Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perajin ini Tawarkan Pembuatan Beduk dari Kayu Utuh

Selama Ramadan, para perajin beduk seakan kebanjiran rezeki. Pasalnya, permintaan bisa tumbuh hingga dua kali lipat.
Perajin Beduk. /Antara
Perajin Beduk. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Selama Ramadan, para perajin beduk seakan kebanjiran rezeki. Pasalnya, permintaan bisa tumbuh hingga dua kali lipat.

Salah satu perajin beduk yang khusus memproduksi beduk dari kayu utuh adalah Sugeng. Pria yang berdomisili di Blitar tersebut memulai bisnisnya sejak 1998.

Sugeng mengawali bisnisnya sebagai perajin produk-produk kayu, termasuk kendang dan produk kerajinan lainnya yang bisa diproduksi menggunakan mesin bubut kayu.

Awalnya, Sugeng memproduk beduk secara manual menggunakan gergaji dan peralatan tukan lainnya, kemudian sejak 2000 dia mulai memodifikasi dan merakit mesin bubut dengan ukuran lebih besar agar bisa digunakan untuk membuat beduk.

“Dengan menggunakan mesin bubut, hasil akhirnya menjadi lebih halus dan lebih praktis prosesnya,” katanya.

Karena bantuan mesin itu, dia pun bisa menyetok produk beduknya sebagai antisipasi jika permintaan meningkat menjelang hari besar agama Islam. Produk ready stock biasanya beduk dengan ukuran standar, yakni berdiameter 50 cm – 65 cm dengan panjang 80 cm – 100 cm.

Sementara itu, untuk pemesanan beduk dengan ukuran besar, misalnya berdiameter 1 meter dengan panjang 1,75 m – 2 m, pemesan harus bersabar hingga beduknya selesai dibuat.

Untuk proses produksinya tersebut biasanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 pekan jika semua bahan baku, mulai dari kulit hingga kayunya telah tersedia.

Jika bahan kayu nangka atau trembesi yang biasanya digunakan tidak tersedia, atau cuaca sedang tidak mendukung, maka proses pembuatan beduk bisa mencapai 6-9 bulan.

“Kalau tidak ada sinar matahari proses pembuatan akan kama, karena butuh proses pengeringan untuk kayu dan kulit,” katanya.

Beduk buatannya itu dijual dengan harga mulai dari Rp4,5 juta-Rp6 juta untuk diameter 60 cm, hingga Rp35 juta untuk beduk berdiameter 1 meter.

Selain itu, pemesan juga bisa meminta atau memilih desain ukiran yang akan ditambahkan pada badan beduk. Untuk tambahan ukiran ini akan dikenai biaya tambahan sekitar Rp750.000-Rp1 juta.

“Konsumen juga bisa memesan bentuk modifikasi beduk lainnya, misalnya ingin buat taiko atau beduk khas Jepang, dan bentuk beduk lainnya,” katanya.

Hal tersebut juga menjadi salah satu rencana pengembangan bisnis Sugeng ke depannya. Dia ingin mencitrakan beduk tak hanya identik digunakan di mesjid, tetapi bisa digunakan untuk berbagai kegiatan lainnya.

Selama ini, Sugeng memasarkan produknya secara online melalui website tokobedug.com, serta memanfaatkan promosi dari mulut ke mulut dan rekomendasi dari pelanggannya. Dari sana, dia bisa mendapatkan banyak pesanan termasuk dari daerah-daerah di luar Jawa.

“Pemesan yang datang dari luar Jawa biasanya datang langsung ke workshop kami supaya yakin, setelah itu baru mereka melakukan pemesanan. Jarang ada yang langsung pesan secara online,” katanya.

Dia mengatakan hingga saat ini pengrajin beduk di Pulau Jawa masih bisa dihitung dengan jari, sehingga persaingannya tidak terlalu ketat. Selain itu, permintaannya juga cenderung terus meningkat, sehingga prospek bisnis ini masih cerah ke depannya.[]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper