Bisnis.com, BANDUNG--Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia (Aspiluki) menilai penyelenggaraan layanan maupun operasi dengan peranan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) menjadi keniscayaan bagi sebuah perusahaan, karena hal tersebut sudah menjadi tuntutan pasar dan masyarakat pengguna layanan perusahaan.
Ketua Aspiluki Djarot Subiantoro mengungkapkan TIK merupakan suatu alat atau sarana yang mesti sesuai dengan bisnis dan pengembangan oleh masing-masing pelaku usaha untuk mendukung bisnis yang dijalankan.
"Seperti kata pepatah, 'if your business is not in the Internet (online), your business is out of business'. Penyelenggaran layanan maupun operasi dengan peran TIK menjadi suatu hal keharusan untuk mendorong pengembangan bisnis perusahaan," katanya, Rabu (10/12/2014).
Namun, memang diakuinya yang menjadi masalah saat ini adalah harga dari pengadaan setiap elemen infrastruktur TIK tersebut dan khususnya untuk elemen software. Menurutnya, sebagian besar masalah yaitu terdapat pada penentuan biaya atau harga lisensi Software.
Djarot mengungkapkan harga software adalah berdasarkan nilai (value-based) yang bukan berdasarkan 'cost-based'.
"Ini seperti harga barang-barang seni seperti lukisan yang harganya lebih ditentukan oleh nilai di pasar. Namun, sistem pengadaan kita [terutama lembaga pemerintah] masih berbasis biaya (cost)."
Di negara maju perbandingan antara biaya software dibanding biaya konsultan dan implementasi bisa mencapai 1:4, sementara ekspektasi di Indonesia bisa
1:1 atau bahkan 2:1.
Menurutnya, solusi TI bergantung kepada strategy, people, technology, dan process, di mana dua hal yaitu strategi dan proses membutuhkan layanan konsultan dan implementasi.
Hanya saja, tidaklah mesti bagi suatu perusahaan untuk melakukan pengadaan infrastruktur sendiri, karena saat ini mulai banyak tersedia layanan berupa services, baik melalui cloud computing maupun private atau outsourching services, dan lain sebagainya.
"Perusahaan juga bisa saja menggunakan layanan TIK yang tersedia sebagai cloud services, outsourcing services, di mana jangkauan layanannya dapat mencakup sekaligus hardware (server, storage), jaringan, software, jasa konsultansi, implementasi hingga operasi. Dengan semakin maraknya jenis layanan ini maka semakin terjangkau TIK bagi pelaku UMKM."
Sebuah lembaga penelitian TIK Sharing Vision baru-baru ini memang mencatat 28 dari 30 perusahaan yang disurvei pada tahun 2013, menyebutkan harga software dan biaya konsultan seringkali memicu masalah pengadaan infrastruktur TI.
Selain software dan konsultan, harga hardware dan jaringan selalu menjadi masalah dalam pengadaan TI. Secara presentase, tercatat 67% permasalahan pengadaan TI disebabkan oleh harga software, 48% biaya konsultan, 26% harga hardware, dan 15% untuk biaya pengadaan jaringan.
Hal tersebut menunjukan, bahwa setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengetahui harga terbaru software sehingga dapat meminimalisir masalah dalam pengadaan TI.
Dunia Usaha Dituntut Tingkatkan Teknologi, Informasi & Komunikasi
Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia (Aspiluki) menilai penyelenggaraan layanan maupun operasi dengan peranan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) menjadi keniscayaan bagi sebuah perusahaan, karena hal tersebut sudah menjadi tuntutan pasar dan masyarakat pengguna layanan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ria Indhryani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Target Harga ACES Jelang Rebranding Merek Baru
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
Bakal IPO, Ini Dia Sosok di Balik MR. DIY
1 hari yang lalu