Bisnis.com, JAKARTA -- Penyewaan kamera dan multimedia tidak hanya berkembang di kota besar seperti Jakarta. Pelaku usaha Edy Musyadad lewat sewawae.com mampu membuktikan bahwa usaha rental kamera juga mempunyai prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan di daerah.
Edy mendirikan sewawae.com di Jombang, Jawa Timur pada 2010. Ketika itu di kota kecil Jombang belum ada komunitas fotografi dan belum banyak yang memiliki kamera.
Lulusan jurusan Komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Malang ini sangat menggandrungi kegiatan fotografi dan sering memotret memakai kameranya.
“Karena banyak teman-teman yang meminta dan ingin meminjam, saya jadi berpikir kenapa tidak dibuat usaha saja,” kata dia kepada Bisnis.
Sewawae.com mengusung taglige berbahasa Jawa “ora usah tuku sewa wae” yang mengajak konsumen tidak perlu membeli kamera mahal, cukup menyewa saja dengan harga yang cukup aman di kantong.
Harga sewa yang dia tawarkan berkisar dari mulai Rp75.000 untuk produk kamera digital SLR. Tetapi ada juga harga super murah untuk kamera digital biasa sebesar Rp25.000 per hari.
Dengan rate harga yang bisa dibilang murah itu, dia dapat menjangkau pasar mahasiswa dan pelajar. Umumya setiap akhir pekan dan musim liburan, hampir semua barang di tokonya dipinjam konsumen. Yang paling laris disewa pelanggan adalah DSLR Canon.
“Pasarnya lebih banyak kalangan muda yang suka hunting foto narsisme misalnya sewa kamera untuk dibawa saat liburan ke pantai. Jadi pelanggan di daerah saya lebih banyak untuk kebutuhan lifestyle bukan kalangan pehobi ataupun professional,” tuturnya.
Edy juga membuka jaringan pelanggan dari kalangan event organizer, penyedia jasa fotografi profesional. Biasanya saat para pelaku usaha mendapat proyek besar dan kekurangan alat, mereka lebih memilih menyewa daripada membeli alat yang baru demi menekan pengeluaran.
Rata-rata dalam sehari, sewawae.com mendapat tiga hingga empat orang pelanggan. Dalam sebulan, Edy mampu mengantongi omzet Rp5 juta – Rp7 juta. Di cabang yang ada di kota yang lebih besar seperti Malang, omzetnya bisa lebih besar, berkisar Rp10 juta.
Kendati demikian, dia mengaku cukup puas karena hampir semua pendapatan akan menjadi laba usahanya. Dia tidak mengeluarkan biaya sewa lokasi sebab usahanya dia lakukan di rumah. Selain itu dia juga tidak punya anak buah sehingga tidak harus mengalokasikan gaji pegawai.
“Enaknya usaha ini karena bisa dilakukan di rumah sehingga barang-barang kita lebih terjamin keamanannya dan profitnya juga bisa sampai 100%,” kata dia.