Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KARTU UCAPAN POP UP: Ternyata Bisa Jadi Peluang Usaha Menggiurkan

Memberi hadiah merupakan salah satu cara mengungkapkan rasa sayang kepada orang-orang terdekat. Biasanya, masyarakat mencari barang-barang yang dijual di pasar untuk dijadikan hadiah. Modelnya pun bermacam-macam mulai dari produk fesyen hingga aksesori.

Bisnis.com, JAKARTA - Memberi hadiah merupakan salah satu cara mengungkapkan rasa sayang kepada orang-orang terdekat. Biasanya, masyarakat mencari barang-barang yang dijual di pasar untuk dijadikan hadiah. Modelnya pun bermacam-macam mulai dari produk fesyen hingga aksesori.

Kendati ada beragam jenis hadiah yang bisa dibeli di pasar, banyak orang ingin memberi kado spesial yang merepresentasikan profil orang tersayang. Fenomena tersebut menghadirkan peluang bisnis nan prospektif.

Berbekal kreativitas, beberapa orang menawarkan jasa pembuatan hadiah spesial yang bisa disesuaikan dengan keinginan konsumen (custom gift). Salah satu konsep desain kerajinan tangan yang sedang populer adalah pop-up handicraft.  

Pop-up handicraft merupakan kerajinan tangan yang mengaplikasikan ilmu melipat dan menempel kertas. Keunikan kerajinan ini adalah menampilkan gambar timbul layaknya produk tiga dimensi. Alhasil, kartu, foto, atau karikatur yang biasa jadi terlihat atraktif.  

Salah satu pelaku usaha yang menekuni bisnis ini adalah Morin Pardede. Mengusung merek Popcrafty, perempuan berusia 24 tahun ini memulai usaha kerajinan tangan berkonsep pop-up handicraft sejak 2013.

Latar belakang Morin merintis usaha ini karena melihat produk kartu ucapan yang dijual di pasar rata-rata merupakan produk massal. Berangkat dari hal tersebut, dia ingin membuat kartu ucapan spesial berkonsep personal. Agar makin menarik, dia mengaplikasikan konsep pop-up handicraft di kartu-kartu buatannya.

“Produk pop-up handicraft ini banyak diminati masyarakat yang ingin memberikan hadiah spesial bagi orang tersayang. Selain bentuknya menarik, konsumen juga bisa memesan detail desain sesuai dengan kepribadian sang penerima hadiah,” tuturnya.

Pada mulanya, Morin hanya menerima pesanan kartu ucapan berkonsep timbul (pop-up cards). Berbekal kemampuan dan kegemaran mendesain, dia membuat aneka bentuk dan tema pop-up cards.

Lantaran bersifat personal, dia terlebih dahulu menanyakan informasi seputar tema desain dan sang penerima kado, misalnya hobi, warna kesukaan, atau tempat favorit. Konsumen juga wajib mengirimkan foto. “Jika memungkinkan konsumen mengirim foto wajah [close-up] karena bagian badannya akan saya tempelkan desain khusus,” tuturnya.

Langkah selanjutnya, dia membuat konsep desain kartu ucapan dan merancang pernik-pernik yang dibutuhkan dan sesuai dengan tema. Setelah itu, Morin mencetak desain di atas kertas tipe carton art dengan ketebalan 310 gram. Dia memilih jenis kertas tebal agar kartu ucapan lebih kokoh dan tahan lama.

Morin tidak menggunakan mesin cetak skala rumahan, melainkan bekerja sama dengan percetakan supaya gambar yang dihasilkan jernih dan berkualitas. “Setelah dicetak di karton, saya menggunting dan menempel satu persatu gambar di atas kartu. Proses penempelan cukup memakan waktu karena dilakukan secara hati-hati,” ujar lulusan jurusan desain komunikasi visual Universitas Trisakti ini.

Seiring berjalannya waktu, Morin pun menambah lini produk Popcrafty yaitu bingkai pop-up (pop-up frame). Produk ini dibuat karena banyak konsumen meminta kreasipop-up  dibuatkan pajangan meja atau dinding. Proses pengerjaan pop-up framesebenarnya mirip dengan pop-up cards. Satu hal membedakan kartu yang sudah dihias lantas dilapisi bingkai kayu berlapis kaca.

Produk kartu ucapan Popcrafty memiliki ukuran bervariasi, yakni A5, A4, dan A4. Adapun, jenis pop-up frame hadir dengan ukuran 20cmx25cm dan 30cmx30cm. Alhasil, konsumen bisa memilih ukuran yang sesuai dengan keinginan mereka.

Morin membanderol produk Popcrafty mulai dari Rp125.000—Rp425.000 per buah. Harga tersebut disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran. Dari bisnis ini, dia bisa meraih margin keuntungan hingga 80%. Menurutnya, modal yang diperlukan memang tidak besar, tetapi proses pembuatannya rumit.

Kendati baru menjalani bisnis selama setahun, dia optimis produk pop-up handicraftmemiliki masa depan cerah. karena itu, dia memiliki target membesarkan Popcrafty. “Saya ingin menambah varian produk berupa mahar pernikahan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper