Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis dalam pembuatan koper masih terbuka sangat lebar. Apalagi jika bisa membidik pasar yang terus tumbuh tiap tahunnya, seperti para jemaah haji dan umroh.
Salah satu pelaku usaha yang cukup sukses menjalankan bisnis pembuatan koper ini adalah Tri Nur Muat. Pria asal Solo tersebut mulai terjun ke dalam bisnis ini sejak lima tahun terakhir.
Sebelumnya, tri telah bergelut dengan bisnis produksi tas sekolah sejak tahun 80-an di bawah perusahaan CV Sewu Mandiri Sentosa. Melihat kebutuhan dan permintaan yang sangat tinggi terhadap koper, dia pun mulai merambah produksi koper.
“Saat itu juga belum ada produsen koper di Solo, sehingga peluangnya masih sangat besar, apalagi permintaannya selalu ada tiap bulan,” katanya.
Dia melihat pasar yang sangat tinggi terhadap koper tersebut karena kebetulan dirinya memiliki biro perjalanan haji dan umroh. Setiap keberangkatan, jamaah selalu dibekali koper untuk membawa barang-barangnya.
Ada dua jenis koper yang diproduksi Tri, yakni koper dengan troli di dalam, dan koper dengan troli di luar, sedangkan ukurannya terdiri atas koper 20 inchi, 24 inchi dan 26 inchi.
Tri bisa memproduksi minimal 5.000 koper khusus untuk jamaah haji dan umroh tiap bulannya. Masing-masing koper dibanderol dengan harga sebesar Rp165.000 tiap pemesanan 100 koper.
Dalam proses produksi koper, Tri dibantu oleh 20 orang tenaga kerja, di mana masing-masing pekerja mampu memproduksi hingga 500 koper per bulan.
Mayoritas konsumen koper buatannya adalah biro-biro perjalanan haji dan umroh. Saat ini, sudah ada sekitar 40 biro perjalanan di seluruh Indonesia yang bekerja sama dengan Sewu Mandiri Sentosa.
Untuk mendapatkan pasar tersebut, Tri ikut aktif dalam komunitas perkumpulan biro Haji dan Umroh. Selain itu, dia juga memanfaatkan teknologi informasi dengan memasarkan produknya melalu website taskopersolo.com.
Dalam waktu dekat, dia juga berencana untuk melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka cabang konveksi pembuatan koper di Sumatra. Hal tersebut seiring dengan ekspansi yang dilakukan oleh biro umroh dan haji yang dimilikinya.
“Rencana mau buka di Jambi, dengan menyasar konsumen dari kawasan Medan, Padang, Jambi dan Palembang,” katanya.
Selain menerima pesanan dari biro perjalanan, Sewu Mandiri Sentosa juga biasanya mendapatkan permintaan dari perusahaan-perusahaan yang membutuhkan koper untuk media promosi.
Adapun, komposisi jumlah pemesanan koper yang diterima Tri adalah 90% dari biro umroh, dan sisanya dari perusahaan-perusahaan dan lainnya.
Dia pun mulai menjajal untuk memasarkan produknya secara eceran ke toko-toko ritel yang tersebar di daerah Solo dan sekitarnya. Hingga saat ini, respons dari masyarakat dinilai cukup baik dengan cukup tinggi penjualan ritel.
“Masyarakat bisa memilih koper kami karena harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan koper impor, sedangkan kualitasnya bersaing,” paparnya.
Walaupun bisnisnya ini dinilai berkembang sangat pesat, tapi beberapa kendala masih dihadapinya. Selain kekurangan tenaga kerja untuk melayani semua permintaan konsumen, dia juga mengaku seringkali kesulitan untuk mendatangkan bahan baku pembuatan koper.
Pasalnya, hingga saat ini mayoritas bahan dan aksesori koper buatannya merupakan produk-produk impor, yang harganya seringkali naik-turun dan persediannya juga tidak menentu.
Demi mengatasi permasalahan tersebut, dia pun bercita-cita untuk memiliki tempat produksi yang bisa memproduksi aksesori koper, seperti troli, roda, dan lainnya. Selain bisa mengatasi masalah pasokan bahan, hal itu juga dinilai bisa menekan biaya produksi.
Tri sangat optimistis bisnis yang dijalankannya ini masih memiliki peluang yang sangat besar di masa depan. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang beribadah ke Tanah Suci.
Selain itu, Tri juga melihat tren bepergian yang terus meningkat di kalangan masyarakat Indonesia secara umum. Sehingga, warga yang senang jalan-jalan juga bisa menjadi target market yang prospektif. []