Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apron Worker Bikin Celemek Semakin Fashionable

Celemek atau yang lebih populer disebut apron merupakan salah satu benda yang sangat familer bagi orang yang gemar memasak. Saat ini apron tampil dengan berbagai gaya dan pembuatannya menjadi salah satu peluang bisnis yang tengah berkembang.
Apron fashionable/apron_worker
Apron fashionable/apron_worker

Bisnis.com, JAKARTA - Celemek atau yang lebih populer disebut apron merupakan salah satu benda yang sangat familer bagi orang yang gemar memasak. Saat ini apron tampil dengan berbagai gaya dan pembuatannya menjadi salah satu peluang bisnis yang tengah berkembang.

Apron, awal mulanya berbentuk sangat sederhana, hanya berupa kain segi empat yang dililitkan dipinggang untuk melindungi pakaian dari kotoran saat bekerja. Umumnya apron digunakan pada saat berkebun dan memasak.

Seiring dengan berkembangnya zaman, bentuk dan desain apron pun semakin beragam. Celemek-celemek tersebut juga dibuat dengan bahan dan desain yang disesuaikan dengan karakteristik penggunanya.

Misalnya dengan penggunaan aksen seperti pita dan renda bagi para perempuan, atau penggunaan aksen kulit dan penggunaan bahan anti air bagi para pekerja pria.
Selain itu, pengguna celemek pun semakin luas, tak sekadar dikenakan oleh orang-orang yang berkutat di dapur, tetapi juga dijadikan seragam oleh para pegawai di kafe dan restoran.

Peluang tersebut tidak disia-siakan Eunico Christison, sehingga dia mulai mencoba untuk memproduksi apron sejak November 2014 dan terus menjalankan bisnisnya hingga sekarang.

Idenya tersebut dia dapatkan saat pria yang berprofesi sebagai barista tersebut merasa bosan dengan apron yang dikenakan sehari-hari. Selain itu, dia juga sempat melihat apron yang digunakan barista lain saat coffee festival di Malang terlihat sangat keren.

Melihat itu, dia juga tergerak untuk memiliki apron yang fashionable saat digunakan, sehingga dia mencoba untuk memodifikasi dan membuat apron untuk digunakan sendiri.
“Ternyata banyak yang suka dan minta untuk dibuatkan juga. Saya pikir ini peluang usaha, dan akhirnya saya coba untuk menjadikannya sebagai bisnis sampingan,” katanya.
Dengan modal awal sekitar Rp200.000 yang digunakan untuk membeli bahan baku seperti kain, kulit sintetis dan aksesori lainnya, dia pun mulai memproduksi apron perdananya.

Apron tersebut kemudian dipasarkan dan dipromosikan melalui pesan singkat ke rekan-rekannya. Setelah peminatnya cukup tinggi, akhirnya dia membuat akun media sosial Instagram @apron_worker.

Dari pemasaran secara online itu, pesanan lain pun mulai berdatangan dari berbagai daerah. Mayoritas pemesan berasal dari Malang, Jakarta dan Medan dengan sasaran konsumen utama adalah para barista dan pengelola coffeshop. “Ada juga yang pesan untuk melengkapi koleksi apronnya,” imbuhnya.

Sekarang, dalam sebulan Eunico mampu memproduksi hingga 40 buah apron. Apron tersebut diproduksi dengan metode made by order, karena mayoritas apron buatannya tersebut diproduksi sesuai dengan desain sesuai keinginan pemesan.

“Saya juga menyediakan beberapa contoh desain apron dalam katalog yang disediakan,” katanya.

Apron yang dibuatnya tersebut dibanderol dengan harga mulai dari Rp140.000 untuk apron dengan desain sederhana, hingga Rp400.000 untuk apron dengan bahan kanvas yang dilengkapi dengan saku dan aksesori lain.

Dari penjualan apron selama ini, pria asal Malang ini bisa meraup omzet sekitar Rp5 juta-6 juta. Dia berambisi untuk terus meningkatkan penjualannya tersebut. Sayangnya, hal itu terganjal dengan terbatasnya kapasitas produksi yang dia miliki.

“Saat ini tenaga kerja dan mesin jahitnya cuma satu, dan belum menemukan penjahit lain yang bisa menjahit apron dengan baik,” katanya.
Kurangnya tenaga kerja itu membuat untuk pembuatan sebuah apron membutuhkan waktu sekitar tiga hingga lima hari. Sehingga, para pemesan harus bersabar hingga apronnya selesai dibuat sesuai dengan daftar antrean yang telah masuk ke Apron Worker.

Meski demikian, dia terus mempromosikan produknya tersebut. Berbagai cara dilakukan, mulai dari mendekati para pengelola coffee shop di sekitar Malang untuk menggunakan jasanya untuk menyediakan apron bagi para karyawannya.

“Saya juga berencana untuk meng-endorse ke artis dan tokoh masyarakat lainnya, sehingga semakin banyak orang yang mengenal produk buatan Apron Worker,” katanya.
Upaya itu dilakukannya demi mengejar pasar apron yang semakin luas. Selain digunakan oleh para barista, apron juga bisa digunakan sebagai seragam pegawai di kafe atau kedai kopi.

“Di Malang kedai kopi semakin menjamur, begitu pula di daerah lainnya. Itu menjadi peluang saya untuk bisa meraih konsumen yang lebih besar,” katanya.
Selain itu, dengan adanya apron keren buatan Apron Worker, dia bertekad untuk meningkatkan rasa percaya diri para pegawai kafe. Karena, mereka dinilai bisa bekerja dengan tetap gaya. “Sama seperti tagline Apron Worker, do passion with fashion,”ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper