Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TAHUN BARU IMLEK 2015: Permintaan Kostum Barongsai Melonjak

permintaan kostum barongsai melonjak dalam perayaan imlek tahun ini
Tarian barongsai/Antara
Tarian barongsai/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan pembuatan kostum barongsai yang digunakan untuk pertunjukan atau sekadar aksesori dan dekorasi meningkat tajam saat imlek. Hal tersebut secara langsung mengerek penjualan dan keuntungan para produsen kostum barongsai termasuk jasa pertunjukan barongsai.

Tak heran, bisnis yang sangat kental dengan kebudayaan Tionghoa ini terus berkibar dan bertahan lama. Apalagi pasarnya saat ini sudah semakin besar dan tak hanya menyasar masyarakat keturunan China.

Salah satu pengrajin kostum barongsai yang telah menjalani bisnis ini sejak setengah dekade terakhir adalah Hartono. Bisnisnya tersebut diawali dengan membuat kostum barongsai khusus anak-anak.

Pria yang akrab disapa Kelik ini memulai bisnisnya dengan modal sebesar Rp500.000 untuk membeli bahan kain dan memproduksi sekitar 150 pasang kostum barongsai.

Saat itu, kostum buatannya hanya dijajakan di klenteng-klenteng dengan menyasar orang-orang yang beribadah. Tak disangka, kostum buatannya laris manis, bahkan peminatnya bukan hanya dari masyarakat keturunan Tionghoa, tapi dari kalangan masyarakat lainnya.

“Sekarang yang paling banyak pesan malahan dari masyarakat pribumi, melebihi pesanan dari masyarakat Tionghoa,” katanya.

Semakin lama, pesanan yang datang tak sekadar untuk pembuatan kostum barongsai anak, tapi juga pesanan kostum barongsai dan naga untuk pertunjukan dari tim barongsai di berbagai Klenteng.

Kini, dalam sebulan Kelik bisa menerima pesanan hingga 100 pasang kostum barongsai anak berbagai ukuran serta 30 kostum barongsai pertunjukan. Untuk memenuhi pesanan tersebut, Kelik dibantu sebanyak sembilan tenaga kerja untuk proses produksi.

Proses produksi diawali dari pembuatan rangka dari bambu sebagai dasar bentuk kostum barongsai. Kemudian pembuatan dan pemotongan pola kain sesuai dengan desain yang diinginkan. Setelah itu kain dijait dan diberi hiasan berupa rumbai-rumbai atau manik-manik supaya lebih menarik.

Setiap kostum barongsai anak yang terdiri atas topeng singa hingga ekor dan celana rumbai-rumbai dapat diproduksi dalam waktu satu hari, sedangkan kostum pertunjukan membutuhkan waktu hingga 10 hari.

“Proses yang paling lama untuk pembuatan topeng singa, karena butuh mengeringkan bahan yang terbuat dari limbah kertas koran,” katanya.

Setiap kostum barongsai anak dijual seharga Rp30.000-Rp35.000 untuk celana rumbai, Rp25.000-Rp100.000 untuk topeng dan ekor, dan sebesar Rp70.000-Rp100.000 untuk satu set kostum.

Sementara itu, untuk satu set kostum pertunjukan dengan bahan kain satin dan dihias payet dibanderol seharga Rp2 juta. Satu set kostum tersebut terdiri atas dua celana, dua pasang sepatu, topeng dan ekor.

Selain itu, dia juga menerima pembuatan kostum barongsai customyang harganya akan disesuaikan dengan ukuran dan bahan yang digunakan. Misalnya, untuk kostum barongsai anak untuk ukuran XL akan dikenai biaya tambahan sekitar Rp10.000.

“Margin keuntungan dari harga jual sekitar 20%-30%,” katanya.

Selain menjual secara langsung di workshop-nya dan secara online, Kelik juga memanfaatkan peran para reseller yang menjual ulang produknya. Dari sistem tersebut, dia pun banyak mendapatkan pesanan dari luar Pulau Jawa.

“Terakhir mendapat pesanan dari pengelola mal di Medan dan Surabaya yang menginginkan kostum barongsai untuk dekorasi mal menjelang Imlek,” katanya.

Meskipun pesanan terus bedatangan, Kelik mengaku membatasi produksi tiap bulannya. Hal itu sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas produk yang dibuatnya dengan menjahit dan merangkai kostum secara teliti.

“Kalau terlalu banyak produksi, kemungkinan hasilnya tidak terlalu baik karena harus mengejar jumlah pesanan,” katanya.

