Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semangat Berbisnis Loyo, Waralaba Asing Siap Serbu RI

Kurangnya semangat kewirausahaan yang tinggi dianggap menjadi faktor utama rendahnya pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia yang rerata hanya 2% per tahun, bahkan cenderung stagnan.
Pameran waralaba/Ilustrasi
Pameran waralaba/Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA –  Kurangnya semangat kewirausahaan yang mencapai titik nadir dianggap menjadi faktor utama rendahnya pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia yang rerata hanya 2% per tahun, bahkan cenderung stagnan.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan rendahnya pertumbuhan bisnis waralaba mengakibatkan Indonesia diserbu oleh waralaba asing, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, dan Korea yang keuntungannya lebih menjanjikan.

“Kebanyakan orang Indonesia lebih berfikir bisnis yang cepat jadi, cepat sukses dan instan serta inginnya buka bisinis lalu 2 tahun langsung jadi. Padahal waralaba musti ada unsur keunikan, ada ketekunan dan jiwa kewirausahaan,” katanya di sela-sela acara Info Franchise and Business Concept Expo 2015, di Surabaya, Jumat (8/5/2015).

Dia mengatakan Indonesia perlu waspada terhadap serbuan waralaba asing. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi konsumen. Kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) juga tidak akan mampu mengerem masuknya bisnis waralaba asing.

Adapun saat ini tercatat hanya sekitar 100 merek waralaba di Indonesia dan jumlah business opportunity (BO) mencapai 2.100 merek. Adapun, waralaba asing yang masuk di Indonesia tercatat ada sekitar 390 merek.

Franchise Indonesia yang mampu berkibar sampai luar negeri masih sangat sedikit, yakni cuma di bawah 10 brand. Sementara itu, business opportunity (BO)
yang pertumbuhannya bagus yakni 8% tapi sekadar muncul, lalu tahun depan sudah hilang. Ini karena kurang konsisten,” katanya.

Menurutnya, dalam menciptakan usaha yang berpeluang menjadi bisnis waralaba, setidaknya membutuhkan waktu lima tahun untuk sukses di pasar dalam negeri. Setelah itu, usaha tersebut dilanjutkan menuju bisnis franchise.

“Kalau sudah menjadi franchise di negeri sendiri, barulah terbang ke luar negeri yang tentunya perlu dorongan pemerintah. Selama ini pemerintah mendorong franchise yang sudah matang, atau yang sudah jadi, padahal yang perlu didukung adalah yang baru merangkak,” katanya.

Nasi Bakar Kemangi

Salah satu pemilik waralaba kuliner Nasi Bakar Kemangi, Yohana Erlina, mengaku memulai usahanya sejak 2006, dan pada 2013 mulai merambah ke bisnis franchise. Menurutnya, selain memberikan keuntungan, masuk ke bisnis waralaba juga dapat melindungi hak cipta sebuah produk.

“Banyak orang sering kali mengambil hak cipta produk lalu ditiru dan dijual ke konsumen kami. Kalau sudah didaftarkan merek dagangnya dan di waralaba, mungkin konsumen akan bisa membedakan produk yang asli dengan yang tiruan,” katanya.

Yohana mengungkapkan bisnis waralaba yang dijalankannya kebanyakan menyasar segmen masyarakat menengah yang hanya membutuhkan investasi mulai Rp15 juta, dengan omzet yang menjanjikan rerata Rp11 juta/bulan hingga memperoleh break event point (BEP) atau balik modal dalam jangka sekitar dua tahun.

“Sejak saya daftarkan menjadi franchise, hingga kini sudah ada empat member di antaranya dua gerai di Surabaya, Krian, dan Kalimantan Tengah,” imbuh Yohana.

Dalam kegiatan Info Franchise and Business Concept Expo 2015, ada sekitar 80 booth franchise yang tampil. Sekitar 18 booth di antaranya merupakan franchise asal Malaysia dan sisanya franchise lokal, yang kebanyakan berasal dari Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper