Bisnis.com, JAKARTA -- Jika Anda ingin berbisnis kuliner dengan modal terbatas, tak ada salahnya mencoba sistem kemitraan. Nah, untuk jenis makanannya, salah satu yang bisa dilirik calon pengusaha adalah siomay.
Pasalnya makanan dengan cita rasa ikan yang disiram kuah kacang ini diklaim digemari oleh semua golongan sehingga pasarnya sangat terbuka luas. Kuliner khas Indonesia juga punya penggemar yang loyal.
Hal tersebut diakui oleh Ferry, 49 tahun yang telah berbisnis siomay sejak 2001 di bawah bendera Siomay Menteng.
Pelaku usaha yang berbasis di Jakarta ini mulai melebarkan sayap dengan skema kemitraan sejak 2007. Hingga kini mitranya sudah tersebar di berbagai lokasi dengan jumlah sekitar 200 mitra.
“Tidak ada syarat utama untuk menjadi calon mitra Siomay Menteng, sangat mudah dan simple sekali, yang penting ada tempatnya minimal seluas dua kali satu meter untuk paket outdoor,” kata dia kepada Bisnis, pekan lalu.
Paket outdoor yang dia maksud ditawarkan dengan modal investasi Rp6 juta – Rp7,5 juta. Dengan nilai investasi tersebut, calon mitra sudah mendapat satu paket siap usaha tanpa komisi dan bagi hasil.
Fasilitas yang didapat calon mitra antara lain peralatan jualan siomay seperti panci, kompor gas satu tungku, tabung gas tiga kilogram, selang, regulator, piring, garpu dan pisau.
Ada juga stok awal untuk jualan siomay perdana dengan jumlah sekitar 150 pieces dengan komposisi siomay, siomay tahu dan pare. Di luar itu, mitra juga memperoleh banner dan spanduk untuk mendukung promosi.
“Paket Rp6 juta itu hanya untuk jualan siomay, kalau yang Rp7,5 juta itu untuk siomay dan batagor. Tapi melihat perkembangan pasar, tahun depan saya berencana untuk menghapus paket Rp6 juta,” tuturnya.
Dia tidak membebabankan mitra dengan biaya-biaya lainnya. Namun untuk pembelian bahan baku siomay masih tetap harus dibeli dari pusat sepanjang mitra masih menggunakan merek Siomay Menteng. Hal ini demi menjaga kualitas dan rasa.
“Ada kewajiban untuk re-order bahan baku, minimal 200 pieces dengan harga Rp2.500 per pieces,” kata dia.
Mitra ditargetkan mampu menjual minimal Rp4.000 per pieces atau sekitar Rp15.00 – Rp20.000 per porsi. Dari estimasi Siomay Menteng, omzet yang mampu diraup mitra dalam satu bulan berkisar Rp6 juta hingga Rp20 juta tergantung dari lokasi berjualan dengan margin kotor 100%.
“Kalau estimasi laba bersih sekitar 50%-70% dan omzet penjualan outdoor sekitar Rp3 juta – Rp6 juta, mitra dapat balik modal dalam tiga bulan,” ujarnya.
Bagi pebisnis yang punya modal lebih dan ingin mendapat lebih banyak omzet, Siomay Menteng juga menyediakan skema kemitraan indoor. Nilai investasinya ada dua pilihan, yakni Rp15 juta untuk model konter di mal dan Rp55 juta untuk model tenant di foodcourt.
Dengan modal investasi yang lebih besar dan lokasi yang menengah ke atas, harga jual produk juga dapat dibanderol lebih tinggi. Beberapa mitranya ada menjual Siomay Menteng dengan harga Rp30.000-Rp35.000 per porsi.
Perbedaan harga yang lebih besar tersebut memberi peluang keuntungan yang lebih tinggi juga tentunya bagi calon mitra.
“Jadi tinggal menyesuaikan dengan lokasi jualan. Kalau sasaran Siomay Menteng ini memang lebih cocok kalau di area yang ramai dengan kelas menengah ke atas seperti di kampus internasional. Tidak direkomendasikan untuk area pasar atau kantin sekolah,” tuturnya.
