Bisnis.com, JAKARTA – Agar suatu bisnis berbasis kemitraan bisa efektif dan berjalan sesuai harapan untuk jangka waktu yang lama, calon pelaku usaha harus pintar-pintar memilih tawaran kemitraan yang paling cocok.
Menurut Messayu Shinta, Wealth Optimation Coach dari Vanaya Institute-salah satu perusahaan konsultan yang menawarkan jasa pendampingan bagi para pemilik modal individual-menekankan agar tidak salah pilih antara franchise atau waralaba dan peluang usaha.
Kedua model bisnis kemitraan tersebut sangat berbeda meskipun sama-sama menawarkan format bisnis yang telah memiliki produk, brand dan sistem.
“Franchise hanya boleh ditawarkan oleh perusahaan yang telah beroperasi minimal lima tahun. Di luar itu bukan franchise yang asli. Tawaran kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan dengan masa operasional kurang dari lima tahun disebut peluang usaha,” katanya kepada Bisnis.
Strategi untuk memilih yang tepat di antara keduanya, kata Messayu, menyesuaikan karakter diri dan tujuan berbisnis dengan tipe usaha. Dia mengelompokkan kemitraan ke dalam dua tipe, yakni tipe investor dan tipe entrepreneur.
Ciri-ciri bisnis dengan tipe investor yakni memiliki tujuan menjadi passive income, sistem operasionalnya dijalankan oleh franchisor, fokus pada BEP investment agar bisa balik modal secepatnya. Tipe ini ada pada waralaba.
Adapun tipe entrepreneur memiliki tujuan untuk business mastery, sistem operasionalnya dijalankan oleh franchisee, fokus pada BEP operation bukan pada balik modal. Tipe ini ada pada kemitraan business opportunity alias peluang usaha.
“Kesalahan yang sering terjadi adalah orang tidak mencocokkan apa yang dia cari dengan tipe usahanya, makanya ada yang gagal dan langsung gulung tikar hanya dalam beberapa bulan,” katanya.
Dia mencontohkan, seseorang yang ingin memiliki passive income dan punya lebih banyak waktu untuk keluarga akan lebih cocok memilih bisnis franchise seperti Indomaret. Operasional pada suatu franchise masih banyak dikendalikan oleh pemegang merek.
Namun jika seseorang ingin mencoba berbisnis dengan tujuan ingin mempelajari dan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, lebih cocok memilih kemitraan peluang usaha.
Pasalnya operasional usaha tidak terlalu banyak dikendalikan pemegang merek dan mitra pun dibebaskan dalam kadar tertentu untuk berkreatifitas.
“Yang perlu diperhatikan sebelum memilih kemitraan yakni menyesuaikan karakter dengan tawaran yang tersedia. Sebelum berinvestasi pada franchise harus digali dulu lebih jauh dengan cara menanyakan pada franchisee yang sudah lebih dulu membeli merek yang sama,” ucapnya.
Bidang Kuliner Margin Terbesar
Menurut Messayu, kemitraan yang dinilai paling memberikan margin terbesar adalah usaha di bidang makanan dan minuman dengan profit sekitar 20% - 30% dari penjualan bersih. Hal ini karena makanan dan minuman adalah produk yang dibutuhkan setiap saat.
“Repeat order untuk makanan sangat tinggi. Modal usahanya bisa kecil tetapi margin dan salesnya cukup besar,” tuturnya.
Kemudian, di urutan kedua bidang usaha kemitraan paling menguntungkan adalah usaha ritel dengan persentase sekitar 5% dari omzet. Messayu yang juga membeli satu franchise di bidang minimarket berujar meski persentase labanya terlihat kecil, namun omzet sehari-harinya terbilang besar.
Selanjutnya, yang juga disarankan Messayu, adalah bidang pendidikan dan ritel di bidang produk-produk kesehatan. “Kedua bidang ini juga menawarkan keuntungan yang cukup besar kepada investor,” katanya.