yang tadinya membosankan kini tampil cantik nan atraktif.
Ester menawarkan produk keranjang rotan berbagai ukuran dan fungsi. Beberapa produk The Storage Shoppe yang digemari konsumen, misalnya tempat alat tulis, wadah baju kotor, kotak mainan, keranjang penyimpanan koran, dan lainnya.
Meski rata-rata menjual perlengkapan rumah tangga, dia juga sering mendapat pesanan dari perusahaan. “Rata-rata perusahaan memesan tempat suvenir yang akan diberikan bagi pelanggan mereka. Kami menerima ukuran dan desain produk sesuai permintaan konsumen,” kata perempuan yang tinggal di Jakarta ini.
Seiring berjalannya waktu, bisnis The Storage Shoppe semakin mencrang. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya kapasitas produksi. Jika dulu dia hanya mampu membuat puluhan hingga ratusan keranjang, kini dia menghasilkan 2.000—3.000 produk setiap bulan.
Ester menjual keranjang rotan buatannya mulai dari Rp50.000—Rp500.000 per buah. Harga disesuaikan dengan ukuran produk. “Semakin besar ukurannya, semakin mahal juga harganya,” katanya.
Ester mengaku produk keranjang rotan bukanlah barang baru. Pelaku usaha ini justru fokus memoles tampilan lama kerajinan rotan agar terlihat lebih modern dan trendi.
Untuk produksi, Ester bekerja sama dengan perajin rotan yang ada di Tangerang, Jawa Barat. Meski demikian, dia memiliki workshop untuk pengerjaan tahap akhir (finishing) di Meruya, Jakarta Barat. Di situ, dia mengecat dan menjahit kain di produk keranjang rotan.
Ester menggunakan cat khusus rotan yang diimpor dari luar negeri. Dia kebanyakan mengecat permukaan rotan dengan warna-warna pastel a.l. biru muda, merah jambu, hijau muda, dan putih. Namun demikian, dia juga mengeluarkan seri warna tergantung musim. “Untuk lebaran saya keluarkan warna hijau dan emas, sedangkan untuk natal saya tawarkan keranjang warna merah,” katanya.
Selain itu, dia juga menambahkan kain katun putih yang sudah dibordir untuk menutupi sebagian permukaan rotan. Jenis kain dan desain bordir bisa disesuaikan dengan keinginan konsumen.
Ester memasarkan produk The Storage Shoppe melalui saluran online dan offline. Di dunia maya, dia membuat situs online dan beberapa akun jejaring sosial. Selain itu, dia juga membuka gerai kecil di Plaza Indonesia, Jakarta.
Menurut Ester, pelaku usaha harus terus berkreasi menghasilkan tampilan produk yang unik dan menarik. Pelaku usaha wajib melihat tren yang berlangsung dan permintaan pasar. “Sekarang ini sedang booming tren shabby chicdan vintage. Makanya, saya coba fokuskan desain ke warna-warna pastel dan aksen feminin. Jika ingin bertahan di bisnis ini, kami harus terus mengasah kreativitas dan meluncurkan produk-produk baru,”kata Ester.