Bisnis.com, JAKARTA - Nama Yagami Ramen House bisa dibilang cukup populer di kalangan masyarakat Bandung, terutama yang tinggal di Simpang Dago. Usaha restoran makanan Jepang dengan spesialisasi ramen ini berdiri sejak 2012, tepatnya di kawasan Simpang Dago.
David Christian Manurung, Manajer Operasional Yagami Ramen House, menuturkan restoran ini didirikan oleh Satriya Kurniawan Hoedajanto yang sangat menyukai semua produk budaya Jepang, termasuk karakter game dan kuliner dari Negeri Matahari Terbit itu.
Sebelum mendirikan restorannya, Satriya sempat melakukan survei di Bandung dan menemukan tidak banyak restoran Jepang yang benar-benar menyediakan ramen berkualitas. Alhasil, dia rela berangkat ke Jepang untuk belajar membuat ramen.
Restorannya juga sempat beberapa kali ganti nama. Awalnya, nama yang dipakai adalah ramen house tetapi ketika hendak mengurus hak patennya, pelaku usaha lain sudah lebih dulu memakai merek itu.
Dia sempat mencoba memakai merek Satriya Ramen House tetapi dinilai kurang menjual. “Mulai 2014 akhirnya resmi memakai nama Yagami, Yagami itu adalah karakter game si owner,” kata David.
Sasaran yang dibidik Yagami adalah pekerja di perkantoran, kalangan pelajar dan mahasiswa serta keluarga. Meski restoran yang menawarkan menu ramen semakin banyak, Yagami mempunyai strategi untuk tetap bertahan yakni dengan menonjolkan varian ramen dengan rasa yang kuat.
“Kelebihan kami ada pada ramennya, kami punya 14 kuah yang berbeda dan semuanya unik. Perpaduan asin, manis, pedas dan creamy,” kata dia.
Selain itu, Yagami juga menawarkan konsep resto yang unik dengan menggunakan desain interior Japanese pop culture yang didukung dengan wallpaper dan lampion serta fasilitas komik bagi para pengunjung.
Dari kapasitas awal 25 kursi, Yagami Ramen House kini memiliki kapasitas 125 kursi. “Saat ini memang baru ada di satu lokasi di Bandung, tetapi mulai tahun 2015 kami mau berekspansi dengan menawarkan kemitraan,” ujarnya.
Dalam sistem ini mitra berperan sebagai investor dan pengelolaan akan dilakukan oleh pihak Yagami Ramen House. Keuntungan yang didapat akan dibagikan dengan persentase 70% bagi mitra dan 30% bagi pihak Yagami.
“Setelah BEP pembagian hasilnya menjadi 50% : 50%,” ujarnya.
Paket investasi yang ditawarkan hanya terdiri dari satu pilihan yakni senilai Rp318 juta, belum termasuk biaya sewa tempat dan izin usaha.
Mitra akan mendapat pelengkapan dapur yang lengkap, peralatan saji, desain interior seperti wallpaper, bangku dan meja, lampion dan sistem software untuk kasir. Selain itu ada juga bahan baku senilai Rp25 juta untuk estimasi operasional selama satu minggu.
Biaya investasi itu juga sudah termasuk biaya pendampingan satu bulan, di mana calon pegawai akan dilatih di Bandung. “Kelebihan kami yang lain, yakni kami terdaftar menjadi anggota Elemen yakni lembaga konsultasi franchise yang nantinya akan membantu dalam hal promosinya,” tambahnya.
Dari perhitungan Yagami, para mitra diharapkan mampu menjual sekitar 60 porsi per hari agar bisa balik modal dalam 24 bulan. “Masa pengembalian modal mulai bulan ketiga, artinya mitra ditargetkan tidak nombok lagi mulai bulan keempat,” katanya.
Seperti halnya franchise bidang kuliner yang lain, para mitra Yagami juga diwajibkan untuk membeli bahan baku dari pusat. Bahan baku ramen itu diproduksi sendiri termasuk mie dan bumbunya yang diracik dan dikemas dalam takaran standar tiap porsi.
Calon mitra yang berminat diwajibkan untuk menyediakan tempat ukuran 110 m2 berupa ruko, rumah atau di mall. Mitra juga wajib mengisi formulir lebih dahulu dan menyediakan DP serta cadangan modal selama tiga bulan.
.jpg?w=300&h=221)