Selama menjalani bisnis ini, beberapa kendala dihadapi Kelik, di antaranya adalah urusan tenaga kerja. Saat pesanan sedang membeludak, jumlah pegawai yang dimilikinya tidak mencukupi untuk memproduksi semua pesanan.

Dia juga mengaku pada Imlek tahun ini dia kewalahan karena permintaan terhadap kostum barongsai meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan bulan biasanya. “Apalagi kalau ada pegawai yang tidak masuk, susah untuk mengejar jadwal pengiriman yang dijanjikan,” katanya.

Untuk mengakali hal tersebut, seringkali Kelik sudah mulai memproduksi kostum untuk stok sebelum menjelang imlek. Sehingga pada saat puncaknya pesanan berdatangan, dia sudah memiliki barang jadi yang siap kirim dan tinggal memproduksi sisanya.

Kelik melihat bisnis pembuatan kostum barongsai masih memiliki celah pasar yang besar, apalagi kebebasan dan tolerasi beragama di Indonesia yang semakin baik menyebabkan kebudayaan Tionghoa juga ikut berkembang.

“Selain untuk melestarikan tradisi, fungsi kostum barongsai juga sudah semakin meluas sehingga siapapun bisa menggunakannya, misalnya untuk pesta kostum,” paparnya.

Selain Kelik, pemain lainnya yang memproduksi kostum barongsai pertunjukan adalah Soetekno atau Oei Eng Tek yang mulai bergelut dalam pembuatan kerajinan Tionghoa itu pada tahun 1970-an.

Bisnisnya tersebut telah diwariskan turun temurun dari orangtuanya sejak dia berumur 20 tahun hingga kini menginjak usia 65 tahun. “Pada waktu itu saya masih meminta bantuan orang tua,  jadi turun temurun lah," jelasnya.

Soetekno mengatakan pada hari biasa permintaan berkisar 2-3 Barongsai per bulan, dan memuncak jelang perayaan tahun baru China yang meningkat dua hingga tiga kali lipat.

Permintaannya pun tidak hanya datang dari Pulau Jawa, seperti Surabaya, Malang, Kediri dan Pasuruan, tetapi dari Singkawang, Kupang dan Papua.

"Tahun lalu dari Singkawang pesan tiga buag, sekarang dua. Sebab di sana sehabis acara ritual, barongsai akan dibakar jadi akan membutuhkan kostum baru tiap tahunnya," katanya.

Sementara itu, proses produksi biasanya dilakukan oleh 3-4 tenaga kerja yang masing-masing bertugas untuk menyiapkan bahan-bahan baku, seperti bambu, rotan, kawat dan kertas, serta membentuk desain kepala barongsai dan menjahit kain.

Untuk harga, satu paket kerajinan barongsai buatannya dibanderol sekitar Rp2,5-Rp3 juta. Namun, dia mengakui patokan harga itu bisa fleksibel bergantung kepada calon pembelinya.

"Kisaran harga saya tidak bisa dipegang. Ini fleksibel, nanti lihat kalau ada pembeli yang sudah berlangganan kita kasih agak murah," katanya.

Meskipun enggan menyebutkan secara detail berapa margin keuntungan yang dia peroleh, pria yang berdomisili di Semarang itu mengatakan laba yang dikantonginya cukup besar. Pasalnya bahan baku pembuatannya mudah didapatkan dengan harga terjangkau.

Selain membuat kostum pertunjukan barongsaidengan jenis kucing atau fu-san yang merupakan model klasik dan banyak digunakan, dia juga membuat kostum model bebek yang lebih modern.

Ukuran kostumnya yang dibuatnya juga beragam, disesuaikan dengan ukuran badan pemain barongsai, mulai dari ukuran anak-anak hingga ukuran dewasa.

Dengan padatnya permintaan jelang Imlek, Soetekno mengaku seringkali kewalahan dalam proses pembuatan pesanan. Pasalnya, pembuatan satu barongsai membutuhkan waktu kerja satu minggu. Untuk itu dia mengaku seringkali menolak pesanan yang datang kepadanya.

"Sebenarnya ada keinginan untuk meningkatkan produksi dan omzet. Tapi, saya tidak mau karena saya sudah tua, lebih baik memaksimalkan yang sudah ada,” katanya.

Meski demikian, dia tetap optimistis bisnis yang digelutinya lebih dari empat dekade tersebut masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Terutama bagi kalangan muda yang bersemangat untuk terus melestarikan kebudayaan Tionghoa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper